Chereads / The lost power / Chapter 5 - interesting

Chapter 5 - interesting

"Astaga aku harus ke gerbang sekarang! Semoga diva masih menungguku" gumamku, "jika Leona, Mike dan rayn sesuai dugaan ku gabung ke geng barat maka ini bisa jadi Boomerang untuk mereka.

Mungkin aku akan memarahi Nana habis - habisan hm.. tapi aku harus menghargai keputusan temanku."

"Apa sebenarnya Nana tidak suka Vian ya? Melainkan dia suka rayn! Karena dari gerak - geriknya dia seperti selalu mengamati rayn.

Tapi kalau dia memang suka ya tidak apa, aku sendiri masih bisa menjomblo haha" itu adalah sedikit gambaran di otak ku yang mana semua alter sedang diskusi.

"Hei fia!" Ini suara diva, aku langsung menoleh kearahnya. "Ayo naik tapi aku tidak langsung mengantarmu pulang ya" dia memasang wajah bingung dan menatapku tajam, "aku hanya ingin mengajakmu makan kok" ujarku santai.

Dia mengangguk dan langsung naik, "kita mau makan dimana?" Benar juga.. enaknya dimana ya. "Liat aja nanti hehe" aku melaju dengan kecepatan medium, "kita akan sampai sepuluh menit lagi."

-skip 10 menit kemudian

"Restoran? Tapi kita pakek baju sekolah uy" bener sih tapi yaudah lah, "permisi apa ada kartu sekolah?" Sial! Satpam ini baru ya disini? "Ini kartu pelajar saya pak" aku memberikan kartu pelajar dan segera masuk ketempat ini.

Ya tatapan para pengunjung tidak enak tentunya, "permisi kak, managernya ada di ruangan?" Ujarku dan pelayan itu mengangguk.

"Baiklah terimakasih" aku mengandeng diva untuk ikut, "ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan fi" ujarnya.

"Sebaiknya kita pesan makanan dlu baru memulai perbincangan" dia mengangguk, "permisi" dia memanggil waitres. "Pesan steak rib eye medium rare, untuk minumnya coffe mochachino" aku kira dia bakal pesan well done untuk steaknya.

"Untuk saya medium steak Tenderloin and vanilla milkshake" ujarku, "baik tunggu beberapa menit untuk pesanannya terimakasih" dia segera pergi.

"Kau tidak suka yang medium rare?" Dia mulai membuka topik pembicaraan, "aku suka saja tapi akan aku lebih suka yang matang hehe" balasku cengar - cengir.

"Jadi apa sekarang aku boleh bertanya?" Aku mengangguk, "kau orang yang sempat mengisi kepemimpinan mafia selama satu tahun dan menghilang setelah selesai menjadi pemimpin mafia black dragon kan."

"Tak kusangka kau orang yang mengintaiku, dan aku paham dengan ramalan yang kudengar dari oma bahwa kau adalah the scouth!" Aku menyebutkan legenda nenek ku yang mana tau itu benar, "maksud mu?" Dia sendiri tidak tahu? Aneh.

"Entah lah kata Oma aku akan segera bertemu tiga orang kuat yang kekuatannya sebanding dengan ku, dan mereka punya julukan.. bahkan peran masing - masing.

Yaitu the scouth, the destroyer, the killer and the last of that of course the imitator.

Kekuatan yang diciptakan oleh dewa terkuat yang mana kekuatan itu ditugaskan untuk menghancurkan sesuatu hal yang berbahaya yang mana mencoba menghancurkan manusia."

"Rumit sekali kedengarannya, dan aku sendiri kurang setuju karena selain manusia sendiri ada yang berprilaku seperti iblis maka hal berbahaya itu tak perlu susah payah menghancurkan manusia bukan?" Sanggah nya dan kalimat itu mirip sekali ketika aku membantah ucapan oma pertama kali.

"Memang benar.. Tapi jika kita coba berpikir dari sudut pandang lain secara tidak langsung hal berbahaya itu mencoba mempercepat kehancuran manusia.. yang mana sebenarnya tujuan awal mereka belum diketahui."

"Ini konyol fia dan aku sangat kesal mendengar nya karena secara tidak langsung kita harus bertanggung jawab atas semua manusia" dia benar dan aku juga merasakan hal yang sama.

"Hei diva" aku mencoba membuat pandangannya fokus kepadaku, "setelah ucapan ku ini tolong jangan berpikiran bahwa kau bertanggung jawab atas semua kebahagiaan dan kesedihan orang - orang.

Karena setiap individu hanya punya rasa tanggung jawab atas dirinya bukan orang lain kecuali dia sudah berkeluarga." Dia terlihat kembali bahagia meskipun sedikit sedih.

"Permisi pesanan sudah sampai."

"Tolong panggil menagernya ya kak, saya ada perlu" bisikku lalu waitres itu pergi.

"Ada apa fi?" Tanya diva, "tidak apa, ayo kita makan!" Ujarku.

"Hei fi, kau asal kau tau ya.. kau itu orang unik yang aku temui karena dari sekian orang yang aku kenal pertama kali hanya kamu yang membuatku berpikir dua kali dalam sebuah masalah dan aku pasti akan senang jika bisa berteman dekat denganmu." Astaga dia ini kenapa, sekarang muka ku pasti merah karena dipuji.

"Aku hanya mencoba membuat mu berpikir dari sudut pandang berbeda, karena itu sangat menyenangkan" aku tersenyum kali ini, "oh ya fi, kau bilang seluruh keluarga mu tau tentang kekuatanmu bukan?" Ujarnya pelan.

"Iya kenapa memangnya?" Balasku yang menyuapkan makanan ke mulut, "kok bisa keluarga mu tenang saja? Mereka tidak panik."

"Oma sendiri juga punya kekuatan mistis dan sepertinya dia pernah bilang jika ia keturunan black witch! tapi tidak seperti kabar burung yang tersebar kalau penyihir hitam itu jahat, karena oma orang yang sangat baik."

Aku senang sekali berbincang tentang Oma, karena sekarang aku merindukan nya tapi apa boleh buat, semoga tenang disana oma" batinku.

"Menarik! Wajar jika keluarga mu biasa saja tapi jika semua keluargamu hanya kau dan nenekmu yang punya kekuatan, bukankah itu tanda tanya?" Aku memberikan tatapan sinis padanya, "maksudmu aku dan nenekku orang asing di keluargaku sendiri?" Tatapan matanya seolah bilang iya.

"Sepertinya perbincangan kita cukup sampai sini saja, jika sudah ayo kita pulang" aku tidak bisa meneruskan obrolan ini, "hei dasar kau! Datang tidak bilang terlebih dahulu" seru risa manager restoran yang ku panggil tadi.

"Ku kira kau akan menetap di kantor mu itu haha" gurau ku, "kau sudah mau kembali?" Aku mengangguk. "Dasar pemilik restoran malas, jika aku tidak mengurus ini maka kau akan dihukum oleh papamu" aku tersenyum, "dia terlalu sibuk untuk menghukum ku sayang, aku balik dulu yaa" aku segera menggandeng tangan diva.

-setelah sampai di pakiran motor dia melepas genggaman ku

"Sepertinya pertemuan kita sampai sini saja fi, terimakasih buat makanannya.. gue cabut dlu" he? Kenapa tiba - tiba, "baiklah, lain kali jangan terlalu formal jika dengan ku yaa."

Dia sudah pergi, hm.. atau bahkan menghilang dengan cepat.

"Kalau begitu aku harus cepat kerumah, atau kak ashes akan marah."

Aku segera menuju parkiran motor dan pulang dengan cepat, "jika pernyataan diva benar, maka apa yang sebenarnya terjadi?

Apakah aku dan Oma orang asing di keluargaku.. tapi aku yakin itu tidak mungkin, namun kenapa mama dan papa tidak punya kekuatan apapun."

Pertanyaan itu terus muncul dan membuat ku harus menyelidiki kasus ini.