Chereads / The lost power / Chapter 6 - where

Chapter 6 - where

"Anak ini dari tadi belum pulang.. kemana sih! Atau dia masih marah pada kami?

Dasar putri kecil itu selalu berbuat ulah, tapi disini mungkin kami juga salah.

Andai waktu itu aku menyempatkan berbicara pada fia sebelum menyelidiki kasus Oma, tapi kak Rei bilang fia harus siap dengan keadaan.

Jika aku jadi fia mungkin akan melakukan hal yang sama, jadi aku juga tidak terlalu berhak memarahinya."

Ashes mengkhawatirkan fia dan mulai overthinking, tak lama ada telpon masuk.

"Hallo ashes? Bagaimana keadaan disana?" Seru Rei santai, "hei cepat kesini lah! Adek lu gak balik dari tadi."

"Jangan kenceng - kenceng suaranya, telinga gue sakit nih" Rei masih sempat bercanda.

"gue serius ya kak! Kalo emang lu gak bisa balik malem ini berarti kita harus siap dibenci oleh fia.

Kau tau sendiri dia harus menanggung beban yang berat diusia mudanya, padahal seharusnya itu tugas kita."

"Gue dah otw kerumah fia, dan jangan khawatir aku akan mengurus masalah ini dengan baik."

Rei Viktor orang yang terkenal ramah, ambisius dan jenius. Banyak yang setuju jika ia menjadi pemimpin Yakuza selanjutnya, ibunya juga berharap banyak padanya.

Tapi ketika dia diberi tugas untuk menyelidiki kasus kematian Oma dan menang awalnya dia menolak karena dia pikir kematian Oma tidak ganjil tapi jika ditelusuri lagi ada beberapa hal yang ganjil.

"Kak ashes? Apa itu kamu.." fia memastikan dari luar pintu, "eh fia udah Dateng nih, klo udah Deket tempat yang gue sharelock telfon lagi ya kak."

Ashes segera mematikan telponnya dan fia sudah di depannya sekarang.

"Kenapa lama banget pulangnya?" Seru ashes, "tadi mampir ke toko bentar" fia membalas pelan.

"Kak Rei belum datang? Atau sudah lupa dengan ku."

"Dia sedang dalam perjalanan kesini fia, dan maaf mungkin waktu itu kami terlalu sibuk memecahkan misteri Kematian oma-" fia menatap tajam ke arah ashes dan memotong ucapannya.

"Sudah ku bilang kan jika ada hal yang berhubungan dengan Oma, maka aku yang akan mencari tahu itu! Kalian ini memang keras kepala" fia menyuarakan isi hatinya.

"Kau yang masih kecil mana bisa menanggung hal seperti ini fi, menyerahlah dan segeralah dewasa" tiba - tiba Rei muncul, "kau tau kak? Kamu orang yang paling menyebalkan! Karena aku tidak bisa marah dan memukulmu."

"Kau juga harus tau fia, seharusnya kau tidak perlu marah toh tugas yang mom berikan masih stabil" kemarahan fia sudah memuncak sekarang, "kalian boleh tidur disini dan memakai fasilitas nya sampai kapan pun, dan maaf aku harus pergi karena ada janji dengan teman."

"Kau sedikit keterlaluan Rei, memangnya kau sendiri tau mom memberinya tanggung jawab seperti apa?

Tidak mungkin mom memberinya sedikit beban, karena mom sendiri orang tua yang ambisius sepertimu dan pastinya fia sudah pernah mencoba menggantikan posisi yang seharusnya milikmu" ashes sedikit membela fia yang sudah pergi keluar rumah dari tadi.

ALIFIA POV'S

"Sial! Seenaknya saja jika bicara.. memang dia kira aku tidak menderita disini? Dan dia saja yang kesusahan mencari jejak pembunuh oma!

Lagi pula dia sendiri terlalu sok ingin menyelesaikan dengan cepat! padahal dia sendiri tak tau apapun! Jika saja dia tetap mengambil kepemimpinan itu, maka aku tidak akan seperti ini."

Sudah tiga puluh menit berlalu dan aku masih berada dijalan, entah lah rasanya mau ketempat mana pun tidak akan nyaman.

Tak lama aku terhenti karena kemacetan lalu lintas, tapi sepertinya ini bukan macet biasa karena aku bisa lihat seperti ada bekas pertarungan disana.

"Untung aku memakai masker untuk menyamarkan identitas ki" batinku, lalu aku segera turun dari motor untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi aku malah menyaksikan pemandangan yang sangat tidak bagus untuk orang lain tapi untuk suasana hatiku saat ini justru pemandangan ini sangat menarik.

"Cepat lari! Dia akan membunuh kitaa" semua orang berhamburan tapi percuma kekuatan pedangnya sangat kuat dan hasilnya semua orang lenyap.

"Kau kuat juga yaa, ha-ha-ha ternyata ada juga yang bisa menyaingi pedang iblis ini!" Heh? Orang lemah sepertinya bisa tertawa juga.

Aku memberikan senyuman tipis padanya, "semua sudah beres disini?" Temannya datang dari pintu portal yang entah darimana.

"Hanya tersisa orang itu" dia menunjukku, "wah kita bisa memutilasinya jika memang wajahnya cantik, atau kita taruh kepalanya sebagai pajangan saja."

Teman nya itu banyak omong juga, dan tak lama aku terteleportasi ke masa lalu yang mana ini jelas bukan ulah ku, melaikan temannya yang baru datang itu.

"Ucapkan kalimat terakhirmu jika ada, ha-ha-ha" dia menyerang ku dengan cepat menggunakan tanah, dan kekuatan ini jelas sekali sedikit lebih kuat dari ajeng.

"Jika hanya segini, kau tidak akan bisa membunuhku" aku menangkis tanpa tergores sedikit pun.

"Kau hebat juga ya! Kalau begitu terima ini, earth wave!" Sialan! Kuat juga dia, "wind Shield! Jika masih ada yang dipamerkan akan ku beri satu kesempatan lagi!" Ujarku lugas.

"Kau pemberani rupanya, tapi sepertinya ini hari terakhir mu haha" dia membuat tanah disekitar menyerang ku dengan cara menusuk bertubi - tubi kearahku.

"Lama tak bertemu ya fia! Tsunami storm clouds" orang itu tiba - tiba muncul dan membuat keadaan sekitar mendung.

Lalu muncul awan besar sekali seperti ombak tsunami dan membuat mereka berdua mati didalamnya.

"Kau siapa?" Ujarku yang masih setengah bingung karena kekuatannya sangat kuat! Bahkan aku harus bertarung dengan nyawa jika harus melawannya sekarang.

"Aku Shila apa kau lupa?" Yang benar saja! "Bagaimana? Kau sudah mengenal ku?."

Shila marta adalah teman sekolah dasarku dulu dan kami memang dekat tapi dia pindah keluar negri karena urusan keluarga dan aku tak pernah menerima kabar darinya setelah kejadian itu.

"Jangan mendekat!" Ucapku spontan ketika ia melangkah menuju tempat ku berdiri, "kau takut dengan sahabatmu sendiri?" Sial! Jika dia tidak memiliki aura gelap aku pasti membiarkannya dekat denganku.

"Kau kesini tidak sendirian kan?" Aku merasakan hawa keberadaan orang lain disini, "kau hebat juga sudah sampai tahap itu, tapi maaf aku harus membawamu.

Tangkap dia! Dan jangan biarkan dia lolos."

Aku tidak yakin tapi sepertinya Shila seperti dikendalikan, tubuhnya bergerak tidak seperti yang dia mau.. apa terjadi sesuatu padanya? Haduh aku tidak bisa memikirkan itu sekarang! Aku harus membasmi pasukannya.

"Aku harus membunuhnya dalam satu serangan, dark wind slash!" Batin, "kau kuat juga ya!" Shila hendak menyerang ku tapi aku segera memberikan pukulan yang cukup dilehernya dan dia segera pingsan.

Aku masih bisa merasakan hawa keberadaan seseorang yang mana hawa negatifnya sangat kuat! "Tunjukkan dirimu! Atau aku akan membunuhmu" aku benar - benar marah sekarang.

"Aku kira kita tak perlu bertemu langsung sekarang, toh ketika kau resmi kembali! Aku akan menyambutmu dengan boneka ku yang baru saja kau lumpuhkan."

"Dia bisa dengan enteng berbicara seperti itu berarti dia orang yang tidak punya hati nurani, atau memang sudah ia hilangkan? Cih! Psikopat" umpatku dalam hati.

Aku spontan menuju kearahnya dan sempat menyentuhnya, dia terjatuh dari pohon dan begitu pula aku. Kami bertatapan dan dia gadis yang lucu juga, "cantik!" Ucapku spontan.

"Hah?!" Dia menamparku, "hei aku hanya memujimu" ujarku ta terima. "Asal kau tau ya! Kau adalah orang paling menyebalkan, dan jangan lupa aku ini musuh mu!" Dia aneh tapi lucu juga.

"Sial! Karena wajah imutnya itu aku sampai tidak bisa marah:) dasar orang aneh!" Baru ku, "lagi pula siapa yang menganggapmu teman? Dan jangan sentuh Shila atau aku akan benar - benar membunuh mu lho!" Aku mengancamnya.

Wajahnya merah sekarang, entah mungkin malu. "Kau kira aku takut? Coba saja ha-ha, toh Shila akan kembali ke tempat ku lagi karena sihirku masih belum bisa kau rusak.

Padahal kau keturunan black witch tapi sihirmu sama sekali tidak nampak! Apa benar kau keturunan murni dari demon atau hanya sekedar rumor saja" ucapannya memang enteng sekali dan terkesan menyebalkan tapi aku yakin sepertinya dia orang baik.

"Jika yang kau bicarakan Oma, maka maaf dia sudah tenang dialam sana dan ya.. aku memang tidak mau terlalu mendalami sihir karena aku yakin itu bukan hal yang baik untukku kedepannya."

"Ternyata benar.. kau masih belum tau yang sebenarnya, kasian sekali kau harus kehilangan ingatan penting mu.

Padahal jika kau mendapatkan nya, aku akan dengan senang hati melayani mu! Dan jangan lupa ya, jika kau tidak menyelamatkan temanmu ini maka jangan salahkan aku jika dia mati karena kehabisan energi."

Dia pergi membawa Shila, "sial! Aku ini kenapa sih. Padahal teman ku sedang sekarat tapi aku malah diam, haduh sekarang aku harus bagaimana?" Pikiranku benar - benar kacau sekarang.

Aku mencoba berjalan menyusuri hutan ini, siapa tau aku menemukan sesuatu dan sepertinya aku akan menetap disini saja sampai besok.

Di tempat lain-

"Ini fia kemana dah? Telpon gak aktif anjir! Padahal kalo jam segini dia gabut dirumah" serba - serbi Omelan Leona, "gue coba telpon rayn kali ya.. biar dia nyari fia, tapi aneh jika fia pergi gitu aja tanpa ninggalin pesan apapun."

Tak lama rayn datang ke rumah Leona, "na keluar dlu gih! Ada temen mu tuh" celetuk mama Leona dari depan kamar Leona.

"Temen? Siapa ma.." Leona menunggu jawaban, "katanya sih brayn namanya dan nyari fia! Memangnya fia kemana?" Leona segera keluar kamar dan mengabaikan ucapan mamanya.

"Dasar anak kurang ajar!" Kemarahan mama Leona membuat sedikit kekuatan listriknya keluar, "sabar ma.. anak kita kan udah remaja, jadi wajar saja" Papa Leona mencoba menenangkan.

"Hei rayn, katanya kau mencari fia kan?" Leona berlari secepatnya agar bisa bertemu rayn, "iya aku rasa ada yang aneh dengannya.. aku coba menelfonnya tapi perangkatnya selalu diluar jaringan dari tadi."

"Memangnya kamu pacarnya fia?" Seru mama Leona yang baru saja ikut nimbrung, "saya masih belum bisa dibilang begitu Tante, tapi saya berusaha untuk saat ini" jawab rayn tegas.

"Haduh mama malah nanya aneh - aneh, ayo kita kerumahnya sekarang dan menemuinya!" Rayn segera pamit dan menunggu diluar.

"Sepertinya kau suka dengannya ya leona?" Mama leona mencoba memastikannya, "mana mungkin aku menyukai pria yang seharusnya dengan fia kan ma?" Leona memberikan senyuman tapi matanya tidak bisa bohong.

Dia segera menyusul rayn dan pergi, "sepertinya fia akan segera kembali, dan kita harus kembali juga" seru papa Leona. "Tentu saja! Kita harus membantu yang lainnya melawan raja itu, dan kita harus segera menuju ke kerajaan angin jika kembali."

Jake Lewis Edlyn adalah raja dari kerajaan death panthom yang hilang.

Emma Charlotte Edlyn istri Jake dan sudah mempunyai dua anak yaitu Nara edlyn dan Leona edlyn.

Keluarga ini mempunyai hubungan kuat pada keluarga fia, dan satu - satunya keluarga yang tidak tereset ingatannya.