Chereads / Eerste liefde / Chapter 5 - Four

Chapter 5 - Four

"Kenapa?"Tanya Aaric ke Leona karna ia melihat Leona hanya diam saja.

Masih tidak ada jawaban dari Leona, Aaric memilih untuk menuju tempat di mana Leona berdiri dengan spontan Leona memundurkan dirinya karna ia masih terlalu takut. Aaric yang melihat itu juga bingung ia semakin mempercepat tempo berjalannya menuju Leona.

"Leona awas!!"Pekik Aaric ketika ada motor yang berkecepatan tinggi sedikit lagi ingin menabraknya, kalo Aaric telat sedikit saja mungkin sekarang Leona sudah berada di atas ranjang rumah sakit dengan luka yang mungkin lumayan banyak.

"Kau tak apa?"Tanya Aaric ketika Leona berada di pelukannya.

Leona yang masih merasa shock karna ada yang hampir menabraknya dan tiba-tiba saja ia di tarik Aaric ke dalam pelukannya semakin membuatnya shock.

"A-aku tak apa"Jawab Leona gugup sambil berusaha melepaskan diri dari dalam pelukan Aaric, sejujurnya ia merasa nyaman ketika di peluk Aaric sehingga ia tak pengen melepaskannya tapi ia bisa apa mereka baru bertemu untuk yang ke-2 kalinya hari ini.

Aaric yang merasa Leona merasa tidak nyaman berada di pelukkannya langsung segera melepaskanya dan meminta maaf.

"Ah maaf aku tidak sopan memeluk mu"Ucap Aaric.

"Tak apa, justru aku yang berterima kasih kepadamu karna sudah menyelamatkan ku tadi jika kau tidak menyelamatkan ku pasti sekarang aku sudah berada di atas ranjang rumah sakit"Balas Leona membuat Aaric tersenyum syukurlah Leona tak marah kepadanya.

"Oo ya kenapa tadi kau melihatku dengan wajah ketakutan"Tanya Aaric kepada Leona memecahkan keheningan mereka di dalam mobil Aarick, ya tadi Aaric mengajak Leona untuk berbicara di dalam mobil saja karna di luar matahari cukup terik tetapi begitu sampai di dalam mobil Aaric salah satu dari mereka pun tak ada yang memulai percakapan.

"Ah, aku hanya ketakutan melihatmu tadi"Jawab Leona pelan namun masih bisa di dengar oleh Aaric, Aaric yang mendengar itupun tertawa membuat Leona menatapnya heran.

"Hahaha kenapa? Aku tidak akan memakan mu kok"Tanya Aaric sambil tertawa.

"Wajah mu sangat menyeramkan tadi seperti ingin memangsa seseorang"Jawab Leona dengan pelan lagi.

"Ya aku emang ingin memangsa seorang"Ucap Aaric serius membuat Leona yang awalnya menunduk kini mentapnya dengam wajah kaget.

"Siapa yang ingin kau mangsai?"Tanya Leona membuat Aaric menunjukkan smirknya.

"Kau ingin tau"Tanya balik Aaric sambil menatap Leona dengan smirknya.

"Mm ya, tapi jika kau tak ingin memberi tahu ya sudah"Jawab Leona sambil menelan air liurnya yang sangkut di tenggorokannya.

"Kau"Ucap Aaric dengan smirknya membuat Leona kaget.

"Ha? Aku?"Tanya Leona jujur saja sekarang ia ingin kabur keluar dari mobil ini tetapi pintunya sudah di kunci oleh Aaric tadi.

"Ya aku ingin memangsamu"Jawab Aaric kali ini ia berbicara dengan deep voice membuat darah di dalam tubuh Leona merasa berdesir apa lagi sekarang jarak antara wajahnya dan Aaric hanya berjarak sekitar 5 cm.

Melihat Leona yang sudah ketakutan Aaric pun segera menjauhkan wajahnya dan kembali tertawa. Tentu saja hal itu membuat Leona semakin terkejut bahkan semakin takut kenapa Aaric seperti mempunyai 2 kepribadian yang akan berubah-ubah dalam sekejap.

"Tenang jangan takut, aku hanya bercanda"Ucap Aaric menenangkan Leona dan sedikit tertawa.

"K-kau menyeramkan"Balas Leona sedikit gagap.

"Hahaha maafkan aku"Ucap Aaric berusaha menenangkan Leona yang masih ketakutan.

"Bagaimana sudah memaafkan ku?"Tanya Aaric ke Leona, melihat Leona yang hanya diam saja tak memberikan reaksi apapun ia pun memasangkan sabuk pengaman kepada Leona membuat Leona semakin kaget setelah itu ia memakaikan sabu pengaman untuk ia sendiri dan ia langsung membawa Leona pergi dari tempat itu.

"Kita mau kemana?"Tanya Leona sedikit panik ia takut Aaric melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya.

"Pulang"Jawab Aaric singkat membuat Leona kaget.

"Pulang kemana"Tanya Leona.

"Kerumah kita"Jawab Aaric membuat Leona kaget lagi sepertinya ia harus periksa ke dokter apakah ia mampunyai penyakit jantung atau tidak takutnya karna di buat kaget terus oleh Aaric, Leona mempunyai penyakit jantung.

"Tidak bisakah kau sekali saja tidak bercanda? Kau membuatku kaget terus bagaiman jika aku terkena penyakit jantung"Kesal Leona, Aaric yang melihat itu hanya tertawa.

"Iya-iya maafkan aku, omong-omong siapa pria tadi yang makan bersama mu?"Tanya Aaric.

"Astaga aku lupa dengan bocah satu itu"Ucap Leona dengan segera ia menelfon pria yang bersamanya tadi untuk menyuruhnya langsung pulang saja kerumah tidak usah menunggunya.

"Siapa dia?"Tanya lagi Aaric ketika Leona sudah selesai menelfon pria itu.

"Dia sepupuku yang bernama Arga"Jawab Leona.

"Tetapi kenapa kalian mesra sekali?"Tanya Aaric membuat Leona bingung pasalnya Aaric seperti seorang pria yang cemburu ketika pacarnya pergi dengan pria lain.

"Kau kenapa?"Tanya balik Leona.

"Aku kenapa?"Tanya lagi Aaric menatap Leona bingung.

"Kau seperti pria yang cemburu ketika pacarnya berjalan dengan teman prianya"Ucap Leona membuat Aaric sedikit tertawa, Aaric berfikir apakah terlalu kelihatan jika ia cemburu.

"Ya aku memang cemburu"Balas Aaric membuat Leona menatapnya penuh keanehan.

"Eh? Kenapa kau senang sekali bercanda?"Tanya Leona membuat Aaric memilih untuk menepikan mobilnya.

"Aku tidak bercanda"Jawabnya.

"Jujur bercandamu tidak lucu"Ucap Leona terkekeh mendengar jawaban dari Aaric.

"Sudah ku bilang aku tidak bercanda, aku mencintaimu dari dulu hingga sekarang"Balas Aaric menatap Leona yang di tatap semakin heran akan ucapan dari Aaric.

"Dulu?"Tanya Leona membuat Aaric mengangguk.

"Aku selalu mencarimu kemana-mana semenjak kepergianmu yang tidak berpamitan kepadaku, aku seperti orang bodoh yang selalu sendiri tanpa ada yang menemani"Ucap Aaric semakin membuat Leona bingung.

"Aku Aaric Genova Baldomero anak dari majikan ibumu 22 tahun yang lalu"Ucap Aaric lagi membuat Leona terkejut.

"J-jadi kau Aaric anak dari majikan ibuku yang dulu?"Tanya Leona dan Aaric menganggung membuat Leona semakin terkejut.

"Ya, kenapa kau tidak berpamitan kepadaku ketika pergi waktu itu"Jawab Aaric dan ia menanyakan apa pasal Leona tidak berpamitan kepadanya.

"A-aku terlalu takut waktu itu, aku di marahi oleh daddy mu karna aku kau jadi jarang membaca buku tentang perbisnisan"Jawab Leona sedikit gugup dan pelan namun masih bisa di dengar jelas oleh Aaric, Aaric yang mendengar bahwa ayahnya memarahi Leona ketika waktu itu menjadi emosi.

"Kenapa kau tak bilang kepadaku?"Tanya Aaric.

"Sudah ku bilang aku terlalu takut untuk menemuimu dan juga aku tak ingin menambah masalah lagi"Jawab Leona, Aaric merasa menyesal karna ia tak tau jika Leona pernah di marahi oleh ayahnya.