Chereads / Eerste liefde / Chapter 6 - Five

Chapter 6 - Five

"Ayo ikut aku pulang"Ajak Aaric ke Leona.

"Tidak, aku tidak ingin ada masalah lagi"Balas Leona.

"Biar aku yang urus itu, sekarang kau ikutlah denganku"Ajak Aaric lagi tetapi Leona tetap tidak ingin ikut.

"Tidak"Balas Leona membuat Aaric menggeram kesal emosinya sedang tidak stabil sekarang

"Jika kau tidak mau akan ku buat kau mau"Ucap Aaric membuat Leona yang mendengarnya sedikit takut, setelah itu Aaric kembali menjalankan mobilnya kini ia berjalan menuju dimana rumah keluarga Leona berada ia akan menyuruh Leona untuk mengemasi barang-barangnya jika Leona masih tidak mau terpaksa ia akan langsung membawa Leona kembali ke kota.

°°°

Sesampainya di depan rumah keluarga Leona, Aaric menyuruh Leona untuk masuk ke dalam dan mengemasi barang-barangnya dengan wajah yang datar. Melihat itu akhirnya Leona pasrah jika ia menolak itu akan menjadi hal buruk kepadanya jadi mau tidak mau ia turun dan masuk ke dalam rumah keluarganya untuk mengemaskan baju-bajunya dam berpamitan dengan alasan ada pekerjaan mendadak, karna tidak mungkin ia mengatakan jika ia di paksa pulang oleh Aaric.

Setelah Leona kembali ke dalam mobil, Aaric langsung membawa Leona menuju hotel yang sudah ia pesan tadi ketika Leona pergi mengemaskan bajunya di rumah keluarganya.

"Kenapa kita ke sini?"Tanya Leona bingung karna mereka datang ke hotel, Leona pikir tidak mungkin kan Aaric akan melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya.

"Kita akan menginap disini hari ini, besok baru kita pulang"Jawab Aaric masih sama menggunakan wajah yang datar tanpa ekspresi.

"Kau tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak kan kepadaku?"Tanya lagi Leona memastikan pikirannya salah.

"Jika kau ingin aku bisa melakukan hal yang tidak-tidak kepadamu"Jawab Aaric sambil memajukan wajahnya ke depan wajah Leona, Leona menelan air liur susah payah ketika Aaric melakukan hal itu.

"Jangan mengada-ngada"Ucap Leona menepuk tangan sebelah kiri Aaric yang di pukul hanya melihat sekilas tidak memberikan reaksi apapun.

Mereka masuk ke dalam kamar yang sudah di pesan oleh Aaric, Aaric sengaja memesan satu kamar yang besar agar ia bisa tidur bersama Leona. Aaric tidak ingin melakukan hal yang melebihi batas, ia memesan satu kamar untuknya dan Leona ini agar Leona tidak kabur saja.

"K-kita satu kamar berdua?"Tanya Leona gugup ketika masuk ke dalam kamar yang di pesan Aaric.

"Ya, agar kau tidak pergi lagi"Jawab Aaric datar dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Leona yang masih terdiam di dekat kasur, akhirnya memilih untuk membaringkan dirinya ia pikir Aaric pasti tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya jadi tidak apa. Aaric selesai membersihkan diri sekitar 15 menit dan ya Leona terperanjat kaget begitu melihat Aaric yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk sepinggang.

"Astaga cepat pakai baju mu!"Pekik Leona kaget cepat-cepat ia menutup matanya.

Aaric yang melihat itu mulai melancarkan aksi jahilnya, ia sengaja mendekat ke Leona dan membisikkan sesuatu di telinga Leona yang membuat Leona bergidik ngeri.

"Kau ingin bermain denganku?"Ucap Aaric tepat di telinga Leona dengan deep voicenya yang sangat mengerikan.

Mendengar itu Leona tiba-tiba saja terisak membuat Aaric kaget apakah segitu menakutkannya dia, padahal ia hanya bercanda.

"Hei kenapa kau menangis"Tanya Aaric masih dengan handuk yang melekat di pinggangnya, ketika ia memeluk Leona. Leona malah menjauhkan dirinya dengan cepat Aaric masuk ke dalam kamar mandi dan menggunakan bajunya setelah itu ia keluar lagi dan Leona masih ketakutan di sana.

"Maafkan aku, aku hanya bercanda"Ucap Aaric mulai mendekati Leona, Leona spontan mundur kali ini ia lebih takut kepada Aaric.

Aaric yang melihat Leona semakin memundurkan dirinya dengan cepat langsung menarik tangannya dan mendekapnya di dalam pelukannya sambil mengatakan permintaan maaf jika ia hanya bercanda.

"Maaf"Ucap Aaric ketika Leona sudah berada di dalam dekapannya sesekali ia mencium kening Leona supaya tenang.

Setelah beberapa kali bujukan oleh Aaric supaya Leona berhenti menangis, akhirnya Leona pun berhenti menangis.

"Aku mau pulang"Ucap Leona kepada Aaric.

"Pulang kemana?"Tanya Aaric lembut.

"Apartment"Jawab Leona dan Aaric hanya membalasnya dengan anggukan.

"Ya sudah ayo kita pulang"Ucap Aaric sambil mengemasi barang-barangnya.

Leona pun merapikan dirinya kembali sekedar menyisir rambut dan cuci muka sebentar menghilankan mata yang sembab sehabis menangis tadi.

Mereka pun keluar dari kamar hotel, sebelom menuju ke parkiran Aaric check out terlebih dahulu baru menuju ke parkiran untuk mengambil mobil.

Sepanjang jalan tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua, Aaric yang fokus membawa mobil dan Leona yang asik memperhatikan para pedagang-pedagang yang berada di tepi jalan.

°°°

Sesampainya di apartment Leona, Aaric memilih untuk menyatakan perasaanya dengan lebih baik kali ini ia tak ingin Leona pergi lagi. Leona yang mendengar Aaric menyatakan perasaanya merasa sedih ia ingin menerima tetapi ia sadar diri juga keadaan sosial di antara mereka berdua berbanding sangat jauh Leona hanya bekerja sebagai seorang pelayan di salah satu restorant Jepang sedangkan Aaric adalah seorang CEO muda di negara ini.

Leona meminta waktu kepada Aaric untuk menjawab pernyataan dari Aaric karna ia harus memikirkannya dengan sangat matang. Aaric pun menerima permintaan dari Leona yang meminta ia di beri sedikit waktu untuk menjawabnya, selepas itu Leona langsung pergi keluar dari mobil Aaric menuju gedung apartment.

Selepas Leona masuk ke dalam gedung apartment Aaric bergegas pergi menuju salah satu apartmentnya juga ia ingin sendiri kali ini menunggu jawaban dari Leona. Hanya dalam waktu 30 menit Aaric sampai di apartmentnya ia mencuci wajahnya dan langsung membaringkan dirinya di atas ranjang, hari ini adalah hari yang lumayan melelahkan bagi Aaric karna ia belom ada istirahat sama sekali ia hanya sempat mandi ketika di hotel tadi dan Leona langsung mengajaknya pulang.

Aaric menatap bagian atas kamar apartmentnya sambil memikirkan apakah Leona akan menerimanya atau tidak, tanpa di sadari Aaric sudah terlelap di dalam mimpi. Di dalam mimpi pun ia berharap besok adalah hari yang membahagiakan untuknya entah Leona yang menerimanya atau apa yang jelas ia berharap besok ia bahagia.

Ke esokkan harinya Aaric terbangun jam 6 pagi, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi. Hari ini ia terlalu malas untuk mandi, ketika ia keluar dari kamar mandi handphonenya mendapatkan satu pesan dari orang yang ia tunggu-tunggu yaitu Leona. Aaric dan Leona sudah bertukar nomor kemarin sebelum Aaric menyatakan perasaanya, padahal Leona tidak tau saja jika Aaric sudah duluan menyimpan nomor handphonenya.