"Ada apa?"Tanya Aaric ke Leona ketika merka sudah bertemu di salah satu cafe yang Leona kirimkan alamatnya.
Seperti yang kalian tau, jika Aaric mendapatkan pesan dari Leona tadi setelah ia keluar dari kamar mandi. Isi dari pesan itu adalah Leona mengajak Aaric bertemu di salah satu cafe untuk membahas hal yang kemarin, membaca itu membuat Aaric deg-degan ia takut jika Leona tidak menerima cintanya. Dan ya dugaan Aaric benar Leona menolak pernyataan cintanya dengan alasan yang sama yaitu ia tidak ingin menambah masalah lagi karna dia hanya seorang pelayan tidak pantas bersanding di sebelah seorang CEO muda.
"Aku belum bisa menerima perasaanmu"Ucap Leona membuat Aaric lemas seketika.
"Kenapa?"Tanya Aaric dalam keadaan yang bisa dibilang sangat sedih bahkan lebih dari sedih cinta pertamanya selama 22 tahun ini menolak cintanya.
"Seperti yang kau tau aku hanya seorang pelayan dan kau adalah seorang CEO"Jawab Leona membuat Aaric memanas kenapa Leona selalu membandingkan hal itu.
"Tidak bisakah kau menepis pikiran mu tentang itu?"Tanya Aaric dengan nada yang sangat kesal.
"Tidak Aaric itu sudah jelas kau adalah orang kaya dan aku orang miskin"Jawab Leona membuat Aaric semakin panas.
"Menikah denganku dan kau akan menjadi kaya"Ucap Aaric.
"Mungkin wanita di luar sana akan bilang mau tetapi aku tidak, aku tidak ingin bertergantungan kepada suamiku ataupun pacarku"Balas Leona.
"Dan satu lagi kedua orang tua mu pasti tidak akan merestui kita"Sambung Leona, Aaric berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak di depan Leona.
°°°
Sekarang Aaric sudah berada di rumah kedua orang tuanya, sehabis bertemu dengan Leona tadi ia memilih untuk pulang kerumahnya ia akan berbicara kepada ayahnya jika ia akan menikahi Leona. Ya karna Leona menolak pernyataan cintanyaa Aaric langsung akan menikahinya meskipun Leona tidak mau ia akan menikahi Leona minggu depan, sebenarnya bisa saja ia menikahi Leona besok tetapi ia harus mengurusi beberapa berkas terlebih dahulu yang ada di kantornya.
"Dadd aku ingin berbicara"Ucap Aaric begitu sampai di ruang tamu.
"Berbicara apa?"Tanya ibunya Aaric yang baru turun dari kamarnya.
"Aku ingin menikah minggu depan"Ucapnya membuat ayah dan ibunya terkejut.
"Kenapa mendadak sekali dan dengan siapa kau akan menikah?"Tanya ayahnya.
"Leona"Jawab Aaric.
"Siapa Leona?"Tanya ayahnya.
"Mommy seperti tidak asing mendengar nama itu"Ucap ibunya sambil mengingat-ngingat siapa Leona.
"Leona, anak dari pembantu kita 22 tahun yang lalu yang di pecat oleh daddy karena aku sering bermain dengannya karena keasikkan bermain sehingga membuatku lupa untuk belajar tentang bisnis"Jawab Aaric membuat ayah dan ibunya kaget bukan main.
"Apakah tidak ada wanita lain? Kenapa harus anak dari pembantu itu?"Tanya ibunya meskipun ia tau percuma jika berkata tidak karena Aaric merupakan 100% jiplakan dari ayahnya yang keras kepala.
"Daddy tidak setuju"Ucap ayahnya.
"Aku datang kesini bukan untuk meminta restu dari kalian berdua aku hanya bilang saja dan jika kalian menolak aku akan tetap menikahi cinta pertama ku"Balas Aaric membuat ayahnya tertawa kecil.
"Tau apa kau tentang cinta ha? Bahkan selama ini kau tidak pernah menjalin sebuah hubungan dengan siapapun"Tanya ayahnya.
"Mungkin bisa di bilang aku tidak terlalu paham dengan cinta seperti yang kau maksud seperti yang kau bilang karena aku tidak pernah menjalin sebuah hubungan dengan wanita mana pun, tetapi aku tau aku sangat mencintai Leona dan semenjak aku bertemu dengannya lagi cintaku semakin besar untuknya"Jawab Aaric membuat ayahnya menahan emosi.
"Kau boleh menikahinya tetapi kau harus melepaskan jabatanmu sebagai seorang CEO"Ucap ayahnya Aaric membuat ibunya terkejut.
"Sayang apakah harus seperti itu? Terus siapa yang akan memegang jabatan CEO di perusahaan?"Tanya ibunya Aaric kepada suaminya yaitu ayahnya Aaric.
"Baiklah jika itu adalah kemauan mu, aku akan mengurus berkas untuk pengunduran diriku sebagai seorang CEO"Ucap Aaric membuat ibunya semakin terkejut karena apakah Aaric tidak memikirkan perjuangannya yang dari kecil harus berhadapan dengan buku-buku bisnis yang di belikan ayahnya, sebenarnya ibunya Aaric merasa kasian karna Aaric harus belajar tentang bisnis di umurnya yang masih kecil tetapi ia tak bisa berbuat apapun.
"Baiklah bagus jika begitu, aku akan kembali memegang jabatan itu nanti karna aku juga masih sehat dan aku akan mengadakan konferensi pers jika Aaric mengundurkan diri karena ia masih belom mampu memegang perusahaan dan ia akan mencoba dari nol"Balas ayahnya kali ini ia masih bisa dibilang baik karna ia tidak memecat Aaric ia hanya akan menurunkan Aaric ke karyawan biasa.
"Tidak perlu aku akan resmi keluar dari perusahaan Holic Emperor"Ucap Aaric membuat ayahnya tertawa kecil lain dengan ibunya yang sudah shock dengan keinginan anaknya itu.
"Kau yakin? Bagaimana kau bisa menghidupi anak dari pembantu itu jika kau tak bekerja"Tanya ayahnya Aaric.
"Ya aku yakin dan aku akan keluar dari rumah ini secepatnya mungkin malam ini aku sudah bisa keluar"Jawab Aaric membuat ibunya menangis mendengar anaknya akan keluar dari rumah besar ini.
"Aaric apa kau yakin akan keluar dari rumah ini?"Tanya ibunya dengan air mata yang sudah berkeluaran.
"Ya aku akan keluar dari rumah ini"Jawab Aaric mendengar itu ibunya Aaric semakin menangis memohon agar anaknya itu tidak keluar dari rumah ini tetapi seperti yang kalian tahu jika Aaric adalah 100% jiplakan ayahnya yang keras kepala.
"Sebelum kau keluar dari rumah ini daddy akan menarik semua fasilitasmu"Ucap ayahnya.
"Tanpa kau meminta itu aku sudah akan memberikannya"Balas Aaric dan ia mengembalikan semua fasilitas yang ayahnya berikan.
Setelah selesai mengembalikan semua fasilitas yang ayahnya berikan Aaric langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mengemaksan barang-barangnya untuk segera keluar dari rumah ini. Kenapa Aaric berani untuk mengambil keputusan untuk keluar dari perusahaan ayahnya? Karena selama ini ia mempunyai pekerjaan sampingan yang tidak di ketahui oleh kedua orang tuanya. Apa pekerjaan sampingan Aaric? Yaitu ia bekerja sebagai penulis novel yang lumayan terkenal di negaranya ini ya meskipun masih ada yang lebih terkenal darinya, dari situ Aaric juga menghasilkan uang apalagi karya-karya yang ia keluarkan masih dibilang misteri karena tak ada yang tau siapa penulisnya. Selama ini Aaric menutupi identitasnya sebagai penulis novel ia juga beberapa kali di ajak untuk bertemu oleh beberapa wartawan untuk membicarakan buku yang baru ia keluarkan ia selalu menyuruh orang suruhannya yang pergi ke tempat pertemuan itu.