Terkesiap. Casey tak menyangka akan mendapat respon sekeras ini dari Michelle. Hatinya terasa sakit meski hinaan itu bukan ditujukan padanya. Michelle kembali seperti dulu, menjadi orang yang tak bisa dia gapai, menjadi gadis dengan tembok tinggi yang tak bisa ditembus.
"Dia itu.... ibumu.." cicit Casey. Mata rubah itu membuat nyalinya menciut.
"Lalu?" Michelle menyilangkan tangannya di depan dada. Seolah menegaskan bahwa dia tak akan peduli apapun yang dikatakan Casey. "Kalau kau tak suka, anggaplah tak mendengar apapun yang ku katakan." Dia berbalik badan, hendak pergi, sebelum lagi-lagi langkahnya tertahan ketika sebuah suara sayum-sayup muncul dari ambang pintu masuk.
"Michelle..."