"Le—lepas.. aku mau makan," ujar Michelle berusaha se-tenang mungkin, meski suaranya sudah terdengar bergetar sekarang. Ketakutannya tak bisa ia tutupi lagi.
"Makan?" Eugene tertawa. Tawa sarkas yang berbeda dari biasanya. "Sampai Sekarang pun kau masih menganggapku hanya bercanda yah? Menganggapku hanya orang bodoh karena aku terus-terusan bersikap konyol, lalu dengan mudahnya meremehkan ku begitu saja? Tak mau mendengarkan penjelasanku, mengabaikanku, kabur dariku."
Michelle menggigit bibirnya , menahan jeritan yang mungkin keluar ketika merasa cengkraman tangan Eugene semakin kencang setiap kali suaranya meninggi. Keberaniannya menghilang, tubuhnya juga lemas. Seketika bayangan di depannya tak lagi terlihat seperti Eugene, malahan menjadi sosok sang ayah. Pria tua tempramen yang selalu menyiksanya, baik secara fisik ataupun mental.