Eugene berlutut dengan kedua lutut, mendekatkan wajahnya sembari menangkup kedua pipi. "Apa kau tidak lihat pipiku yang bulat ini?"
"Jauhkan wajahmu!" Michelle tanpa belas kasihan mendorong wajah Eugene dengan sumpit ditangannya.
"Kan... wajahku jadi jelek makanya kau tak mau melihatnya~" seperti biasa, terdengar lagi rengekan yang tak cocok dengan wajah Eugene.
"Oh, kau sengaja ingin dipuji begitu yah. Merendah untuk meroket?"
"Masa kau tidak melihat lemak pipiku yang berlipat ini?" Eugene bersungut-sungut. "Kalau aku makan lagi, nanti pipiku akan jadi seperti bakpao tau! Dan pasti akan jelek, kalau jelek pasti kau akan menjauhi ku. Ah, atau bahkan mencari orang lain yang lebih tampan dariku, seperti sepupu Aiden—Hemph!"
"Berisik, sudahlah kalau kalau lapar tinggal makan saja. Kenapa ribet sekali sih," ujar Michelle setelah selesai membungkam mulut Eugene dengan paha ayam. Mau tak mau dikunyah juga oleh pemuda itu.