"Hiks....".
"Eugene.. kau menangis?" Michelle terkesiap begitu mendengar satu isakkan samar.
"Tidak!! ini karena bau bawang!" elak Eugene. Ia langsung mengalihkan wajahnya, membelakangi Michelle. Isakkan masih terdengar meski samar.
"Hey, bawangnya masih utuh loh~" ejek Michelle. "Aku tak menyangka kau se cengeng ini~"
"Ini karena bawangnya, sungguh! aku tak bohong!" Eugene masih bersikukuh tak mau mengakui. Meski percuma saja karena ia tak berhenti menyeka hidungnya. Ingus sialan ini tak berhenti keluar.
"Kau tak perlu malu begitu," Michelle turun dari kursi. Eugene dapat mendengar langkah kaki yang perlahan mendekat ke arahnya. Ia ingin kabur, bersembunyi dimanapun demi terhindar dari Michelle.
Sayangnya sebelum ia berhasil kabur, tangannya ditahan oleh seseorang. Michelle tepat berdiri dihadapannya saat ini. Dengan cepat Eugene menutupi wajahnya yang sembab. Ia tak ingin Michelle melihat wajahnya yang pasti terlihat jelek sekarang. "Yak! lepaskan!" ujar Eugene.