Debaran ini terasa sangat membuncah. Berderu layaknya mesin tenaga diesel. Meski matanya terpejam, tapi Michelle bisa merasakan wajah Eugene yang kian mendekat. Menghapus jarak antar keduanya. hembusan nafas beraroma mint menghangatkan seluruh tubuh Michelle.
Waktu seakan berhenti berputar kala sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Tebal dan hangat. Michelle masih betah membatu. Otaknya berhenti memproses, membiarkan gadis itu seperti mesin yang kehilangan sumber tenaganya.
Bibir tebal milik Eugene perlahan bergerak memagut bibir tipis Michelle. Yang sukses membuat Michelle tersentak karena nya. Ini memang bukan ciuman pertamanya dnegan Eugene, kedua kali lebih tepatnya. Hanya saja kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Kali ini tak hanya sekedar menempel saja, bibir tebal Eugene perlahan meraup bibirnya. Memagut dan sesekali menghisap. Semua itu dilakukan sangat lembut dan perlahan-lahan.