Chereads / Kamil untuk Titah / Chapter 1 - 1

Kamil untuk Titah

🇮🇩Daoistovzdb
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 9.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1

Hari ini Titah sedang menjalankan sidang perceraian terakhir, sedangkan Kamil hidup bahagia bersama anak dan istri.

Dan tepat tiga hari kemudian, setelah Titah resmi bercerai dari Ridho, Titah mendapatkan kabar bahwa istri dan anak dari Kamil kecelakaan.

**Di pengadilan agama**

"Baik dengan ini saya nyatakan saudara Ridho dan saudari Titah resmi bercerai, dan hak asuh anak ada di tangan saudari Titah." Hakim mengetuk palu, Ridho dan Titah resmi bercerai.

"Alhamdulillah, saya sudah katakan kamu jangan macam-macam kan saya bilang."

"Tapi apa salah saya, apakah saya berbuat kesalahan sehingga kamu menceraikan saya ?" tanya Ridho.

"Tidak anda tidak punya salah apa-apa." jawab Titah.

"Jelaskan ?" tanya Ridho lagi.

"Saya tidak pernah mencintai anda, jadi percuma kalau saya dan anda masih bersama hanya mengalirkan air mata atau dalam arti salah satu dari kita ada yang sakit hati, dan kamu tau kan apa ?" tanya Titah juga.

"Iya saya tau, apabila salah satu ada yang sakit hati dalam berumah tangga hukumnya haram, dan saya juga tau kamu masih mencintai teman kecil kamu kan, Kamil kan ?" tanya Ridho lagi.

"Nah.. Itu jawabannya, oh iya satu lagi anda sekarang pulang dan bereskan Barang-barang anda dari rumah saya, karena saya tidak mau melihat anda di rumah saya." jawab Titah lagi.

"Baik kalau itu mau kamu.." kata Ridho.

**Keesokan harinya**

**Di rumah Titah**

"Titah.." ibunya memanggil Titah.

"Iya bu.." jawab Titah.

"Kamu hari ini ada meeting ?" tanya ibu Titah.

"Ada, haduh.." jawab Titah yang lupa kalau ada meeting.

"Kenapa ?" tanya ibu Titah lagi.

"Titah jalan dulu ya bu.." jawab Titah lagi.

"Loh kamu tidak makan malam dulu ?" tanya ayah Titah.

"Tidak yah, saya hari meeting di luar sekaligus party di depok." jawab Titah lagi.

"Party, tumben.." kata ibu Titah.

"Ya itu karena klien Titah mengundang di acara ulang tahun pernikahannya." sambung Titah.

"Oh seperti itu, ya sudah hati-hati." kata ibu Titah.

"Iya, Rizky.." sambung Titah.

"Iya mami.." jawab Rizky.

"Mami berangkat kerja dulu ya, ingat jangan nakal sama uti dan kakung." pinta Titah pada Rizky.

"Siap mami." jawab Rizki.

"Assalamu'alaikum." Titah mengucapkan salam pada ibu, ayah, dan anaknya.

"Wa'alaikumussalam.", ibu, ayah, dan anaknya menjawab salam dari Titah.

**Di rumah klien Titah**

"Titah.." pak Indra memanggil Titah.

"Iya.." jawab Titah.

"Oh ya, kenalkan ini teman saya yang akan ikut meeting bersama nanti, namanya Kamil." kata pak Indra mengenalkan Kamil pada Titah.

"Oh.." seru Titah.

"Titah, kamu.." kata Kamil yang mengenali Titah.

"Kalian sudah saling mengenal ternyata." kata pak Indra.

"Iya dia teman kecil saya." jawab Titah.

"Benar itu mil ?" tanya Roni.

"Iya benar.." jawab Kamil.

"Oke kalau begitu kalian ngobrol saja dulu saya mau kesana sebentar ya.." kata pak Indra yang meninggalkan Titah dan Kamil.

"Iya.." jawab Titah dan Kamil bersamaan.

"Kamu sekarang beda sekali ya, sudah cantik, kaya, dan sukses lagi, pasti tidak ada laki-laki yang menolak kamu pastinya." Kamil memuji Titah yang terlihat berbeda.

"Memang tidak ada kecuali anda.." jawab Titah.

"Maksud kamu ?" tanya Kamil.

"Panjang kalau di ceritakan, saya mau kesana dulu ya.." jawab Titah yang tidak mau menceritakannya pada Kamil.

**Tiga hari kemudian**

**Di kantor Ridho**

"Kamil.. Gara-gara anda keluarga saya jadi berantakan, itu kan istri dan anak dari Kamil, anda rasakan pembalasan saya Kamil.. Hmm rasakan.., haha.. Anda rasakan pembalasan dari saya Kamil.." Ridho berniat untuk mencelakakan istri dan anak Kamil.

**Di kantor Titah**

"Oke kita lanjutkan, HP siapa itu ?" Titah bertanya karena mendengar suara HP Kamil yang berbunyi.

"HP saya Titah, maaf maksud saya bu Titah.." jawab Kamil yang mendapatkan telepon dari seseorang.

"Oke saya kasih kesempatan untuk kamu mengangkatnya di luar, saya juga tunggu baru lanjutkan meeting nya yang lain bisa santai dan beristirahat dulu silahkan." Titah mempersilahkan Kamil untuk menerima telepon di luar ruang meeting.

"Baik terimakasih bu Titah.." kata Kamil yang kan menerima telepon dan segera pergi dari ruang meeting.

"Ya.." seru Titah.

**Tiga puluh menit kemudian**

"Kok lama ya.. Emm.. Ardi.." kata Titah yang masih menunggu Kamil untuk melanjutkan meeting di kantornya.

"Iya bu.." jawab Ardi.

"Kamu pimpin meeting wakilkan saya dulu ya, baru sampai sini tadi.." pinta Titah.

"Baik bu.." jawab Ardi lagi.

"Baik dok saya kesana sekarang." kata Kamil yang mendapatkan kabar istri dan anaknya mengalami kecelakaan.

"Mil.." Titah memanggil Kamil.

"Iya, kebetulan ada kamu disini saya baru mau masuk dan izin." kata Kamil.

"Kenapa ?" tanya Titah yang melihat Kamil bersedih.

"Istri dan anak saya kecelakaan." jawab Kamil yang memberitahu Titah bahwa istri dan anaknya mengalami kecelakaan.

"Innalillahi wainnailaihi raji'un, kalau begitu saya dan anda kesana saja sekarang, tunggu." kata Titah yang akan mengantarkan Kamil ke rumah sakit.

"Baik Titah.." sambung Kamil.

Titah pun pamit untuk tidak melanjutkan kan meeting hari ini, dan di wakilkan oleh sekretaris nya.

**Di rumah sakit**

"Maaf mbak, tadi saya dapat kabar dari rumah sakit istri dan anak saya ke celakaan, Flamboyan dua dimana ya mbak ?" tanya Kamil yang baru saja sampai di rumah sakit dan panik pada anak dan istrinya.

"Dari sini bapak dan ibu nya belok ke kanan lalu ke kiri di situ flamboyan dua.", jawab suster.

"Terimakasih mbak." kata Kamil.

"Yuk tah.." ajak Kamil.

"Yuk.." ajak Titah juga.

**Di luar ruang rawat flamboyan 2**

"Kita tunggu di sini saja mil.." kata Titah.

"Iya, dokter.." sambung Kamil.

"Iya.." jawab Dokter.

"Kalau boleh saya tau anak dan istri saya keadaannya bagaimana ya ?" tanya Kamil.

"Istri dan anak bapak harus segera di operasi." jawab dokter.

"Operasi dok, Kira-kira biaya nya berapa ya ?" tanya Kamil lagi.

"Kalau itu bisa di tanyakan di bagian administrasi atau informasi pak.." jawab dokter lagi.

"Baik dok terimakasih" kata Kamil yang sedih saat mengetahui anak dan istrinya harus segera di operasi.

"Iya sama-sama" kata Dokter.

"Kamu yang sabar ya mil.." kata Titah.

"Saya mau ke bagian administrasi." sambung Kamil.

"Saya ikut boleh ?" tanya Titah.

"Tentu.." jawab Kamil singkat.

Di ruang administrasi rumah sakit

"Titah.." seseorang memanggil Titah.

"Iya mbak Nur, mbak Nur kerja disini ?"

"Iya.. Kamu kesini." jawab mbak Nur.

"Oh iya hampir lupa saya kesini dengan teman saya mau nanya informasi biaya."

"Ya Allah.." kata Kamil yang baru saja melihat total untuk biaya rumah sakit untuk operasi anak dan istrinya.

"Sebentar ya mbak, kenapa mil ?" tanya Titah yang melihat Kamil bersedih.

"Iya.." kata mbak Nur.

"Biayanya tah.." jawab Kamil yang baru saja melihat total biaya rumah sakit untuk operasi anak dan istrinya.

"Kenapa sama biayanya ?" tanya Titah lagi.

"Ini.." jawab Kamil dengan menunjukan total biaya rumah sakit.

"Dua ratus lima belas juta" kata Titah yang kaget ketika melihat seluruh biaya anak dan istri Kamil.

"Iya, untuk satu orang." kata Kamil.

"Duh siapa lagi, mil.." kata Titah mendapat telepon.

"Iya.." kata Kamil lagi yang masih bersedih.