"Titah angkat telepon dulu ya." kata Titah memberitahu Kamil untuk mengangkat telepon dari seseorang.
"Iya.." jawab Kamil singkat.
"Paijo.." kata Titah yang baru saja melihat layar hpnya mendapatkan telepon dari Paijo.
[Assalamu'alaikum jo.]
[Wa'alaikumussalam den ayu..]
[Kenapa ?]
[Nganu den ayu, nganu..]
[Nganu apa ?]
[Nganu den mas Rizky di bawa sama den mas Ridho mantan suami den ayu.]
[Apa!!! Kok bisa lik jo ini gimana sih? Ya sudah telepon pak Darmo dan yang lainnya untuk menjemput Rizky di rumah Ridho nanti saya menyusul karena saya masih ada urusan..]
[Baik den..]
[Ya sudah..]
[Assalamu'alaikum den ayu..]
[Wa'alaikumussalam jo..]
"Bagaimana ini ya Allah." kata Kamil yang masih bersedih.
"Mil.. Maaf saya tidak bisa lama disini menemani kamu karena saya harus menjemput anak saya yang di bawa oleh ayahnya, mantan suami saya, tapi kalau kamu butuh bantuan kamu bisa hubungi saya ini kartu nama saya." kata Titah yang pamit pergi.
"Iya tah, terimakasih sudah.." kata Kamil yang belum selesai berbicara sudah di potong oleh perkataan Titah.
"Iya sama-sama, assalamu'alaikum." kata Titah yang memotong perkataan Kamil.
"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Titah.
Kamil pun kebingungan dan Kamil juga ingat sesuatu kalau butuh atau terjadi apa-apa Kamil hubungi saja Titah, dan Kamil pun akhirnya ke rumah Titah.
Namun sayang Titah tidak ada di rumah, akhirnya Kamil pun menelepon Titah, Titah pun mengangkat teleponnya dan memberitahu ada dimana saat ini.
Titah dan Kamil bertemu untuk membicarakan kondisi istri dan anak nya yang harus di operasi di rumah sakit.
**Di restoran**
"Ya sudah meeting hari ini saya rasa cukup sampai disini." kata pak Yanto.
"Baik pak." sambung Titah.
"Besok kita bicarakan lagi soal kerja sama nya ya, terimakasih ibu atas waktunya, assalamu'alaikum." kata pak Yanto lagi.
"Sama-sama pak Yanto, Wa'alaikumussalam, Kamil mana ya katanya dia mau bertemu dengan saya kok sampai sekarang dia belum datang juga." sambung Titah lagi.
"Assalamu'alaikum." Kamil mengucapkan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam Kamil.
"Maaf ya Tah saya telat."
"Oh iya tidak apa.. Silahkan duduk, mbak.." kata Titah dan memanggil pelayanan restoran untuk memesankan Kamil minuman yang baru saja sampai di restoran untuk bertemu dengannya selesai meeting bersama klien.
"Iya bu." jawab pelayan restoran.
"Tolong bereskan ini semua dan berikan teman saya minum ya, sekalian nanti saya bayar." pinta Titah.
"Baik bu.." kata pelayan restoran.
"Ya, kamu ada apa ingin bertemu dengan saya ?"
"Saya butuh bantuan kamu, tah."
"Butuh bantuan saya, kira-kira apa itu ?"
"Bantu saya pinjami saya uang." jawab Kamil yang meminjam uang pada Titah.
"Untuk apa ?"
"Untuk biaya operasi istri dan anak saya."
"Berapa jumlahnya ?"
"Segini jumlah nya." Kamil menunjukkan jumlah biaya operasi istri dan anaknya.
"Maaf kalau segitu saya tidak bisa, Kecuali dengan dua syarat." Titah memberikan syarat pada Kamil.
"Apa itu ?" tanya Kamil.
"Menikahlah dengan saya Kamil, maka semua biaya operasi istri dan anak kamu saya yang tanggung, dan ceraikan serta tinggalkan anak kamu, saya beri waktu kamu satu kali dua puluh empat jam, saya rasa cukup sampai disini kita bertemu, saya ada urusan lain, assalamu'alaikum." jawab Titah dan menyebutkan syaratnya pada Kamil.
"Wa'alaikumussalam, Titah tunggu.." Kamil mengejar Titah.
"Mbak.." Titah memanggil pelayan restoran.
"Iya bu." jawab pelayan restoran.
"Jadi semuanya berapa ?"
"Ini bu." pelayan restoran memberikan nota pada Titah.
"Oke ini.." Titah memberikan uang pada pelayan restoran.
"Ini kembalinya bu, terimakasih" pelayan restoran memberikan kembaliannya pada Titah.
"Sama-sama." kata Titah.
"Titah.." Kamil memanggil Titah.
"Ada apa lagi Kamil ?"
"Apa tidak ada pilihan lain ?" tanya Kamil Juga.
"Maaf tidak ada, pilihan ataupun syaratnya hanya itu atau kamu minta bantuan dengan keluarga mu yang lain saja, maaf saya masih ada urusan yang lain permisi." jawab Titah.
**Di rumah sakit**
"Haduh bagaimana ini saya belum punya biayanya, dok"
"Iya pak." jawab dokter ketika Kamil memanggil seorang dokter.
"Istri dan anak saya harus di operasi kapan ya dok ?" tanya Kamil.
"Hari ini pak, lebih cepat lebih baik." jawab dokter.
"Begitu ya dok, lalu apa yang terjadi jika operasi nya ditunda ?" tanya Kamil lagi.
"Hidup istri dan anak bapak tidak bisa saya selamat kan." jawab dokter.
"Apa dok, tidak bisa di selamat kan." kata Kamil.
"Iya pak, saya permisi mau melihat pasien yang lain permisi." sambung dokter.
"Ya Allah Wulan, Dinda, tidak ada pilihan lain saya harus menemui Titah hari ini, ya hari ini."
[Assalamu'alaikum, Titah apakah anda di rumah sekarang ?]
[Wa'alaikumussalam, Iya ada, kenapa ?]
[Saya mau jawab pertanyaan kamu yang tadi di restoran mengenai syarat yang anda berikan pada saya.]
[Baik temui saya di rumah saja, sekarang lima belas menit kalau lebih dari lima belas menit maaf saya tidak bisa, Assalamu'alaikum.]
[Wa'alaikumussalam.]
**Di rumah Titah**
"Assalamu'alaikum." Kamil mengucapkan salam.
"Wa'alaikumussalam, maaf mas nya mencari siapa ya ?" tanya Paijo.
"Saya Kamil, saya teman nya Titah, saya ingin bertemu dengan dia." jawab Kamil.
"Baik kalau begitu ikuti saya." pinta Paijo.
"Baik pak." Kamil mengikuti Paijo untuk bertemu dengan Titah.
"Assalamu'alaikum den ayu." Paijo mengucapkan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam." jawab Titah.
"Ini ada tamu katanya ingin bertemu dengan den ayu." kata Paijo memberi tahu Titah bahwa Kamil ingin bertemu dengannya.
"Oh iya, jo."
"Nggih den ayu." jawab Paijo.
"Suruh Purnomo bikinkan minuman." pinta Titah.
"Baik den ayu." kata Paijo yang pergi meninggalkan Titah juga Kamil.
"Jadi bagaimana Kamil apa kamu setuju dengan persyaratan yang saya berikan ?"
"Insyaallah siap Titah." jawab Kamil yang membuat Titah tidak yakin.
"Kok kayanya tidak meyakinkan ya." kata Titah yang tidak yakin dengan jawaban yang di berikan Kamil padanya.
"Bismillahirrahmanirrahim iya saya siap, Siap Titah meninggalkan istri saya, dan menikah dengan kamu." kata Kamil dengan menghela nafas panjangnya, tanda Kamil menerima persyaratan yang di ajukan Titah padanya tadi restoran tempat mereka bertemu.
"Oke, saya akan bantu tapi.. Kalau kamu bohongi saya, saya akan menuntut kamu, ini tanda tangani surat perjanjian ini dulu baru nanti saya akan ke rumah sakit dan membiayai semua biaya operasi anak dan istri kamu." Titah memberikan surat perjanjian pada Kamil agar bisa di tandatangani nya.
"Baik.." Kamil menandatangani perjanjian yang di berikan Titah padanya.
"Permisi, den ini.." kata Purnomo yang mengantarkan minum untuk Titah dan Kamil.
"Ya, sudah kamu temani Rizky saja di kamar." pinta Titah
"Nggih den ayu." jawab Purnomo singkat.
"Sudah Titah." Kamil memberikan surat perjanjian yang sudah di tandatangani nya pada Titah.
"Oke, kamu tunggu di bawah saya siap-siap dulu baru ke rumah sakit dan besok kita urus surat perceraian kamu dengan istri kamu." kata Titah yang akan bersiap untuk mengurus semua biaya operasi anak dan istrinya bersama Kamil di rumah sakit.