"Iya, Titah." kata Kamil kemudian memanggil Titah lagi.
"Iya apa ?" tanya Titah.
"Saya setuju dengan persyaratan kamu, saya akan menceraikan istri saya, lalu meninggalkan istri dan anak saya." jawab Kamil yang masih meyakinkan Titah demi keselamatan anak dan istrinya.
"Ada satu lagi yang belum di sebutkan." kata Titah mengingatkan Kamil.
"Saya juga bersedia menikah dengan kamu." kata Kamil yang bersedia menikah dengan Titah.
"Bagus.. Ya sudah, Jo."
"Nggih den ayu."
"Siapkan mobil." pinta Titah.
"Inggih den ayu."
Titah dan Kamil pun ke rumah sakit untuk membayar biaya operasi istri dan anaknya Kamil.
**Di ruang tunggu Flamboyan 2**
"Baik Kamil saya sudah membiayai operasi istri kamu dan anak kamu, giliran anda yang harus memenuhi janji anda pada saya, kalau begitu saya pulang, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
**Keesokan harinya..**
Surat cerai Kamil dengan istrinya sudah di urus oleh orang suruhan Titah.
Setelah dua Minggu kemudian Kamil dan Dinda resmi bercerai, setelah resmi bercerai dari Dinda, Kamil pun menikahi Titah, ketika ingin Ijab kabul, Kamil mendapat telepon dari pihak rumah sakit memberitahukan bahwa mantan istri dan anaknya sudah siuman dan acara pernikahan Titah dan Kamil pun tertunda, karena Kamil memilih melihat anak dan mantan istri nya tersebut.
Dan Titah diam-diam mengubah persyaratannya yaitu hanya menceraikan istri Kamil saja dan mengambil hak asuh anak Kamil kepada Kamil, tentu saja tanpa sepengetahuan Kamil sebelum Kamil dan Titah menikah.
Di masjid..
"Maaf pak apakah Anda sudah siap ?" tanya penghulu.
"Huh.., Bismillahirrahmanirrahim sudah pak." jawab Kamil menghela nafas.
"Baik kalau begitu bisa di mulai sekarang ijab kabulnya pak Kamil ?" tanya penghulu lagi.
"Sudah pak.." jawab Kamil lagi.
"Baik kalau begitu langsung kita mulai saja ijab kabulnya sekarang." kata penghulu.
"Tunggu sebentar ya pak saya dapat telepon, mau angkat dulu boleh ?"
"Silahkan pak Kamil." jawab penghulu.
Di luar masjid..
"Apa dok, jadi.. Istri saya sudah siuman, saya segera kesana dok.." Kamil pergi tanpa pamit di hari pernikahannya.
Titah yang mengetahui Kamil tidak ada di tempat saat ijab kabul akan di mulai marah, dan mencari Kamil ke rumah sakit lalu membawa nya kembali ke masjid untuk melanjutkan ijab Kabul.
Di rumah sakit
"Wulan, Dinda.. Istri dan anak ku sudah siuman sekarang, Alhamdulillah ya Allah.." kata Kamil.
Di masjid lagi
"Apa!!! Kamil tidak ada, kemana dia ?" tanya Titah dengan emosi.
"Sabar nduk, cah ayu."
"Saya harus cari calon suami saya, ibu." Titah pergi meninggalkan masjid dan ibunya.
"Nduk.."
Di rumah sakit lagi
"Oh ternyata benar ya anda di sini, di saat pernikahan kita akan segera di mulai." kata Titah yang marah menghampiri Kamil di rumah sakit.
"Titah.. Saya minta waktu sebentar saja melihat mantan Istri dan anak saya untuk yang terakhir kalinya, ya boleh kan ?" tanya Kamil memohon agar Kamil diperbolehkan untuk melihat mantan istrinya dan juga anaknya.
"Baik.. Saya beri anda waktu lima menit sesudah itu anda ikut saya ke masjid lagi untuk menikah dengan saya, jika dalam waktu lima menit anda tidak kembali dengan saya maka tau sendiri akibatnya." jawab Titah mengancam Kamil.
"Baik Titah.. Terimakasih sebelumnya."
"Ya sudah sana.. Ingat ya lima menit.."
"Baik.."
**Lima menit kemudian..**
Masih di rumah sakit
"Kamil mana lagi ?" tanya Titah.
"Titah, sudah." kata Kamil.
"Ya sudah yuk." ajak Titah.
"Iya.." kata Kamil lagi.
Di masjid lagi
"Saya terima nikah dan kawinnya Titah Binti almarhum bapak Sujatno dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai."
"Bagaimana saksi sah ?", tanya penghulu.
"Sah..", jawab saksi.
"Alhamdulillah, Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha'alaih." penghulu membaca doa, Sekarang anda sudah resmi menjadi suami dan istri.
Titah dan Kamil sudah resmi menjadi suami istri, sementara itu di rumah sakit mantan istri dan anak Kamil sudah boleh pulang, Kamil juga diam-diam menjemput mantan istri dan anak nya ke rumah sakit.
Titah yang mengetahui Kamil masih suka menemui dan menjemput mantan istri dan anaknya ke rumah sakit marah besar.
**Satu bulan kemudian..**
**Di rumah Titah**
Di kamar Kamil & Titah..
"Sayang." Kamil memanggil Titah.
"Iya sayang." jawab Titah.
"Saya mau mandi, minta handuknya dong." pinta Kamil.
"Kan ada di kamar mandi, sudah saya siapkan."
"Oh, ya sudah terimakasih ya sayang."
"Iya."
**Satu menit kemudian..**
"Sayang.." Titah mengetuk pintu kamar mandi.
"Iya sayang." jawab Kamil.
"Baju, sepatu, dan dasi sudah saya siapkan ya." kata Titah memberitahu Kamil.
"Iya sayang.." seru Kamil.
"Oh ya satu lagi jas nya juga sudah saya siap kan, saya tunggu di meja makan ya."
"Iya sayang, terimakasih ya."
"Iya sayang"
"Mami.."
"Iya sayang.."
"Papi Kamil mana ?" tanya Rizky.
"Ada di.., Kamil buru-buru sekali mau kemana ?" jawab Titah dan Titah bertanya-tanya di dalam hati.
"Loh Nduk mau.."
Baru saja ibunya ingin bertanya Titah sudah pergi meninggalkan meja makan dan pergi keluar mengikuti kemana suaminya pergi.
" Hari ini Dinda dan Wulan pulang dari rumah sakit, saya tidak boleh telat menjemput mereka. " kata Kamil dalam hati.
"Kamil mau kemana lagi, jo.." kata Titah yang diam-diam mengikuti Kamil keluar rumah dan membuat Titah semakin curiga kemudian memanggil Paijo.
"Inggih den ayu" jawab Paijo.
"Kamu siapkan saya mobil, cepat." pinta Titah dengan kesal melihat suaminya pergi dan membuatnya curiga.
"Inggih.." jawab Paijo singkat dan mengambilkan mobil yang biasa Titah gunakan.
"Awas kamu, minggir." kata Titah yang akan melakukan mobilnya sedangkan di depan mobil Titah ada Paijo yang berdiri di depannya.
"Den, den ayu." Paijo mencoba menghentikan Titah namun Paijo tidak berhasil menghentikan Titah yang sedang emosi.
**Di rumah sakit**
" Kok rumah sakit sih, siapa yang sakit.. Apa ayah mertuaku yang sakit, kok mas Kamil rahasiakan sih sama saya. " kata Titah dalam hati.
"Sudah siap semua kan ?" tanya Kamil.
"Sudah dong ayah." jawab Wulan.
"Yuk mas." ajak Dinda.
"Yuk.." sambung Kamil.
" Kok mas Kamil tumben tidak panggil aku sayang. " kata Dinda dalam hati.
"Yuk bunda." ajak Wulan.
" Mas Kamil, Dinda, dan Wulan, jangan-jangan selama ini mas Kamil diam-diam menemui mantan istrinya dengan alasan menjenguk anaknya lagi.. Gak bisa di biarkan. ", kata Titah dalam hati lagi.
"Yuk kit.." Kamil belum selesai berbicara Titah sudah memanggilnya dengan emosi.
"Mas Kamil.." Titah memanggil Kamil.
" Haduh Titah.. " kata Kamil dalam hati.
"Siapa dia mas ?" tanya Dinda.
"Saya istrinya." jawab Titah.
"Istrinya, saya yang istrinya." kata Dinda yang kaget mendengar Titah mengaku sebagai istrinya Kamil.
"Kamu dan mas Kamil itu sudah bercerai." kata Titah.
"Kamu mimpi ya, dia itu suami saya.." kata Dinda lagi.
"Mimpi, ini.." Titah memberikan bukti akta cerai Kamil dan Dinda, dan hak asuh anak jatuh kepada Kamil.
"Apa!!, Mas Kamil tega sama saya." kata Dinda yang tak percaya bahwa suaminya menceraikannya.