Disisi lain, Kiano sedang menatap tenang taman di belakang mansionnya. Ia sedang memikirkan sebuah rahasia yang belum ia ceritakan pada adiknya, ia takut adiknya akan ikut terbawa dalam kegelapan yang sama sepertinya.
Namun, bagaimana pun juga Kiano harus tetap menceritakannya. Demi nama keluarga, dan pertaruhan nyawa kedua orang tuanya. Kiano harus mengatakan yang sesungguhnya pada Kisha, agar adiknya siap menyandang namanya sendiri.
"Kisha harus tau rahasia ini, sebelum orang itu datang dan membunuhku." gumam Kiano sedih.
Tiba-tiba Mona datang menghampiri Kiano yang terlihat tidak tenang, seakan ada masalah yang mengganggu pikirannya.
"apa yang sedang tuan pikirkan?" tanya Mona penasaran.
"tidak, aku hanya sedang menatap bunga itu." jawab Kiano lalu ia menunjuk bunga mawar yang sudah terbuka, terlihat sangat indah.
"ada apa dengan bunga itu tuan? Kenapa tuan memperhatikannya sampai begitunya?" tanya Mona lagi tidak mengerti.
"bunga itu sudah tumbuh kuat Mona, sudah waktunya untuk menerima takdirnya. Menunjukkan duri, dan melindungi dirinya sendiri." ungkap Kiano penuh makna.
Mona sama sekali tidak mengerti apa yang Kiano maksudkan, namun ia mencoba tersenyum dan tetap menemani Kiano disana.
Beberapa jam Kiano habiskan hanya untuk menatap mawar itu saja, sampai waktu berganti menjadi hampir malam. Mona mengajak Kiano untuk masuk ke dalam, karna sebentar lagi nona muda mereka akan pulang. Kiano harus menyambutnya, atau Kisha akan marah padanya nanti.
Baru saja Kiano masuk ke dalam Mansionnya, suara Kisha sudah menghampiri indera pendengarnya. Kiano tersenyum menyambut kepulangan adiknya, begitu juga dengan Kisha.
"aku pulang!" ucap Kisha menyapa.
"selamat datang, kau lelah?" tanya Kiano perhatian.
"sedikit tapi tidak apa, setelah aku mandi pasti lelahnya hilang nanti." jawab Kisha dengan senyumnya.
"oh begitu, ya sudah kamu mandi dulu. Setelahnya baru kita makan malam bersama, kakak akan menunggu di ruang makan." titah Kiano santai.
"siap kak" balas Kisha, lalu berlalu menuju kamarnya.
Kiano melangkah menuju ruang makan, lalu ia meminta para pelayan untuk memasak. Setelah para pelayan itu memasak, Kiano menyuruh semua pelayan beserta Mona untuk meninggalkannya. Kiano sudah memutuskan, bahwa malam ini ia akan memberitahu segalanya pada Kisha.
Semoga saja Kisha bisa menjaga rahasia ini, dan semoga pula Kisha bisa lepas dari jaring mematikan setelah menjadi kunci rahasia selanjutnya.
.
.
.
.
.
Kisha langsung membersihkan dirinya, dan berganti pakaian. Usai dengan semua itu, ia kembali keluar menuju ruang makan sesuai perintah kakaknya.
Suasana ruang makan tampak sepi, Kisha melirik kiri dan kanan tapi tak menemukan siapapun selain kakaknya disana.
"kok sepi yah, Mona dan para pelayan dimana kak?" tanya Kisha heran.
Kiano menatap Kisha yang baru saja duduk di sampingnya, lalu ia tersenyum sesaat.
"kakak yang menyuruh mereka untuk pergi dulu, karna kakak ingin menikmati waktu berdua dengan kamu." jawab Kiano tenang.
Kisha tersenyum mendengar perkataan Kiano, ia merasa senang melihat kakaknya sudah terlihat lebih sehat dan kembali ceria seperti biasanya.
"rupanya kakakku sudah sembuh ya?" sindir Kisha pada Kiano.
Kiano terkekeh mendengar sindiran Kisha, hatinya merasa senang karna kini ia bisa tinggal bersama dengan adik kesayangannya. Sehingga ia bisa merasakam kebersamaan seperti ini lagi, setelah beberapa tahun.
Kisha dan Kiano pun makan malam bersama, dengan tenang namun sesekali mereka bercanda. Dengan kata-kata yang Kiano lontarkan, membuat suasana kian hangat.
Selesai dengan makan malamnya, Kiano mulai menatap Kisha dengan serius. Sebenarnya ia masih ragu untuk membicarakan tentang rahasianya, tapi ia takut waktunya tidak lama lagi.
"Kisha, ada sesuatu yang ingin kakak bicarakan denganmu." ucap Kiano serius.
Kisha terdiam, ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi pada keluarganya.
"ada apa kak? Katakan saja, Kisha akan mendengarnya." balas Kisha dengan senyumnya.
"kau tau bukan, kalau keluarga kita adalah keluarga terpandang. Bukan hanya sebagai pengusaha, tapi sebagai orang berpengaruh di kota. Tapi ada satu posisi lagi yang belum kamu ketahui, alasan kenapa keluarga kita diincar oleh banyak orang." ungkap Kiano dengan tajam.
Kisha menyimak dengan cermat setiap kata yang Kiano keluarkan, ia masih menunggu lanjutan dari cerita rahasia yang ingin Kiano sampaikan.
"sebenarnya ini belum waktunya kamu tau, tapi kakak rasa para pembunuh bayaran pasti sudah di siapkan untuk membunuh kakak." sambung Kiano cemas akan kelanjutan hidupnya.
Kisha mengernyit, ia mulai merasa ada yang aneh dengan pernyataan Kiano yang satu ini. Benar-benar membuat Kisha merasa takut, akan sesuatu yang akan terjadi.
"apa maksud kakak? Kenapa kakak berkata begitu?" tanya Kisha mulai curiga.
"untuk mempersiapkan kamu, jika kakak tiada nanti. Kamu harus siap mengendalikan semuanya, demi nama keluarga kita." jawab Kiano meyakinkan.
Kisha terkejut mendengar perkataan Kiano yang menyebutkan dirinya akan tiada, dengan cepat Kisha membantahnya dan menegur Kiano.
"cukup kak! Apa maksudmu berkata seperti itu? Ini bukan waktunya untuk bercanda, jadi jangan berkata hal yang membuatku marah." balas Kisha dengan nada sedikit tinggi.
Kiano tersenyum sesaat, lalu ia kembali mendatarkan wajahnya dan melanjutkan ceritanya.
"Kisha, kamu harus tau dan paham tentang seluk beluk kota kelahiranmu. Dulu di kota A, ada 2 orang terpercaya yang berkuasa. Yang pertama adalah pemimpin kota yang bernama tuan Wagner, dan yang kedua adalah kakek kita. Keduanya sama-sama berkuasa dan memiliki banyak kekayaan, bukan hanya di dunia yang terlihat. Tapi di dunia gelap pun keduanya memiliki tingkatan yang sama, bisa dibilang mereka adalah rajanya para mafia. Sampai suatu saat, kakek kita melepaskan pangkat dalam mafianya dan meninggalkan dunia gelap itu. Tuan Wigner merasa puas dengan hal itu, karna ia bisa berkuasa penuh atas seluruh mafia di kota A.
Tapi nyatanya seluruh mafia bawahan kakek menolak keputusannya, dan masih mengakui kakek kita sebagai pemimpin mereka. Hingga akhirnya kakek tidak bisa mundur, kakek harus terus menguasai dunia gelap. Melihat hal itu, tuan Wagner merasa marah dan iri. Ia menyuruh banyak mafia bawahannya untuk menyerang kakek dan keluarganya, dendam mulai menguasai diri tuan Wagner. Pertentangan antar kubu mulai berkobar sejak saat itu.
Untuk melindungi keluarganya, kakek membuat sebuah lambang khusus. Lambang yang bisa membuat keluarganya aman di dunia gelap, hanya keturunannya yang memiliki lambang itu. Lambang itu menggambarkan jati diri kakek dalam kemafiaanya, yang menguasai pasukan mafia terbesar di dunia.
Bintang yang di kelilingi bintang lainnya, menggambarkan keluarga kita yang di kelilingi oleh banyak pasukan. Tanpa kita sadari, hampir semua mafia di kota A adalah anak buah kakek." jelas Kiano, lalu ia menghembuskan nafasnya sesaat.
"a-apakah itu benar?" tanya Kisha memastikan.
Kiano menatap Kisha sesaat, lalu ia mengangguk untuk menjawab pertanyaan Kisha. Kisha terdiam, ia tidak menyangka jika akan ada rahasia seperti ini dalam kehidupam keluarganya.
"lalu apalagi selanjutnya?" tanya Kisha lagi penasaran.