Chereads / UNCOVER / Chapter 26 - Oh Ternyata

Chapter 26 - Oh Ternyata

"kau salah Lona, dia adalah Letnan pasukan kita." ungkap Michael pada wanita yang bernama Lona itu.

Ku lihat wanita itu terkejut, sambil menatapku dari atas sampai bawah. Kurasa dia tidak percaya atas apa yang baru saja di ungkapkan oleh Michael, atau tidak terima?

Dia menatapku seakan aku tidak mungkin seorang letnan, dan aku hanya menatapnya malas. Sungguh menyebalkan sekali ekspresinya itu, membuatku kesal saja.

"baiklah jendral, ada yang ingin ku sampaikan padamu. Bisakah kita bicara empat mata saja?" tukas ku sambil menyindir si wanita menyebalkan itu.

Ku lihat dia menatapku sinis, lalu berpamitan pada jendral Michael dan keluar dari ruangan ini dengan menghentakkan kaki cukup keras.

Michael hanya menatap geli padaku, mungkin dia akan menertawai ku sesaat lagi.

"hahaha, Siapa orang yang ada di depanku ini? Hanya karna seorang asisten, ia sampai berwajah masam." goda Michael padaku, sambil tertawa.

Aku menatap Michael malas, lalu aku duduk di sofa tamu. Dan menyandarkan tubuhku disana, seketika rasa lelahku pun hilang.

"kau menyebalkan" balasku atas godaan Michael.

Michael terkekeh, lalu ia menghampiri dan duduk di sampingku. Aku menegakkan tubuhku, dan menatap Michael serius.

"jadi, ada apa sampai kau datang menemuiku nona?" tanya Michael santai.

"aku hanya ingin bertanya tentang kakakku, bagaimana kabarnya?" jawabku khawatir.

"kakakmu baik-baik saja, kami masih memantaunya. Dan memang, akhir-akhir ini ia mendapat teror berupa beberapa barang serta surat. Tapi kau tenang saja, aku akan menjaga kakakmu." jelas Michael serius.

"astaga, apa lagi ini. Kenapa banyak sekali yang mengincar keluargaku? Memang apa yang mereka inginkan dari kami?" tanyaku heran sekaligus khawatir.

"menurut data yang ku dapatkan, mereka ingin memiliki kekayaan warisan keluargamu. Semua dunia hitam tau, kalau Almora memiliki lebih dari 60% kekayaan dunia. Itu sangat menggiurkan mereka, bukan hanya dunia hitam. Bahkan dunia atas pun saling bersaing untuk menjatuhkan kalian, begitulah faktanya." jelas Michael membongkar fakta yang selama ini selalu aku pertanyakan.

Aku terkejut, apa iya keluargaku sekaya itu? Tapi yang aku tau, kami hanya memiliki beberapa perusahaan yang maju. Aku sama sekali tidak tau jika keluargaku memiliki kekayaan sebanyak itu, apa kak Kiano tau?

"pantas saja" keluhku pasrah.

Ini tidak akan mudah, harta itu benar-benar membawa bahaya. Lalu bagaimana sekarang? Harta itu pasti berada di tangan kak Kiano, itulah sebabnya ia terancam bahaya.

"lalu jendral, dimana harta itu?" tanyaku serius.

"aku tidak tau, yang tau hal itu hanyalah kakakmu. Dia yang memegang kunci atas semua kekuasaan Almora, dan hanya dia yang tau dimana kunci itu di simpan." jawab Michael menjelaskan.

Astaga, kak Kiano menanggung beban seberat itu. Dan ia sama sekali tidak memberitahuku? Kenapa harus berkorban seperti itu si kak?

Kepalaku terasa pening akibat memikirkan semua masalah yang ada, tapi inilah hidupku. Bagaimanapun sulitnya, tetap harus kuhadapi.

"lalu Kisha, ada apa dengan sudut bibirmu itu?" tanya Michael penasaran.

Mendengar pertanyaan Michael membuat aku menyentuh kembali luka di sudut bibirku ini, dan seketika rasa perih itu kembali. Ternyata luka ini belum sembuh, ku pikir sudah hilang karna tidak terasa tadi.

"ya, ini hanya pukulan kecil. Kemarin aku membantu walikota D untuk bertahan dari kelompok londerson, dan jadilah seperti ini." jelasku apa adanya.

"walikota D? Jhon Wileon?" tanya Michael memastikan.

"benar, ada apa?" balasku heran dengan sikap Michael.

"kau tidak kenal dia?" tanya Michael lagi dengan ekspresi tidak percaya.

"aku kenal, tapi ya hanya saat bertemu itu." jawabku apa adanya.

"astaga Kisha! Dia adalah anggota kita juga, hanya dia walikota paling muda dan berbakat di wilayah ini. Masa kau tidak mengenalnya?" jelas Michael dengan semangat.

"hah?" balasku mulai tertarik.

"ya, dia adalah intel negara yang menjadi walikota. Karna di wilayah itu memiliki banyak kegelapan, jadi dia di tugaskan untuk menjadi walikota sekaligus menyelidiki wilayah sekitar" jelas Michael sejelas-jelasnya.

"oh jadi begitu, pantas saja dia terlihat tidak biasa" balasku mengerti.

"memang apa yang terjadi? Kenapa kau harus menyelamatkannya?" tanya Michael penasaran

"dia di incar oleh londerson, karna memiliki harta karun. Dan berhubung aku sedang mencari info tentang mereka, jadi aku mengikuti kelompok londerson. Dan sampailah di rumah Jhon, lalu kami bertemu." jelasku apa adanya.

"ternyata kau bisa kena pukulan juga, ku pikir kau tidak akan pernah terluka." tukas Michael menyindir.

"aku juga manusia, tidak mungkin seperti itu." jawabku datar.

Michael terkekeh mendengar jawabanku, lalu ia kembali ke kursi kerjanya dan membuka laptopnya.

"kau istirahat saja dulu, aku ada beberapa tugas. Nanti setelah kau bangun, kita akan menemui seseorang." titah Michael padaku.

"ya, aku juga lelah" balasku menyetujui.

Aku menyandarkan tubuhku pada sofa yang terasa nyaman, lalu memejamkan mata. Tidak lama kemudian aku tertidur, dan menuju alam bawah sadarku.

.

.

.

.

.

Aku membuka mataku, sepertinya aku tertidur cukup lama. Aku memperhatikan sekitar, kulihat Michael sedang memakai jaket hitamnya.

"kau akan pergi?" tanyaku pada Michael.

"oh kau sudah bangun rupanya, aku akan menemui seseorang. Kau mandilah dulu, kamar mandi pribadiku bisa kau pakai." titah Michael padaku.

"tapi aku tidak membawa pakaian ganti, dan aku sedang menyamar jadi tidak mungkin aku pakai tema formal." jelasku sedikit bingung.

"tenang saja, sudah ada baju ganti untukmu di lemari dalam kamar mandiku. Kau pakai saja, kurasa cocok dengan ukuranmu." balas Michael menjelaskan.

Aku mengangguk mengiyakan, lalu masuk ke kamar khusus ruangan Michael untuk membersihkan diri.

Ini bukan pertama kalinya aku memakai ruangan khusus ini, sudah beberapa kali aku datang ke ruangan ini. Michael memang pemimpinku di MPD ini, tapi jika sedang berdua seperti ini kami adalah teman.

Michael seumuran denganku, walau ia lebih dulu beberapa bulan dibandingkan aku. Tapi, dia sangat dewasa dalam mengambil sikap.

Terkadang aku penasaran, bagaimana masa lalu Michael itu. Kenapa dia bisa jadi seorang pimpinan detektif? Hal itu tidaklah mudah, apalagi di usianya yang sangat muda.

Aku membersihkan diriku dan mengganti pakaianku, lalu merapikan penampilanku. Kini aku terlihat lebih baik dari sebelumnya, penampilanku lebih modis dan keren.

Setelah selesai, aku keluar dari ruangan pribadi Michael. Ku lihat Michael sedang memperhatikan laptopnya, sepertinya ada yang penting di sana.

"memang kita akan bertemu dengan siapa?" tanyaku langsung pada Michael.

"seseorang yang kau kenal, mungkin" jawab Michael meragukan.

Aku mengernyit, apa iya aku mengenalnya? Ya sudahlah, aku tunggu saja.

Tidak lama kemudian pintu ruangan Michael terbuka, dan seorang pria dewasa masuk. Aku menatapnya sesaat, cukup terkejut namun hanya sedikit. Ternyata dia, ku pikir siapa.

.

.

.

.

.