Chereads / IPA vs IPS (kelas satu) / Chapter 6 - Chp. 6

Chapter 6 - Chp. 6

Atlas sedang berjalan menuju perpustakaan sekolah di saat seseorang menarik nya ke sebuah lorong.

"Markus?" Atlas merasa bingung akan perilaku teman nya yang begitu aneh

"ada yang mau ketemu dengan mu?" ucap Markus sambil mendorong Atlas kearah yang ia ingin kan

"siapa?" tanya Atlas. Markus tidak menjawab Atlas dan membiarkan Atlas mencari jawaban itu sendiri. Dan ketika mereka memasuki sebuah ruangan, Atlas melihat bahwa ia telah di tuntun kedalam salah satu kelas anak IPA. Di dalam sana, di saat semua mata tertuju kearah nya, Atlas langsung tahu bahwa mereka sedang menunggu kedatangan nya.

"selamat datang" seseorang menyambut nya. Atlas mengenal wajah laki-laki itu di saat mereka melakukan MOS. Laki-laki bernama Hayes itu adalah ketua osis di sekolah ini. Perawakan nya begitu rapi dan bersih. Terlihat seperti seseorang yang datang dari keluarga yang kaya raya.

"ada apa ya? Kenapa aku di bawa kesini?" tanya Atlas yang tidak begitu merasa nyaman dengan tatapan-tatapan mereka yang seperti sedang menilai diri nya.

"karena kamu terkenal." jawab Hayes sebelum dia berdiri dari kursi guru dan menghampiri Atlas "kamu tau siapa aku?"

"kak Hayes, ketua osis." jawab Atlas

"dia juga Hayes pemenang olimpiade matematika, kimia, fisika, apa pun olimpiade yang telah di laksanakan selama satu tahun kemarin, dia lah pemenang nya" tambah teman Hayes

Walaupun Atlas merasa terkesan dengan pencapaian Hayes, dia masih tidak  mengerti mengapa diri nya harus mengetahui semua informasi tersebut "okay... Aku gak tau kalau aku harus menghafal biodata kak Hayes"

Hayes tersenyum "lupa kan semua itu, aku gak mengundang mu kesini untuk mendongeng pencapaian ku. Aku di sini untuk menyambut mu dan mengundang mu ke pesta makan malam di rumah ku. Malam ini jam tujuh malam. Semua anak IPA di undang."

"oh ya? tapi aku masih kelas satu dan belum resmi menjadi anak IPA" gumam Atlas

"selama kamu pintar dan sikap mu tidak membawa malu, kamu anak IPA." ucap Hayes.

-

Pelajaran matematika sedang berjalan di kelas Sofia, yaitu kelas satu C. Selama jam pelajaran berlangsung, Sofia berusaha sebisa mungkin untuk tidak membiarkan rasa ngantuk mengambil alih kesadaran nya. Dengan kedua tangan yang menopang kepala nya, Sofia cemberut menatapi jam  di dinding kelas mereka. Di samping nya, Lola sedang membisik-bisikan keluhan nya pada Sofia tentang betapa tak berguna nya matematika di dalam kehidupan nya. Di belakang mereka, Atlas sedang mendengarkan setiap kata yang terucap dari guru mereka. Ash sedang mengambar, Noel sedang membayangkan wanita cantik, Markus sesekali mengecek keadaan Noel yang ekspresi nya terlihat aneh.

"ada yang mau menjawab?" tanya guru yang berusaha mengabaikan Nana yang sudah mengangkat tangan nya. Nana tidak pernah membiarkan satu pertanyaan pun dapat terjawab oleh yang lain nya, sehingga guru mereka mulai kesal dan mulai terganggu akan keberadaan nya. "bagaimana dengan mu?" tanya nya pada Sofia

Ash dan Lola tersenyum melihat reaksi di wajah Sofia. Sofia terlihat panik dan hawatir akan nasib nya. Sofia melihat soal di papan tulis mereka dan berusaha menjawab. Tapi tak lama kemudian, di saat ia ingin menjawab, Atlas mendahului nya.

"m lebih kecil dari tiga" ucap Atlas

Guru mereka memuji Atlas dengan senyuman sedangkan tatapan yang guru itu berikan pada Sofia adalah tatapan yang paling mengecewakan yang pernah Sofia terima di dalam hidup nya. Dan setelah perhatian guru mereka kembali ke dalam pekerjaan nya, Sofia menoleh kebelakang hanya untuk menyaksikan senyuman malu yang sedang termainkan di wajah Atlas. Sofia menahan diri nya untuk tidak melempar alat tulis apapun ke arah wajah itu.

"sama-sama" bisik Atlas pada nya sebelum dia mengedipkan mata nya dengan genit

Sofia menggerutu dalam hati dan kembali menghadap ke depan. Saat kelas selesai, sebagian kelas yang akan memilih IPS bersorak sorai merayakan kepergian guru mereka sedangkan anak-anak IPA tetap tenang di dalam meja mereka sambil menunggu kelas selanjut nya. Menunggu guru mereka datang, Sofia dan Lola kembali bergosip ria tentang seorang aktor yang sedang naik daun di Hollywood.

Sofia mengangguk "menurut ku Timothee Chalamet pantas mendapatkan penghargaan itu, maksud ku, dia aktor tertampan yang mungkin pernah ada. Dan aku kira film 'Call Me By You Name' ini akan menjadi salah satu film homo yang sering membuat ku tidak nyaman, tapi ternyata film ini sangat... Wow... Bravo..."

Ash menggelengkan kepala nya dan ikut memberikan pendapat nya "Sofia, kamu gak harus menilai seseorang dari penampilan nya. Kalau seorang aktor mendapatkan penghargaan, itu pasti karena kemampuan berakting nya, bukan karena ketampanan nya. Dan apa maksud mu 'film homo yang sering membuat mu tidak nyaman'? kamu gak merasa nyaman dengan keberadaan mereka?" tanya Ash

Atlas tidak punya pilihan lain selain mendengar topik yang paling tidak penting dari ketiga wanita di sekitar nya. Sofia melihat kearah Ash dan memutar mata nya "bukan gitu, cuman kalau ada wanita yang suka pada ku dan mulai menggoda ku..." gumam nya

Ash tersenyum "kayak nya kamu gak perlu hawatir deh Sof, kamu terlalu jelek untuk menjadi selera mereka" ucap Ash pedas

"kamu bilang aku jelek?" tanya Sofia kesal pada Ash

Lola menyandarkan sikut nya di meja Ash "Ash bener juga... Rata-rata lesbian terlihat seperti Cara Delevinge, Kristen Stewart, Miley Cyrus, Ashley Benson..."

Sofia terdiam mendengar Lola dan Ash yang sedang menyebut-nyebut nama-nama aktor, lalu dengan perasaan sedih, Sofia menoleh kearah Atlas yang sedari tadi memperhatikan wanita di hadapan nya. Atlas menahan senyuman nya di saat dia melihat bibir Sofia yang sedang cemberut.

"Atlas... Menurut mu aku jelek?" tanya nya pelan

Atlas tidak tahu apa yang harus dikatakan meskipun dia sudah mengetahui jawaban nya. Atlas melihat Ash dan Lola yang masih sibuk berbincang-bincang, lalu dia melihat teman-teman kelas lain nya dan dia pun merasa lega karena tidak ada yang mendengar pertanyaan Sofia selain diri nya. Sofia masih menunggu Atlas dengan harapan di kedua mata nya, tetapi jawaban indah itu tidak pernah terucap dari mulut Atlas.

Dengan sedih nya, Sofia menunduk dan memikirkan cara agar dia bisa secantik Cara Delevinge. Tidak ada yang dapat menyadari kesedihan Sofia selain Atlas dan hal itu membuat Atlas merasa aneh dengan situasi tersebut. Dia tidak mengerti mengapa dia mendapatkan rasa bersalah hanya karena dia melihat Sofia tersedih. Lalu Atlas pun menyerang Ash dengan kata-kata nya "Ash, kamu bilang kalau kita gak harus menilai seseorang dari penampilan nya kan? tapi kenapa kamu menilai penampilan Sofia tentang hal ini? Apa hanya wanita cantik saja yang boleh menyukai wanita lain nya? Sofia juga boleh dong"

"jadi maksud kamu Sofia jelek?" tanya Lola pada Atlas

Sofia semakin cemberut dan Atlas menggerutu "bukan itu maksud ku!"

"kalian lagi ngomongin apa?" tanya Nana yang menghampiri meja mereka

"Atlas bilang kalau Sofia itu jelek" ucap Ash

Nana memutar mata dan melipatkan kedua tangan nya "setidak nya dia masuk ke dalam sepuluh daftar siswi tercantik di angkatan kita" ucap nya penuh iri

"oh ya?" tanya Sofia dengan senyuman terlebar "aku urutan keberapa?"

"cek instagram sekolah kita, admin nya selalu update tentang hal-hal beginian" jawab Nana

Sofia dan Lola mengambil handphone mereka dan mulai mencari info tersebut "aku urutan ke dua?!" protes Sofia "siapa Fiona? Kenapa dia di urutan pertama?"

"Fiona di urutan pertama?" tanya Atlas dengan senyuman "dia siswi di kelas satu A, dia teman SMP ku. Aku sangat yakin dia akan memilih IPA. Aku ingat pas kita SMP, kita selalu berkompetisi mendapatkan peringkat pertama" ucap Atlas sambil mengingat-ingat kembali masa SMP nya.

Sofia melihat Atlas dari atas hingga bawah seakan yang sedang Atlas lakukan sangat lah keji bagi nya "ya? gimana kalau kamu pindah kelas A aja sekalian?"

Atlas terdiam sementara lalu tersenyum pada Sofia "aw... Aku gak mau pergi dan membuat mu rindu"

"Ash kamu di urutan ke tiga" ucap Lola yang sama sekali tidak heran dengan hal tersebut

Mengabaikan Lola yang masih berharap dapat menemukan nama nya di daftar tersebut, Sofia pun mengejek Ash "liat Ash? aku mengalah kan mu. Kayak nya kamu juga terlalu jelek untuk menjadi seorang lesbian."

Ash mendengus "aku gak peduli dengan daftar bodoh itu"

Lalu seseorang datang dan Nana memfokuskan perhatian mereka kearah orang itu "oh my... Kayak nya daftar itu gak bodoh, Fiona emang cantik" ucap Nana dan semua orang melihat kearah siswi yang sedang berdiri di ambang pintu kelas mereka. Siswi tersebut terlihat seperti sedang mencari seseorang, lalu di saat dia menemukan orang yang sedang ia cari, ia pun tersenyum dan masuk ke dalam kelas dengan anggun nya. Semua mata tertuju pada Sofia seakan mereka tidak menyangka akan mendapatkan pemandangan tersebut. Sofia, Lola, Nana dan Ash melihat Fiona yang berjalan kearah mereka dengan rahang mereka yang telah terjatuh dari tempat asal nya.

"hey Atlas" Sapa nya pada Atlas

Atlas berdiri dan tersenyum melihat teman lama nya "Fiona... Tumben gak sibuk belajar"

Sofia tersenyum "ya... Kelas kita lagi gak ada guru nya jadi aku memutuskan untuk menghampiri teman lama ku, aku sangat merindukan mu Atlas, terutama kepintaran mu. Kamu harus liat kelas ku yang penuh anak IPS... Aku gak tahan menghadapi keonaran mereka." keluh nya membuat Sofia dan Lola yang mendengar nya menjadi tersinggung

Nana mengangguk mengerti" yup... Aku mengerti perasaan mu" ucap nya yang sama sekali tidak tersadar akan niat Sofia dan Lola yang ingin menampar nya.

Sofia berdiri dari kursi nya dan menghalangi Fiona dari pandangan Atlas "hey" Sapa Sofia pada Fiona

Fiona memiringkan kepala nya sambil memperhatikan wajah Sofia "hey... Kamu terlihat familiar..."

"ya, karena aku terkenal di sekolah ini." balas Sofia

"terkenal karena rekor tertinggi dalam membuat keonaran" bantu Ash yang kini mendapatkan tatapan peringatan dari Sofia

"hello pretty lady..." Noel datang untuk menggoda Fiona

"Noel!" tegur Sofia pada nya

"yup, nama ku Noel, nama mu?" tanya Noel pada Fiona

"aku Fiona..." ucap Fiona yang mulai merasa tidak nyaman dengan Noel. Lalu Fiona  kembali berusaha memfokuskan perhatian nya pada Atlas walaupun pandangan nya terus dihalangi kembali oleh Sofia "Atlas, aku kesini karena aku tau kamu di undang ke pesta kakak IPA, jadi mungkin kita bisa datang bareng-bareng?"

"oh okay!" ucap Atlas dengan senyuman "aku akan menjemput mu jam enam nanti"

Mendengar itu Sofia cemberut dan kembali duduk di kursi nya dengan kesal. Lola tersenyum dan mencium pipi Sofia untuk menghibur nya.

-

Sepulang sekolah, di saat Sofia sedang menonton TV, dia membuat group Line yang berisikan dia, Lola dan Ash.

'aku butuh bantuan kalian' - Sofia

'hey bestfriend, bantuan apa?' - Lola

'kenapa aku ada di group ini?' - Ash

'aku mau masuk ke pesta kakak kelas IPA, kalian mau ikut?' - Sofia

'maksud mu bersosialisasi dengan anak IPA? Sofia, otak mu akan meledak jika kamu di kelilingi orang-orang pintar' - Ash

'bisa gak si semenit aja kamu gak menghina ku Ash?' - Sofia

'aku gak pernah menolak pesta jadi okay' - Lola

'bagaimana dengan mu Ash?' - Sofia

'apa untung nya buat aku?' - Ash

'kamu bisa berteman dengan kita selama nya' - Sofia

'gak tertarik' - Ash

'*emoticon tertawa*' - Lola

'bagaimana dengan uang tiga ratus ribu?' - Sofia

'enam ratus' - Ash

'lima ratus.' - Sofia

'deal' - Ash

-

Lola dan Sofia menunggu Ash di rumah Sofia. Sofia terus melihat jam di handphone nya dengan tidak sabar "kamu yakin kamu memberikan alamat yang benar ke Ash? jangan-jangan dia tersesat" ucap nya

"bener kok, sabar Sof, aku yakin kamu gak terlambat nge stalk orang yang kamu suka." ucap Lola sambil menonton TV di ruang tamu sahabat nya.

"niat aku datang bukan untuk nge stalk Atlas" balas Sofia dengan ketus nya

Lola tersenyum "aku bahkan gak menyebut nama nya loh"

Sofia terdiam sesaat sebelum dia duduk di samping sahabat nya. Sofia menghelakan nafas nya "Lola... Tadi pagi di sekolah, entah kenapa aku ngerasa sedih waktu Atlas bilang aku jelek..."

"lebih sedih di banding ketika Ash yang mengatakan nya?" tanya Lola yang kini telah menaruh perhatian nya pada Sofia

Sofia mengangguk "ya... Seakan aku sangat ingin Atlas memikirkan yang sebalik nya"

Lola tersenyum melihat sisi sensitif sahabat nya, hal itu membuat Lola mengingat kembali mengapa dia sangat peduli dengan sahabat nya. "Sofia, kalau Atlas berfikir kamu jelek, berarti dia gak pantas mendapatkan perhatian mu."

"maksud mu aku yang gak pantas mendapatkan nya" gumam Sofia

Lola memperhatikan sahabat nya "wow okay... Kamu suka pada nya?"

Sofia mengangkat bahu nya "mungkin?" tanya nya penuh hawatir

"Sofia kamu tersadar kan Atlas itu sangat berbeda dengan mu?" tanya Lola

"aku tau, Lola. Kan aku bilang mungkin! Aku hanya bilang kalau penghinaan Atlas semakin kesini semakin menyakitkan... Jadi mungkin karena aku umulai peduli dengan apa yang dia fikirkan tentang ku?"

Lola menggelengkan kepala nya dan menahan tawa "oh Sofia... Penghinaan Atlas semakin menyakitkan bukan karena kamu peduli dengan apa yang dia fikirkan, tapi karena perbedaan kalian yang selalu mengundang kata-kata hina."

"jadi aku gak suka dengan nya?" tanya Sofia.

Lola menggelengkan kepala nya "kamu gak suka dengan nya, percaya lah pada ku."

Sofia mulai tersenyum tenang mendengar sahabat nya. Lola mengatakan apa yang ingin Sofia dengar, dan Sofia mempercayai nya. Tapi satu hal yang tidak mereka sadari. Mereka tidak tahu bagaimana rasa nya jatuh cinta. Mereka masih berumur enam belas tahun dan belum mendapatkan pengalaman yang cukup untuk menyadari apa arti nya menyukai seseorang.

Tak lama kemudian mereka mendapatkan pesan dari Ash bahwa dia sudah berada di luar rumah. Sofia dan Lola keluar dan melihat Ash yang hanya memakai celana jeans dan kaos putih. Dan walaupun penampilan itu tidak menurunkan kesan cantik Ash, Sofia masih tidak menyetujui penampilan tersebut "celana jeans dan kaos?" tanya Sofia

Ash pun juga memperhatikan penampilan kedua wanita di hadapan nya "kalian mau kemana? pesta kondangan?" tanya Ash. Sofia memakai dress musim panas berwarna nude. Dress yang memuji kulit lembut Sofia berakhir di paha nya. Lola pun tidak kalah dalam berdandan, dia terlihat cantik dengan dress hitam nya.

Sofia memutar mata nya "kamu yang salah kostum, Ash. Kamu gak bisa pake celana jeans dan kaos. Kamu terlihat seperti buruk rupa"

Lola tersenyum "itu gak benar Sofia, aku yakin kamu juga berfikir kalau Ash terlihat cantik dengan pakaian casual nya."

Sofia memutar mata nya "itu karena kita hanya pernah melihat Ash dengan seragam sekolah" Sofia menarik Ash ke dalam rumah. Lola mengikuti mereka yang kini sudah berada di kamar Sofia "buka baju mu." perintah Sofia pada Ash

Ash merasa terlecehkan "hah? gak ah, mungkin aku masih single, tapi aku gak se despresi itu. Aku gak  mau tidur dengan mu."

Rahang Sofia terjatuh setelah ia mendengar reaksi Ash yang telah salah berprasangka "maksud aku kamu ganti pake dress"

Masih dengan keras kepala, Ash menolak "gak mau."

Sofia yang tidak menyukai penolakan kini berkacak pinggang dan mendekati Ash. Merasa hawatir dengan nasib nya, Ash bersembunyi di belakang tubuh Lola yang kini sedang kesusahan menahan tawa nya. "Lola menyingkir dari hadapan ku" ucap Sofia dengan begitu tenang dan dingin nya

"Ash, kamu gak bisa menelanjangi seseorang begitu saja" ucap Lola

"seseorang harus melakukan nya Lola" ucap Sofia menunjuk kearah penampilan Ash

Lola menoleh kearah Ash dan Ash pun menjelaskan diri nya "aku gak punya dress, okay? Percaya lah ini penampilan terbaik ku" gumam nya membuat kedua wanita yang mendengar nya kini terdiam di hadapan nya

Lola menggenggam tangan Ash dan Sofia pun tersenyum. Lola dan Ash melihat Sofia yang kini sedang membuka dress dari tubuh nya dan melempar dress itu keatas kasur. "kamu ngapain?" tanya Lola pada Sofia

"manurut mu?" tanya Sofia sambil mengambil pakaian lain dari lemari nya "aku mau pake jeans dan kaos" ucap nya sebelum dia melempar sepasang jeans dan kaos kearah Lola "kamu juga ganti" perintah nya

Lola tersenyum dan  mulai mengganti pakaian nya.

Ash merasa tidak nyaman dengan pemandangan dua wanita yang sedang semi telanjang di hadapan nya "hm okay aku tunggu kalian di luar." ucap nya lalu pergi dari kamar Sofia.