Di dalam perjalanan mereka ke pesta anak IPA, Ash tidak mempunyai pilihan lain selain mendengarkan kedua teman baru nya berkaraoke di mobil Lola. Ash mengerti bahwa Sofia dan Lola hanya ingin bersikap ramah pada nya, tetapi bernyanyi di depan orang lain bukan lah sesuatu yang bisa ia lakukan. Ash merasa iri dengan pertemanan mereka, hal itu mengingatkan nya pada pertemanan yang telah hilang dari kehidupan nya.
Tanpa rasa malu Sofia menoleh ke belakang dan menyanyikan salah satu bait lagu Justin Bieber untuk nya "Girlfriend, girlfriend, you could be my girlfriend. You could be my girlfriend until the world ends"
"diam Sofia, suara mu fals" komentar Ash yang tidak menyukai situasi yang tidak bisa dia nikmati.
Sofia terdiam dan ekspresi nya berubah hanya untuk menahan tangisan nya dari komentar pedas Ash "kamu yang diam." balas Sofia pada nya
Lola yang mendengar nya pun tersenyum menahan tawa. Lampu lalu lintas di hadapan nya berubah menjadi merah dan Lola menghentikan kendaraan nya. Bagian chorus lagu datang, dan kedua sahabat di hadapan Ash saling melirik dan ketika Ash baru saja ingin menghentikan mereka, Lola dan Sofia sudah kembali menyanyikan lagu itu untuk nya. Lola dan Sofia melihat kearah Ash dan bernyanyi, membuat Ash harus menutup kedua mata nya
"I just want to love you, if I was your boyfriend I'd never let you go and treat you right. Keep you on my arm girl, you'd never be alone. I can be a gentleman, anything you want. If I was your boyfriend, I'd never let you go, I'd never let you go"
Ash memutar mata dan tetap memberikan sikap dingin nya. Tetapi semua itu terlalu terlambat ketika Sofia dan Lola menyaksikan senyuman Ash yang hampir berhasil terukir di bibir nya.
-
Mereka bertiga sampai di rumah ketua osis mereka. Ash turun dari mobil meninggalkan Sofia dan Lola yang sedang merasa malu dengan pakaian mereka. Sofia memutar mata dan menarik Ash kembali pada nya "kamu gak boleh jauh-jauh dari kita"
"kenapa enggak?" tanya Ash "aku gak mau terlihat seperti kamu teman ku" ucap Ash dengan jujur nya
Sofia melihat Lola seperti ia ingin Lola membela nya tetapi yang Lola lakukan hanyalah menahan diri untuk tidak tertawa "kamu kira kita di undang di pesta ini?" tanya Sofia pada Ash.
Ketiga gadis itu melihat kearah rumah besar di hadapan mereka. Rumah itu terdapat di antara hutan dan danau yang besar. Halaman rumah yang mengelilingi rumah tersebut telah menjadi tempat parkir kendaraan anak-anak IPA. Mereka melihat beberapa anak remaja yang telah berpakaian begitu formal nya. Para gadis memakai dress mereka, dan anak laki-laki memakai jas mereka.
"mereka sebut ini pesta?" tanya Ash dengan raut enggan
"ini pesta orang kaya, Ash. Udah ku bilang kita seharus nya make dress." Sofia menyalahkan Ash
"kalau kalian mau kembali pulang, aku akan setuju dengan ide itu" ucap Lola
Tidak mengatakan apapun, Ash kembali melangkahkan kaki ke arah rumah Hayes. Sofia dan Lola saling berbagi tatapan lalu mengikuti Ash. "kita tidak akan ikut berpesta dengan mereka, kita hanya akan mencuri makanan mereka dan pergi dari sini" umum Ash pada mereka
Lola dan Sofia berhenti berjalan lalu kembali mengejar Ash yang sedang memutari rumah tersebut dan mencari pintu lain. "Ash tunggu" Sofia menghentikan nya "aku kesini untuk Atlas, ingat?"
Ash mengangkat kedua alis nya "Atlas? kita gak bisa makan Atlas" ucap nya dengan senyuman nakal sehingga Lola pun ikut tertawa. "apa yang kamu ingin kan dari Atlas, cowok itu membenci mu." tambah Ash sambil berjalan dengan santai nya
"aku ingin memastikan Fiona gak menyentuh nya" gumam Sofia sambil cemberut
Ash berhenti berjalan dan bersembunyi di balik tembok samping rumah Hayes di saat dia tersadar bahwa pesta mereka di adakan di taman belakang rumah. Lola dan Sofia ikut mengintip dan Sofia pun langsung dapat menemukan keberadaan Atlas.
Sofia terdiam mengambil beberapa waktu untuk memperhatikan penampilan Atlas yang tidak begitu mewah di banding jas anak laki-laki lain nya, tetapi hal itu cukup bagi Atlas untuk terlihat memukau. Seakan tidak ada pakaian yang dapat mengurangi ketampanan nya.
Sofia baru tersadar bahwa Lola dan Ash sedang memperhatikan diri nya yang tak bisa mengalihkan pandangan nya dari Atlas. Berusaha menyembunyikan rasa aneh itu, Sofia pun mencari kata hinaan yang dapat dia ucapkan tentang Atlas
"Atlas terlihat jelek" ucap nya hanya untuk menghentikan senyuman menyengir kedua teman nya
"Fiona terlihat cantik" ucap Ash dan Sofia pun kembali mencari gadis pemilik nama itu
Sofia melihat Fiona yang sedang berusaha pergi dari kerumunan anak laki-laki yang sedang berusaha mencari perhatian nya. Atlas yang sedang berbicara dengan Markus pun tersenyum pada Fiona yang sedang menghampiri nya. Markus mempersilahkan dirinya pergi meninggalkan Atlas berdua bersama Fiona.
Melihat Atlas tersenyum pada Fiona dengan senyuman yang tak pernah ia dapatkan dari Atlas membuat Sofia merasakan keanehan di dalam diri nya. Sofia tidak dapat menjelaskan perasaan itu tetapi satu hal yang ia tahu, ia tidak menyukai rasa itu.
"wow... Kamu akan membiarkan Fiona merebut Atlas dari mu?" tanya Ash yang berusaha memanas-manaskan suasana.
Lola memukul pelan lengan Ash untuk menghentikan nya. "mungkin kita harus pulang aja..." ucap Lola
"mungkin... Kalau kamu seorang pengecut" ucap Ash. Sofia terdiam dan terus mendengarkan Ash "kamu akan mundur hanya karena kamu gak make dress? Atau karena seluruh sekolah berfikir Fiona lebih cantik dari mu?"
Lola tersenyum karena ia tahu perkataan seperti itu yang akan membangkitkan sikap kompetisi Sofia.
"ikut aku." ucap Sofia membangkitkan adrenalin teman-teman nya di saat mereka akan melakukan sesuatu yang tidak mereka kira akan terjadi
-
Hayes datang menghampiri Atlas yang sedang berbicara dengan Fiona "aku gak mengira kamu akan benar-benar datang" ucap nya dengan segelas anggur di tangan nya
Atlas tersenyum pada Hayes "ya, terima kasih telah mengundang ku"
"gak usah berterima kasih, rumah ku selalu sepi jadi hal ini selalu terjadi" ucap Hayes tentang pesta yang dia adakan
"apa pesta yang kakak adakan selalu formal seperti ini?" tanya Atlas menahan tawa dan Fiona yang juga menganggap pesta ini terlalu berlebihan juga ikut ingin tertawa
Hayes tersenyum, ia sangat sering mendapatkan pertanyaan ini "aku ingin mengadakan pesta seperti anak remaja pada umum nya, tapi entah mengapa apapun yang ku lakukan akan berakhir berlebihan." ucap nya dengan tawa sehingga Atlas dan Fiona merasa bebas untuk melakukan hal yang sama
"aku menyukai pesta ini" puji Fiona dengan maksud agar Hayes tidak merasa telah melakukan kesalahan
Hayes merangkul Fiona dan tersenyum pada nya, dan di saat itu lah aroma alkohol dapat tercium dari nafas Hayes "kamu wanita yang cantik, kamu dan Atlas berpacaran?"
Fiona dan Atlas saling berbagi tatapan dan tersenyum "gak, kita hanya teman" ucap Fiona yang mulai merasa tidak nyaman dengan apa yang Hayes lakukan di kulit nya.
"ah... Kalau begitu kamu bebas malam ini?" tanya Hayes berbisik di antara telinga dan leher Fiona
Fiona terlihat seperti menginginkan hal itu terhentikan, dan Atlas pun membantu nya "okay aku rasa kamu kebanyakan minum, aku akan mengantar mu duduk-"
Hayes melepaskan Fiona dari cengkeraman nya dan menangkis tangan Atlas dari bahu nya "jangan pernah menaruh tangan mu di bahu ku" ucap Hayes sambil tersenyum lalu pergi dari hadapan mereka. Atlas tahu Hayes tidak menyukai hal itu, tapi Atlas tidak bisa membiarkan Hayes membuat Fiona merasa tidak nyaman.
"kamu gapapa?" tanya Atlas pada Fiona
Tidak merasa Atlas akan mengerti, Fiona hanya tersenyum dan mengangguk.
Di sisi lain Sofia, Lola dan Ash datang berjalan dengan begitu anggun nya sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengalihkan pandangan dari mereka.
"kalian tersesat?" tanya Melissa pada mereka seakan mereka tidak pantas berada di sana
Sofia tersenyum pada Ash dan Lola "biarkan aku yang menghadapi nenek lampir ini" ucap nya sebelum ia menaruh perhatian nya pada Melissa. Ash dan Lola mengira Sofia akan menghadapi Melissa dengan cara yang berkelas, tapi di saat Sofia mulai berbicara, semua ekspektasi itu hancur "kalau kamu berani menyentuh ku, aku akan bilang papa mama aku."
Ash menggelengkan kepala nya dan berdiri di depan dan mengambil alih "Melissa kamu terlihat cantik malam ini, kamu gak mau berantem dengan tiga adek kelas bodoh dan menghancurkan penampilan mu kan? Karena aku sangat yakin butuh usaha besar agar kamu bisa terlihat seperti ini"
Dengan otot rahang yang mengencang, Melissa tidak bisa menyangkal pernyataan tersebut dan dia pun merasa di remehkan oleh adik kelas, lagi. "angkatan kalian harus diajar. Khusus nya kalian anak IPS"
"gak usah, makasi" jawab Lola tanpa rasa takut
Melihat Hayes sang pemilik rumah menghampiri mereka, teman-teman Hayes berdiri di belakang Hayes sambil memperhatikan penampilan ketiga gadis di hadapan mereka. Sofia pun berbicara "oh hey... Siapa nama mu? Hayes ya? Maaf kayak nya kita salah pesta deh... Bisa kasih tau rumah kak Nathan ada di mana?" tanya nya dengan suara serak sambil menggigit jari dan berusaha terlihat polos.
Hayes tersenyum dan mendekati Sofia "kenapa harus kerumah Nathan di saat kalian bisa bersenang-senang disini" Ash merasa tidak nyaman di saat pandangan Hayes tertuju kearah nya.
"lihat penampilan mereka, Hayes. Mereka gak pantas berada disini." ucap Melissa
"begitu juga dengan kepribadian mu" jawab Ash
"biarkan mereka, Melissa. Siapa tahu mereka berubah pikiran dan memilih IPA" ucap Hayes yang kini pandangan nya tertuju ke arah Ash lagi
"mata ku ada di atas" ucap Ash di saat pandangan Hayes turun kearah dada nya
Hayes tersenyum dan teman-teman nya menyengir "sorry, aku kira kalian sedang memohon untuk mendapatkan perhatian ku"
"satu-satu nya yang menarik dari mu hanyalah jumlah cash di dalam dompet mu" ucap Ash dengan pedas nya
Tidak menyukai dengan apa yang Ash katakan pada nya, Hayes mendekati Ash dan berkata "Lalu apa yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan isi dompet ku"
"menjual diri" komentar salah satu laki-laki di belakang Hayes membuat yang lain tertawa. Hayes hanya tersenyum sambil menggeleng-geleng kepala nya, diri nya tidak menyukai sifat murahan teman nya.
Mendengar Ash di remehkan oleh orang itu, Sofia pun maju kearah mereka dan mendorong laki-laki tersebut. Tidak peduli jika laki-laki itu berasal dari angkatan berapa, Sofia telah kehilangan diri nya "mungkin Ash orang nya nyebelin dan suka menghina orang lain, tapi Ash gak pantas di rendah kan seperti itu. Minta maaf pada nya." perintah Sofia pada laki-laki tersebut tetapi bukan nya meminta maaf, laki-laki itu malah tertawa. Melihat itu Sofia pun mengangkat kaki kanan nya, semua mata tertuju bingung melihat apa yang sedang Sofia lakukan, lalu tanpa aba-aba apapun, Sofia menginjak kaki lelaki tersebut dengan begitu kencang nya.
"kamu gila ya?! Dasar anak IPS jahanam!" laki-laki itu menjerit kesakitan sambil menghawatirkan nasib sepatu mahal nya
Ash tersenyum "rasakan kaki gajah Sofia. Yuk Lola, kita makan" ucap nya menarik Lola dari hadapan mereka.
"Sofia?" Atlas memanggil nya, diri nya tidak mengira jika ia akan bertemu dengan Sofia di malam itu
Sofia yang melihat Fiona berdiri di samping Atlas pun menjadi dingin "senang ya Atlas... Ditemani cewek cantik."
Atlas yang tidak mengerti maksud nya pun tambah bingung "kamu ngomong apa si? kamu ngikutin aku ya?"
"ngikutin? cih!" Sofia merapikan rambut nya ke belakang bahu lalu melipat tangan "kerjaan banget ngikutin kamu"
"kalian saling kenal?" tanya Hayes pada mereka
"kita pacaran." ucap Sofia sambil menatapi tajam Fiona
Fiona tersenyum tipis dan menggelengkan kepala nya "mereka gak pacaran, mereka hanya sedang memainkan peran Romeo and Juliet"
"ah... Cara klasik Ibu Grace untuk menyatukan kedua jurusan." ucap Hayes
"dia pernah melakukan ini di angkatan sebelum nya?" tanya Atlas pada Hayes
Hayes mengangguk "Iya, aku dan Atlanta mendapatkan peran yang sama tahun lalu. Gak berakhir sesuai harapan mereka karena anak IPS yang tidak bisa di atur." jelas nya
"mungkin kak Atlanta gak harus di atur oleh orang lain, mungkin hubungan kalian bisa berjalan baik-baik saja jika kamu gak terlalu narsis" balas Sofia dan Hayes hanya tersenyum mendengar nya seakan dia telah melihat hal itu akan terjadi
"okay cukup Sofia, kamu gak bisa ngomong seperti itu ke kakak kelas" ucap Atlas pada nya
"jangan katakan pada ku tentang apa yang harus aku lakukan Atlas. Kamu kira aku akan mendengarkan mu?" tanya Sofia
Atlas pun mulai menaikan volume suaranya, berharap Sofia dapat mengerti "bisa gak si sekali saja kamu mendengarkan ku?"
"kenapa aku harus mendengarkan mu jika kita hanya memainkan peran Romeo and Juliet? seperti yang Fiona katakan, kita gak pacaran! Ya kan?" tanya Sofia yang berharap Atlas akan mengatakan yang sebalik nya.
Atlas terdiam menatapi wajah gadis di hadapan nya. Lalu Fiona pun berbicara "Atlas... Sofia benar. Dia gak akan mendengarkan mu, gak usah menghabiskan tenaga mu pada nya."
Sofia berusaha mengalihkan diri nya dari tatapan Atlas tetapi hal itu menjadi semakin susah bagi nya di saat ia merasakan perasaan yang sama dari mata Atlas.
Atlas menghelakan nafas nya dan mengatakan kata terakhir nya untuk Sofia "pulang dan beristirahat lah, pesta ini bukan tempat mu" Atlas pergi bersama Fiona dari hadapan Sofia.