Sofia hanya bisa melihat mereka pergi, berharap Atlas akan kembali dan meminta maaf pada nya. "minum lah" Sofia melihat Hayes dengan dua cangkir anggur di tangan nya, satu untuk nya dan satu untuk Sofia. Sofia menatap curiga cangkir tersebut dan Hayes pun tersenyum terhibur "kamu kira aku akan menaruh obat di dalam minuman ini? Kamu gak perlu hawatir, aku bukan orang yang seperti itu"
Sofia tersenyum miris dan menerima minuman tersebut "jangan tersinggung tapi pesta ini sangat payah" ucap Sofia
Hayes tertawa "susah untuk tersinggung di saat aku udah terbiasa dengan komentar itu. Ada saran untuk memeriahkan pesta ini?" tanya nya
Sofia mengangkat satu alis nya, dia tidak menyangka Hayes akan meminta saran dari anak IPS "kamu meminta saran dari ku?"
Hayes mengangkat bahu nya "kamu terlihat ahli dalam hal ini, jadi kenapa enggak?"
"okay..." Sofia tersenyum dan mengangguk sebelum dia melihat-lihat sekeliling nya. "jika aku kamu, aku tidak akan memasang musik ini" saran Sofia mengenai musik yang sedang termainkan
"why?... Musik ini membuat ku tenang" protes Hayes dengan pelan nya
"tepat sekali, musik ini gak membuat ku ingin melompat. Kamu sedang mengundang mereka ke pesta bukan ke toko kopi. Lihat sekeliling mu, apa yang sedang mereka lakukan? membicarakan PR sekolah?" ucap Sofia tentang anak-anak IPA yang sedang bercakap-cakap
Hayes memutar mata sambil tersenyum "membicarakan PR bukan lah hal yang buruk..." gumam Hayes dan ia menaruh cangkir nya di atas meja lalu ia membuka jas nya di hadapan Sofia "kamu mau menari?" tanya nya dengan tangan yang terulurkan kearah Sofia. Sofia hanya menatap Hayes, memikirkan apakah menari dengan nya adalah hal yang baik. Hayes memutar mata "kamu juga akan menolak ku?"
Sofia dapat melihat kecemasan Hayes dan hal itu membuat Sofia ingin menari bersama nya. Sofia mengangkat dagu nya dan menerima tangan Hayes "satu lagu gak akan menyakiti siapa pun" ucap Sofia tersenyum pada Hayes
Dan di saat itu, di saat tubuh Sofia berada di dalam tangan nya, di saat tangan Sofia bersandar di bahu nya, kaki mereka mulai melangkah di dalam irama yang sama. Pandangan Hayes menurun kebawah di saat menyentuh pinggang Sofia tidak lah cukup bagi nya. Sofia tersenyum menahan tawa nya "ini sangat klise, satu-satu nya lelaki yang pernah menari bersama ku seperti ini adalah papa ku"
Mendengar itu Hayes pun tersenyum "berputar lah" ucap nya di saat Hayes mengangkat tangan Sofia dan menuntun nya untuk berputar.
Suara tawa Sofia menarik banyak perhatian, dan Atlas bukan lah pengecualian. Pemandangan itu hampir membuat Atlas tersenyum, tetapi di saat yang sama Atlas tidak menyukai apa yang ia lihat. Atlas bertanya-tanya mengapa. Apakah senyuman Sofia yang terlihat menyebalkan bagi nya, atau fakta yang mengatakan bahwa pria yang sedang menari bersama Sofia bukanlah dia.
"bukan nya Hayes terlalu mabuk untuk menari ya?" tanya Atlas
Fiona tersenyum "mungkin hanya alkohol yang bisa membuat seseorang mau menari bersama anak IPS"
Atlas memilih untuk menganggap perkataan kasar itu tidak pernah terucap dari mulut teman lama nya "kita harus menari" ucap Atlas
"menari?" tanya Fiona yang mulai panik di saat Atlas mengulurkan tangan kanan pada nya "o-okay..." ucap Fiona dengan senang nya
Atlas tersenyum dan menuntun Fiona untuk menari bersama nya. Lagu terus termainkan, mengantar para kekasih untuk menari bersama yang tersayang. Lampu taman memuji wajah ceria mereka untuk menjadi pemandangan yang indah bagi para pemuja. Lola menarik seorang laki-laki untuk menari bersama nya, Ash tertawa melihat laki-laki malang tersebut dan memutuskan untuk mengubah lagu yang termainkan di speaker rumah Hayes. Lagu yang lebih upbeat termainkan dan mereka pun mulai mengubah cara menari mereka.
Ash tersenyum melihat apa yang telah terjadi di hadapan nya. Sofia telah berhasil membuat pesta ini lebih menarik. Lalu di saat itu juga, Ash melihat seseorang yang tidak ikut menari, Fray hanya duduk memandang teman-teman nya.
"kamu mau menari?" tanya Ash mengulurkan tangan
Fray tersenyum miris melihat apa yang sedang terjadi di antara mereka "kamu tau kan, seharus nya laki-laki yang meminta menari"
Ash mengangkat bahu dan tersenyum ramah pada nya "situasi ini gak membuat mu kurang seperti laki-laki, dan gak membuat ku kurang seperti wanita."
Fray tersenyum dan menerima tangan Ash. Di sisi lain, Sofia juga sangat menikmati waktu nya bersama Hayes. 'Dancing In The Moonlight' dari Toploader termainkan, gerakan Sofia begitu konyol di hadapan Hayes tetapi hal itu tidak dapat mengurangi rasa kagum Hayes pada nya
"kamu terlihat konyol" komentar Hayes dengan senyuman terlebar yang pernah terjadi di wajah nya
"maksud mu seperti ini?" tanya Sofia yang kekonyolan nya semakin menjadi
Hayes tertawa dan ia merasakan diri nya semakin nyaman di sekitar Sofia. Hayes mulai membuat gerakan yang ia kira tak akan pernah terjadi di hidup nya. Atlas melihat apa yang telah terjadi di antara Sofia dan kakak kelas nya. Rasa penasaran kini terasa begitu panas di dalam diri nya. Pemandangan itu menyakiti nya, tapi di saat yang sama Atlas tidak ingin melewatkan senyuman itu sedetik pun.
"kamu lagi liat apa?" tanya Fiona, yang kini sedang mencari objek yang telah mencuri perhatian Atlas
Atlas menghelakan nafas nya dan berhenti menari "aku butuh udara segar, kamu mau pergi dari sini?"
Fiona yang masih ingin menari pun mengalah "okay..." ucap nya dan ia pun pergi bersama Atlas ke sebuah ayunan yang jauh dari area menari. Ayunan itu berada di samping kolam renang, lampu-lampu di dalam kolam bersinar begitu terang, begitu mudah menarik mata untuk masuk ke dalam nya. Atlas dan Fiona duduk di dalam keheningan, dan Atlas tidak dapat mengalihkan perhatian nya dari Sofia. "kamu serius kamu menyukai nya?" tanya Fiona
Atlas melihat Fiona dan tersadar dia telah ketahuan menatapi Sofia "siapa? Sofia?" Fiona mengangguk dan Atlas menutupi semua itu dengan tawa dan wajah enggan "aku pasti sudah gila kalau aku menyukai nya" alis Fiona terangkat keatas di saat ia melihat Atlas dengan tatapan tertentu. Atlas berusaha terlihat normal di hadapan nya "aku gak menyukai nya, kamu tau dia bukan tipe ku"
Mendengar itu Fiona mulai tersenyum kembali "Lalu, seperti apa tipe mu?"
Atlas menunduk memandangi rumput di bawah sepatu nya "wanita yang baik, yang bisa menerima siapa diri nya... Seorang wanita yang tidak akan membuat siapa pun merasa kesepian... Seseorang yang bisa membuat ku gugup di sekitar nya. Yang bisa membuat jantung ku berhenti berdetak ketika dia membalas tatapan ku"
Fiona tersenyum lemas mendengar Atlas yang hampir tersesat di dalam gumaman nya "membayangkan wajah seseorang?"
Atlas tidak yakin jika ia bisa menjawab pertanyaan itu. Atlas berdiri dan mulai membuka sepatu dan jas nya "kenapa harus menjawab pertanyaan itu di saat kita bisa menikmati masa muda kita"
Fiona tertawa melihat nya "apa yang kamu lakukan"
Atlas tersenyum, masih dengan pakaian nya, ia menyebur ke dalam kolam renang. Sofia berdiri menunggu Atlas untuk muncul dari air. Atlas tersenyum pada Fiona dan menyisir rambut nya keatas dari wajah nya "Fiona kamu harus masuk ke dalam air"
Fiona tertawa dan menggelengkan kepala nya "aku bisa lihat dari sini kalau kamu kedinginan, jadi nope thank you."
Atlas menghelakan nafas nya dan mencari cara untuk membuat Fiona ikut berenang bersama nya "okay... Bisa bantu aku naik?" pinta nya mengulurkan satu tangan keatas
Fiona tersenyum dan memutuskan untuk membantu Atlas, tetapi sebelum Fiona bisa menebak apa yang sedang Atlas lakukan, Fiona telah tertarik ke dalam air. Fiona berteriak dengan histeris nya, menarik beberapa perhatian mereka yang sedang menari. Dan tak lama kemudian, satu demi satu orang menyebur ke dalam kolam untuk berenang bersama
"kamu mau berenang?" tanya Hayes pada Sofia
Sofia melihat kearah kolam dan ia pun langsung menemukan Atlas yang sedang bersenang-senang bersama Fiona, gadis tercantik di angkatan mereka. Suasana hati Sofia langsung terhancurkan, dia bahkan tidak bisa menyembunyikan kesedihan nya dari Hayes "aku disini aja, kolam itu terlihat penuh" ucap Sofia
Hayes ingin menemani Sofia, tetapi di saat Hayes ingin mengatakan sesuatu, teman-teman Hayes datang dan mengangkat Hayes untuk di ceburkan ke dalam kolam. Sofia memutar mata nya dan pergi bar untuk mengambil minum.
Di saat Sofia sedang menuangkan diri nya secangkir soda, seseorang menghampiri nya dari belakang "boleh minta segelas air?"
Sofia menahan senyuman nya dan menoleh kebelakang hanya untuk menyaksikan wajah tampan Atlas yang telah basah kuyup. Sofia berusaha sekuat mungkin untuk tidak melihat bentuk otot perut Atlas yang telah menembus kemeja nya. Sofia tidak mengatakan apapun dan hanya melipat kedua tangan.
Atlas menghelakan nafas nya "kenapa kamu harus bersikap dingin pada ku dan bisa sangat hangat dengan Hayes" tanya nya
Sofia masih tidak mengatakan apapun dan hanya menatapi wajah Atlas
Atlas tersenyum dan ikut melipatkan tangan nya "okay, yang pertama mengedipkan mata adalah pecundang" ucap nya sambil mendekatkan wajah nya kearah wajah Sofia untuk memulai pertandingan tatap mata.
Merasa termainkan, Sofia membuang muka dari hadapan lelaki tersebut. Atlas yang bingung akan nya pun berpindah tempat sesuai arah Sofia memandang. Dan lagi Sofia melihat kearah lain hanya untuk menjauhkan pandangan nya dari wajah Atlas.
Atlas menghelakan nafas panjang "kamu gak bisa marah padaku, Sof... Kamu tau Fiona benar. Kita gak benar-benar pacaran dan hanya mendapatkan peran bodoh dari kelas ibu Grace..."
Sofia menahan dirinya untuk tidak menunjukan emosi apapun pada Atlas tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Sofia tidak pernah berada di dalam situasi dimana ia tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Sofia cemberut dan melipat tangan, lagi lagi ia membuang muka dari hadapan Atlas.
Atlas merasa kasihan melihat gadis di hadapan nya. Sofia hanyalah seorang gadis yang terlalu lama hidup di dalam kenyamanan dan mempunyai mimpi yang terlalu besar.
Berharap dugaan nya salah, Atlas pun membuka mulut nya "kamu gak benar-benar menyukai ku kan...?" tanya Atlas dengan pelannya
Sofia melihat Atlas melalui bulu mata nya yang merekah "bagaimana kalau aku suka...?"
Mendengar pertanyaan itu membuat Atlas merasakan bulu kuduk nya berdiri. Entah karena tubuh basah yang membuat nya kedinginan atau karena Sofia berhasil menakuti nya dengan pertanyaan tersebut.
Atlas menaikan bahu dan memasukan kedua tangan ke dalam kantong celananya "kalau begitu kamu harus berhenti karena aku gak menyukai mu..." jawab Atlas dengan rasa enggan. Sebagian dari dirinya tidak ingin mengatakan pernyataan tersebut karena ia tidak mau menyakiti perasaan Sofia. Sofia cemberut dan menunduk lagi "bagaimana kamu bisa yakin kalau kamu menyukai ku?" tanya Atlas penasaran
Kini Sofia yang mengangkat bahu "entahlah, kata orang-orang kita akan mengetahuinya saat kita merasakannya."
Atlas memutar mata melihat keluguan gadis di hadapannya "Lalu apa yang kamu rasakan saat ini?"
"Rasa suka. Aku rasa aku menyukai mu-" Sofia berusaha menjelaskan dirinya tetapi kelantangan Sofia menakuti Atlas sehingga Atlas pun menghentikan Sofia
"hust...!!" Atlas menutup mulut Sofia dengan panik nya "pelankan suara mu, kamu mau semua orang mendengar mu?"
Sofia menangkis tangan Atlas dari mulutnya "kenapa aku harus menyembunyikan perasaan ku?" protes nya "ketika ada seorang gadis yang menyatakan rasa sukanya pada mu, kamu harus membalas nya dengan rasa sayang yang sama-"
Sofia berhenti berbicara di saat Atlas menaruh kedua tangan nya di atas bahunya "Sofia dengar kan aku, okay?" Sofia mengangguk, masih terlalu shock dengan kedekatan wajah mereka "kamu gak menyukai ku. Kamu masih enam belas tahun, ke toilet sekolah aja masih ditemenin Lola. Pokoknya kamu masih gak tau apa-apa deh"
Sofia mengerutkan dahi nya "menurut mu aku bodoh?"
Atlas menghelakan nafas "aku gak bilang begitu, maksud ku kamu terlalu menggunakan perasaan dan melupakan logika mu."
Perkataan Atlas mengesalkan Sofia. Sofia menangkis tangan Atlas lagi dan menetapkan pendirian nya "aku suka pada mu. Titik." ucap Sofia sebelum dia berjalan pergi
"oh ya?" teriak Atlas "apa yang akan kamu lakukan padaku? mengikuti ku seperti seorang psychopath?"
Sofia berhenti berjalan dan menoleh kearah nya. Membalas dengan nada teriakan yang lebih kencang "PAGI! SIANG! MALAM! kemana pun kamu pergi! Aku akan ada disana! Sebaiknya kamu cek kolong kasur sebelum kamu tidur Atlas!" Sofia kembali berjalan kearah teman-teman nya sambil bergumam dengan kesal "dasar cowok kutu buku arogan..."
Lalu di saat itu, suara rusuh terdengar tak jauh dari mereka. Mereka semua mencari sumber suara itu dan melihat kerumunan yang sedang menonton dua orang yang sedang berkelahi. Hayes pergi dan mendorong mereka yang menghalangi diri nya "HEY HEY HEY!! ada apa ini?" tanya nya sambil memisahkan Markus dari Fray yang sedang ia pukuli
Ash membantu Fray berdiri dan Lola pun membantu Fray merapikan rambut dan pakaian nya. Lola mengerti jika penampilan adalah hal yang nomor satu bagi Fray.
"kamu gapapa Fray?" tanya Sofia sebelum ia menyerang Markus dengan sebuah dorongan "apa masalah mu?!"
Markus menoleh kearah Fray "bencong ini menyentuh ku!" ucap nya penuh kebencian
Fray memutar mata "aku gak bermaksud menyentuhnya, aku hanya ingin membersihkan noda di jas nya" jelas Fray
Beberapa anak laki-laki menertawakan mereka "ulala... Markus punya pacar cowok"
Markus yang tidak menyukai komentar itu pun kini kembali menyalahkan Fray "dasar bencong! Gak pantas masuk IPA! pulang sana!"
Ash mendengus "Fray lebih laki di banding dengan mu"
Sofia mendekati Fray dan berbisik "kamu mau kita antarkan pulang?"
Fray mengangguk pelan dan pergi bersama mereka.
Atlas melihat kerumunan mulai terbubarkan dan Atlas pun memutuskan untuk mengejar Fray "hey!"
Sofia yang mendengar Atlas pun menoleh kearah nya "ya?"
Atlas tersenyum melihat mata Sofia yang berbinar di bawah cahaya bulan "maksud ku Fray..."
"oh..." ucap Sofia pelan dan membiarkan Atlas berbicara dengan Fray
Fray terlihat bingung karena mungkin ini adalah pertama kali nya Atlas berbicara kepada nya "Fray aku hanya ingin bilang kalau kamu pantas masuk jurusan IPA, dan aku harap apa yang Markus katakan atau perbuat pada mu tidak membuat mu berubah pikiran"
Fray tersenyum "ya aku tau kok, makasi Atlas"
Ash memutar mata "kamu tau Atlas... Seharusnya kamu bisa mengatakan ini di hadapan mereka."
"aku tahu" jawab Atlas "tapi aku juga tau kalau hal itu hanyalah sia-sia... Gak semua orang bisa menerima perbedaan" ucap nya melihat Fray kembali "Fray, aku juga gak mau kamu di bully oleh Markus atau Noel atau siapa pun itu, jadi mungkin ada baik nya jika kamu bisa berpakaian dan bersikap seperti cowok pada umum nya"
Ketiga gadis melihat kearah Fray di saat Fray protes pada Atlas "aku gak akan mengubah siapa diriku hanya karena kalian yang gak bisa menerima ku"
"kamu gak ngerti ya?" tanya Atlas "jika bukan karena cara mu berpakaian, mungkin Markus gak akan menganggu mu"
"kamu bodoh, Atlas." ucap Ash sebelum ia pergi bersama Fray dan Lola
Atlas melihat Sofia yang masih berdiri di hadapan nya "manis, tapi bodoh." ucap Sofia sebelum ia pergi mengikuti teman-temannya