"Tapi menurutku kamu oke. Hanya perlu sedikit di arahkan tapi kamu langsung paham dan langsung bisa mengikuti." Devan yang terus-terusan memuji tentu saja membuat Seina menjadi malu dan memerah.
Sementara itu Ilham yang juga hadir dalam sesi pemotretan itu justru kini merasa tugasnya bertambah lantaran tertanya ada tawaran lain bagi Seina, setelah melihat hasil foto yang bagus kini Seina mendapat tawaran lain yaitu berupa iklan untuk salah satu provider jaringan telepon selular. Wajah Seina yang cantik, terlebih namanya yang masih hangat melambung karena kemenangannya dan juga hubungannya dengan Devan membuat banyak pihak yang tertarik dengan Seina. Selain tawaran menyanyi tawaran iklan juga mulai berdatangan membuat Ilham jadi kuwalahan.
Kini acara pemotretan sudah usai, Seina bersiap untuk mengganti bajunya di ruang ganti. Disana ia berpapasan dengan dua orang lain yang juga akan melakukan pemotretan. Awalnya kedua perempuan model tersebut tampak tersenyum kepada Seina namun saat Seina sudah masuk kedalam bilik ruang ganti sayup-sayup Seina mendengar pembicaraan kedua perempuan itu dibelakangnya. Sebenarnya suara mereka tidak keras namun karena kondisi yang sepi membuat Seina bisa mendengar suara berbisik kedua perempuan itu.
"Bukankan itu Seina? Yang baru menang musik idol."
"Yang katanya pacarnya Devan itu kan? Heran aku kok mau ya? Padahal kan dia lumayan cantik."
"Biasa lah. Numpang tenar. Cari sensasi aja. Lagian ngapain sih dia mau sama Devan kalau bukan cuma cari sensasi biar naik daun. Secara Devan itu kan gay." Seina yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam. Ia yang mau ganti baju jadi hanya tertegun mendengarkan suara yang menggunjing dirinya di belakangnya.
"Tapi masak iya sih Devan itu gay beneran?"
"Kalau gak gay pasti dia udah nikah lah. Atau paling nggak punya pacar gitu. Nyatanya apa sampe sekarang dia masih lajang kan? Baru aja pas kemarin kena kasus kepergok sama temennya yang gay itu, eh tau-tau besoknya bilang kalau pacaran sama Seina. Bukankah itu aneh??"
"Iya sih. Kesannya memang ganjil dan seolah memang sudah di setting seperti itu."
"Emang dasar ya itu si Seina tak tau malu. Dia sampe mau melakukan hal Itu hanya untuk mendongkrak namanya biar bisa terkenal."
Mendengar hal itu Seina mencengkeram erat baju yang ada di genggamannya. Ia memang melakukan hal ini dengan Devan atas dasar sebuah ke pura-puraan. Namun bukan karena ia ingin menjadi artis secara instan, tapi karena hasratnya yang ingin menemukan ayah kandungnya. Perjanjiannya dengan Devan membuatnya terpaksa melakukan semua ini.
Ia tau banyak orang yang bilang jika dunia entertainment itu kejam. Namun ia bahkan baru merasakan bahwa ada orang yang menggunjingnya dalam jarak yang sangat dekat seperti ini. Ia tak tuli dan bisa mendengar semua hal buruk yang orang pikirkan dengannya. Namun ia juga tak bisa berbuat banyak karena orang tak tau apa alasan sebenarnya yang melatar belakangi dirinya melakukan semua ini.
Setelah Seina selesai mengganti pakaiannya ia kembali bertemu dengan kedua model yang tadi menggunjing dirinya. Mereka bertemu di depan di mana ada devan dan juga ilham. Mendadak Seina memeluk Devan dari samping bahkan bergelanyut manja di lengan Devan.
"Hai sayang. Lama ya?" Devan mengerjap-ngerjapkan matanya merasa aneh dengan sikap Seina yang tiba-tiba romantis.
"Sudah selesai?"
"Ya, disini udaranya sangat panas, bisa kita cari minuman dingin di luar?"
"Tentu saja. Lagi pula pemotretan juga sudah selesai."
"Seina, Devan. Kalian hari ini luar biasa sekali. Gak nyesel saya ngajak kalian dalam pemotretan ini. Meski Seina masih baru tapi kamu sangat profesional selalu hari ini." puji sang pemilik acara. "Pastikan kalian datang lagi besok lusa untuk sesi berikutnya!"
"Makasih Pak. Saya janji saya akan melakukan yang lebih bain lagi esok hari." Seina tersenyum manis sambil menjabat tangan orang tersebut. Sementara dua model tadi hanya melihatnya denga tatapan tidak suka.
Seina menggandeng Devan pergi dari studio tersebut di ikuti Ilham yang berjalan di belakang mereka. Namun sesampainya di dalam mobil sikap Seina berbeda lagi pada Devan. Ia bersikap tak semanis tadi, Devan jadi merasa jika Seina sedikit aneh. Justru kini didalam mobil Seina Duduk menjauh dari Devan ia memilih berdiam sambil memandang ke arah luar jendela mobil.
Seina bersikap manis bersama Devan di depan umum hanya semata untuk mendalami perannya sebagai kekasih Devan. Ia ingin menunjukkan pada semua orang jika memang seolah-olah ia mencintai Devan dan bukan hanya sekedar hanya ingin numpang tenar seperti yang orang-orang pikirkan.
***
Seseorang baru saja turun dari pesawat dan kini menggelandang kopernya menuju pintu keluar. Gadis berkacamata hitam itu tampak sangat anggun terlebih juga sangat cantik. Tubuhnya yang tinggi semampai membuatnya bak seorang foto model profesional.
Ia yang berjalan kini menaikkan kacamatanya keatas, lalu melambaikan tangannya pada dua orang yang telah menunggu untuk menjemputnya. Ia tersenyum senang melihat ternyata dirinya sudah di jemput oleh kedua orang tuanya.
"Papa..!! Mama..!!" gadis itu segera berlari dan memeluk dua orang yang ada tak jauh di depannya.
"Hai sayang.. Bagaimana dengan perjalananmu?" Vira mencium pipi kanan dan kiri putrinya. Putri yang sangat ia rindukan.
"Cukup melelahkan tapi aku senang. Aku sangat rindu dengan indonesia. Aku rindu semua yang ada disini. Bisa kita jalan-jalan dulu?"
"Tentu saja. Kau pasti lapar kita makan dulu." Vira menggandeng putrinya menuju kearah mobil mereka.
"Papa? Mama? Bagaimana kabar kalian?"
"Tentu saja baik sayang." Adiguna mengecup puncak kepala putri sulungnya.
"Lalu dimana Sam?"
"Tentu saja dia lebih sibuk bergaul dengan teman-temannya." jawab vira.
Sammy merupakan anak kedua Adiguna dengan Vira. Yang masih duduk di bangku sma. Berbeda dengan vivi, Sam memang memiliki hobby bermusik meski ia tak berniat ingin menjadi artis namun ia memiliki bakat bermusik sama seperti papanya.
Kini keluarga tersebut berada dalam mobil dan menuju ke salah satu restoran untuk makan malam bersama. Keluarga yang baru bertemu ini tentu saja saling bercengkerama dan bersenda gurau untuk melepas kerinduan.
Sementara itu di tempat yang sama ternyata ada rombongan Devan, Seina dan juga Ilham yang memilih untuk makan malam bersama di restoran yang sama dimana Adiguna dan keluarganya berada. Restoran bergaya ala jepang yang di buat bersekat-sekat serta dengan sistem lesehan membuat pengunjungnya merasa lebih nyaman.
Seina dan Ilham yang baru pertama kali masuk kedalam restoran semacam ini tentu saja merasa aneh. Terlebih menu yang terpampang membuat kedua nya menjadi heran dan bingung harus memesan apa.
"mas Devan ini restoran apa?" tanya ilham yang tampak katrok.
"Ini restoran jepang. Ada banyak menu makanan jepang disini. Kamu bisa makan sushi, sashimi, ramen, onigiri dan lain-lain."
Bersambung..!