Anxia mulai menyesal telah bertanya pada pria itu. Dia tidak mengerti kenapa dia merasa penasaran dengan perlakuan Richard terhadapnya.
Kalau menilai karakter pria umumnya, bukankah seharusnya Richard membencinya?
Dia sudah menjebak pria itu empat tahun lalu dan Richard juga tahu rencana jahatnya yang ingin merusak kehidupan pernikahan Raymond.
Anxia juga yakin Richard pasti sudah menyelidiki latar belakangnya dan tahu bahwa dia adalah pembunuh bayaran milik master Yu.
Lalu kenapa pria itu bersikap baik dan kalau Anxia mau mengakui, hangat penuh kasih terhadapnya?
Anxia bisa mengerti Richard menyayangi Lori karena anak itu adalah darah dagingnya. Dan dia mengerti Richard memaksanya untuk menikah dengannya agar Lori bertumbuh didalam keluarga yang utuh.
Anxia juga sangat mengerti bila Richard bersikap baik padanya didepan orang-orang agar tidak mengundang curiga dari Stanley serta lainnya.
Tapi dia sama sekali tidak mengerti mengapa Richard masih bersikap baik terhadapnya walau tidak ada orang lain yang menyaksikan kemesraan mereka?
Mungkin karena dia terlalu merasa penasaran dan sangat bingung dengan perasaannya sendiri, tanpa sadar Anxia keceplosan mengungkapkan rasa penasarannya.
"Karena kau adalah istriku." keluar jawaban singkat dengan senyuman tipis dari Richard membuat kening Anxia mengernyit.
"Jadi kalau aku bukan istrimu, kau tidak akan berbuat baik padaku?" seharusnya sudah dia duga, tapi kenapa dia merasa kecewa?
"Aku tetap akan melakukan hal yang sama."
"Kenapa?" sekali lagi Anxia kembali dibuat bingung oleh pria yang berstatus suaminya. Dia berusaha mencari tahu apa yang sedang berputar didalam pikiran pria ini. Namun jawab pria itu berikutnya membuatnya kehabisan kata-kata.
"Karena kau adalah calon istriku. Kenapa kau bertanya sesuatu yang sudah kau tahu jawabannya?"
"..." Anxia menggigit bibirnya karena entah kenapa jantungnya berdebar tidak normal begitu mendengar jawaban pria itu. Belum lagi tangan pria itu yang masih betah mengelus pahanya membuat kupu-kupu menari dibagian bawah perutnya. "Apa maksudmu dengan calon istrimu? Kau tidak mungkin akan menikahiku jika tidak ada Lori."
"Yah, itu memang benar."
Nyut! Anxia mengepalkan kedua tangannya merasakan ada sesuatu yang mencengkeram didalam dadanya. Dia tidak tahu apa yang membuat dadanya terasa sakit dan sesak seperti ini.
"Aku tidak akan memaksamu menikah denganku kalau saja tidak ada Lori. Sebaliknya, aku akan..." Richard sengaja berhenti di tengah-tengah kalimatnya.
"Kau akan apa?"
Richard bergerak mendekat dan tiba-tiba saja wajah Richard berada diatas kepala Anxia membuat perempuan itu menahan napas akan kedekatan mereka yang secara mendadak.
"Aku akan merayumu untuk menerima lamaranku." sebuah senyuman miring mirip seperti sebuah seringaian serigala licik terulas di wajah pria itu.
Deg deg deg deg...
Richard memiringkan kepalanya untuk kembali mencium istrinya, tapi Anxia langsung menyelipkan kedua tangannya menahan dada bidang suaminya.
"Uh... apa isi kertas tadi?" Anxia bersusah payah mengubah topik pembicaraan mereka.
Dia tidak tahu apakah Richard sungguh-sungguh dengan kalimatnya, tapi dia tahu Richard menginginkan tubuhnya. Semuanya terlihat jelas melalui sinar mata pria itu yang dipenuhi akan nafsu saat menjilat cairan cintanya pada jari pria itu.
Anxia tidak ingin terjebak dan malah kecanduan akan sentuhan pria yang sanggup membuatnya kehilangan akal sehatnya. Jika dia lengah, bukannya dia berhasil membuat Richard jatuh cinta padanya, malahan dia yang akan jatuh cinta pada Richard.
Seperti yang diduganya, Richard Calvin memang sangat berbahaya. Berbahaya bagi jantungnya serta tubuhnya. Dia mulai menyesali keputusannya yang gegabah saat menyetujui pernikahan ini. Dia tidak habis pikir bagaimana dia bisa membuat keputusan sembrono untuk menikah dengan orang ini.
Anxia sama sekali tidak tahu Richard memang sengaja memojokkannya dengan membuatnya lelah dan frustrasi sehingga dia tidak akan sanggup berpikir jernih dan segera menyetujui penawaran pernikahan ini.
"Tidak ada yang spesial. Setidaknya tidak menyangkut tentang Lori atau kita." jawab Richard dengan nada cuek sementara dia masih tidak bergerak menjauh dan masih berada diatas wajah Anxia membuat istrinya semakin tidak berkutik.
"Aku tidak percaya. Orang itu tidak mungkin…" Anxia segera mengatupkan mulutnya rapat-rapat sadar dia telah keceplosan.
Setidaknya untuk saat ini Richard tidak tahu siapa yang telah menemukannya. Dia tidak boleh membongkar kenyataan master Yu ada di Belanda. Yah, dia tidak melihat master Yu secara langsung, tapi dia yakin dia melihat tangan kanan orang itu disini. Tangan kanan master Yu tidak pernah berpisah dari majikannya. Jika orang itu ada disini, maka ada kemungkinan master Yu juga ada disini.
"Orang itu?"
Ugh! Tentu saja Richard tidak mungkin akan membiarkannya begitu saja. Pria ini tentu akan mencari tahu siapa yang telah memasang dua alat pelacak di perahunya dan pengirim pesan rahasia pada Anxia.
"Apakah mungkin master Yu?"
Anxia tidak menjawab dan hanya menatap lurus mata coklat Richard tanpa bergeming. Dia baru bernapas lega saat Richard mengangkat wajahnya dan duduk dengan ekspresi datar.
Anxia langsung segera duduk untuk memperbaiki rok bajunya menutupi daerah keintimannya. Meskipun dia tidak perlu malu dilihat oleh pria mesum seperti suaminya, dia tetap merasa tidak nyaman kalau daerah privasinya terbuka untuk dijadikan pemandangan bagi sepasang mata coklat orang ini.
"Selain master Yu apakah kau memiliki kenalan lain? Seperti seseorang yang menyamar sebagai dirimu untuk menjemput Lori di hotel Crown Plaza. Siapa perempuan itu?"
"Dia temanku."
"Dan dia juga berhubungan dengan master Yu?"
"…"
"Lori bilang dia membawa pengaruh buruk untukmu. Kau selalu tidak memperdulikan Lori tiap kali perempuan itu datang kerumahmu."
"Apa? Itu tidak benar."
"Maksudmu Lori berbohong? Kau tahu dia paling tidak bisa berbohong."
"Dan kau tahu dia paling pandai berakting."
"Ya, aku tahu. Lagipula aktingnya menurun dari ibunya."
Anxia mencengkeram kain bajunya dengan frustrasi. Dia benar-benar ingin sekali menghajar pria ini. Dia tidak mengerti bagaimana bisa seorang pria sanggup membuatnya marah serta terangsang disaat bersamaan. Richard paling alih kalau soal mempermainkan emosinya.
"Jadi… siapa perempuan itu?"
"Untuk apa kau ingin tahu?" mau tidak mau Anxia bersikap waspada. Dia tidak mengerti kenapa Richard ingin tahu mengenai sahabatnya.
"Aku sedang membuat keputusan, apakah aku harus menyingkirkannya atau membiarkannya hidup."
Sepasang mata Anxia terbelalak mendengar ini. Apa maksudnya?
"Kau akan menyesal kalau kau membunuhnya."
"Kenapa aku menyesal?"
"Karena Ling Meng lah alasan kenapa Lori bisa hidup hingga sekarang."
"..."
Nah, apa maksudnya dengan kalimat itu?