Ling Meng tidak merasa curiga apa-apa terhadap keinginan Anxia yang ingin menjalankan misi yang memerlukan tenaga besar. Dia berpikir mungkin Anxia sudah merasa bosan menjadi mata-mata atau menyusup masuk ke kelompok target tanpa harus mengangkat sebuah jari.
Karena itulah Ling Meng tidak berkomentar apa-apa dan mengiyakan permintaannya.
"Aku ingin mandi dulu, baru kucarikan misi yang sempurna untukmu."
Anxia hanya bergumam 'hm' menanggapinya lalu menyalakan televisi dan menyetel channel secara acak.
Di dalam kamar mandi, Ling Meng segera melepas bajunya dan menyalakan air hangat untuk mandi.
Dia membiarkan air hangat mengalir dari kepala hingga ke ujung kaki sambil merilekskan ototnya yang terasa tegang.
Sebelum ini dia mendapat misi untuk meretas keamanan cyber pada sebuah serikat di Afrika utara ini. Dan baru saja kemarin dia berhasil meretasnya setelah berkutat didepan komputer selama hampir tiga bulan.
Profesi Ling Meng dalam triad Hongkong yang dipimpin master Yu adalah sebagai seorang hacker. Dia memang sangat ahli di bidangnya namun kemampuannya masih dibawah dari Hunter, sang hacker yang melegenda.
Tapi kini Hunter telah pensiun dari dunianya dan tidak ada yang tahu identitas maupun tempat tinggal pria itu menjadikan Ling Meng menduduki nomor satu di dunia peretasan.
Beberapa tahun yang lalu saat Ling Meng mencoba meretas data file pada sebuah organisasi rahasia, tanpa sengaja dia menemukan file yang sangat dirahasiakan.
Dia menemukan bukti kuat yang mengatakan bahwa Stanley Calvins adalah Hunter!
Dia memberitahukan hal ini pada Anxia, tapi dia tidak memberitahukan pada lainnya. Anxia menyuruhnya untuk menghapus data tersebut dan tidak memberitahu siapa-siapa, termasuk master Yu.
Ling Meng memang termasuk anggota setia yang sudah mengikuti master Yu lebih lama daripada Anxia. Tapi Ling Meng sudah menganggap Anxia seperti adiknya sendiri dan menyayanginya sebagai seorang kakak.
Walaupun dia tidak mengerti mengapa Anxia ingin melindungi Hunter yang tidak ada hubungannya dengannya, Ling Meng mengabulkan permintaannya.
Dia menghapus data tersebut sehingga bukti terakhir mengenai identitas Hunter yang sebenarnya telah lenyap. Awalnya dia tidak mengerti bagaimana bisa seorang hacker sekelas Hunter bisa begitu ceroboh meninggalkan sebuah bukti di sebuah organisasi rahasia.
Atau apakah mungkin pria itu sendiri juga tidak tahu bahwa organisasi rahasia ini memiliki data mengenai dirinya?
Ling Meng merasa dirinya sudah cukup puas bermandikan air hangat lalu keluar dari tempat shower dan melilitkan tubuhnya dengan handuk kimono.
Dia berdiri di depan kaca lalu mengeringkan rambutnya yang basah dengan hair dryer. Tepat saat itulah matanya menangkap sesuatu di atas wastafel. Sebuah kotak bertuliskan tulisan Afrika serta sebuah gambar.
Tanpa perlu mengartikan tulisan tersebut, Ling Meng bisa langsung mengenali kotak ini melalui gambarnya. Kotak ini merupakan tempat pack alat tes kehamilan.
Kenapa barang ini ada disini?
Ling Meng meletakkan hari dryernya lalu membuka kotak tersebut untuk melihat isinya. Tapi tidak ada isi didalamnya seolah seseorang telah menggunakan isinya.
Tiba-tiba saja perasaannya menjadi tidak enak dan dia mulai mengerling mencari tempat sampah.
Begitu matanya melihat tempat sampah yang dicarinya, Ling Meng langsung duduk berjongkok untuk membuka penutup tempat sampah kering tersebut.
Dan dia menemukan alat tes kehamilan disana yang kini memiliki dua garis.
Dia membaca sederetan tulisan di kardus pack tersebut dan sangat terkejut saat mengetahui arti dari hasil dua garis ini.
Apakah Anxia tengah mengandung? Tidak. Seharusnya dia tidak boleh hamil untuk saat ini. Apalagi gadis itu sama sekali tidak cocok menjadi ibu yang baik.
Lalu teringatlah dia akan permintaan Anxia beberapa menit lalu yang ingin menjalani misi yang memerlukan fisiknya. Apakah mungkin temannya itu bermaksud menggugurkan janinnya?
Ling Meng bangkit berdiri sambil membawa alat tes kehamilan tersebut dan langsung menghampiri sahabatnya yang kini duduk santai sambil menonton acara komedi di tivi. Gadis itu bahkan sedang membuka kaleng bir yang dibelinya!
Ling Meng merampas kaleng bir tersebut sebelum Anxia sempat meminumnya.
"Hei, apa yang sedang kau lakukan?" jelas sekali Anxia merasa jengkel karena bir kesukaannya direbut begitu saja.
"Hah! Apa yang sedang kulakukan? Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang sedang kau lakukan?"
"Aku sedang menonton acara komedi?" Anxia merasa terheran mengapa sahabatnya ini tiba-tiba saja menjadi garang terhadapnya. Apakah dia melakukan sesuatu yang membuatnya jengkel?
Ah, tidak mungkin. Tidak peduli apapun yang dilakukannya, Ling Meng tidak pernah memarahinya ataupun bersikap garang seperti ini terhadapnya. Mungkin wanita itu sedang mengalami pms, sehingga suasana hatinya buruk?
"Jelaskan padaku apa ini?" Ling Meng menyodorkan alat tes kehamilan persis didepan wajah Anxia.
Seketika Anxia langsung mengerti alasan sahabatnya marah padanya. Sepertinya dia marah karena dia merahasiakan kehamilannya darinya.
"Ah, maaf aku lupa memberitahumu. Seperti yang kau ketahui aku sedang hamil, jadi jangan marah kalau aku lupa memberitahumu." jawab Anxia dengan santai sambil memamerkan senyuman manis terbaiknya.
"Kau pikir aku marah karena kau lupa memberitahuku!?" pekik Ling Meng mulai tidak sabar menghadapi sikap kecuekan gadis yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri.
"Lalu? Kenapa kau marah?"
"Kau berencana menggugurkannya!"
"Trus?" Anxia memiringkan kepalanya dengan ekspresi kebingungan. Dia sungguh tidak mengerti mengapa Ling Meng marah terhadapnya.
Justru inilah yang membuat Ling Meng naik pitam seketika.
"Qiao Qiao, kau sadar kalau kau berencana menggugurkannya, kau telah membunuh satu bayi tak berdosa?"
Anxia tertawa geli mendengar kalimat konyol sahabatnya. "Meng Meng, apa maksudmu dengan bayi. Lihat perutku, perutku masih langsing dan tidak ada benjolan. Bayi yang kau maksudkan itu tidak ada. Masih belum tumbuh, jadi tidak masalah jika aku menyingkirkannya dulu sebelum bertumbuh menjadi besar."
"Tapi itu tetaplah sebuah kehidupan. Dan lagi, anak ini adalah darah dagingmu sendiri. Bagaimana kau bisa tega membunuh anakmu sendiri?"
Kening Anxia mengernyit mulai merasa jengkel dengan cara Ling Meng berbicara dengannya seolah perempuan itu menuduhnya melakukan dosa yang besar.
Memangnya ada dosa yang lebih besar apa selain menjadikannya pembunuh bayaran? Lagipula apa bedanya dengan membunuh korban targetnya dengan sesuatu yang belum kelihatan pertumbuhannya?
Anxia sudah terbiasa membunuh orang dan baginya menggugurkan janinnya hanyalah salah satu korban pembunuhannya. Apa yang salah?
Yang salah adalah… kau mencoba membunuh anakmu sendiri, nona Qiao Anxia.