Anxia yang tiba-tiba merasa sedih, bangun untuk menegakkan tubuhnya. Dia bangkit berdiri lalu berjalan menuju ke ruang gantinya sebelum menutup pintu geser ruang gantinya.
Melihat perubahan sikap Anxia membuat Richard serta Lori saling berpandangan dengan heran.
"Ada apa dengan mama? Apakah mama marah?" Lori menelengkan kepalanya saat bertanya pada ayahnya.
Richard ikut-ikut menelengkan kepalanya seperti yang dilakukan Lori saat menjawabnya. "Entahlah. Bukankah kau mengantuk? Sudah saatnya kau tidur siang."
Lori memanyunkan bibirnya mendengar kalimat terakhir ayahnya. "Tapi papa mama ada disini. Aku masih ingin bermain, papa."
Richard menyentil hidung putrinya dengan gemas, "Papa mama tidak akan kemana-mana. Mainannya dilanjutkan setelah kau tidur siang."
Lori menegakkan punggungnya untuk mengambil napas panjang lalu menghembuskannya dengan cepat sambil membungkukkan tubuhnya dengan lemas.