Chereads / Awas, Papa! Mama Mau Membunuhmu!! / Chapter 49 - Bag 48 Tidak Sabar (1)

Chapter 49 - Bag 48 Tidak Sabar (1)

Ling Meng masih menanti jawaban Anxia dengan was-was. Bagaimana kalau gadis itu menolak? Dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan untuk membujuk sahabatnya agar tidak menggugurkan janinnya.

"Baiklah, aku akan menurutimu."

Ling Meng tidak bisa menyembunyikan pekikan senangnya dan langsung menghambur mengeluarkan laptopnya.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu saja membuat identitas palsu untuk kita. Kita harus segera pergi dari sini dan menghapus jejak kita berdua. Jika kita ingin menghindari lacakan tangan kanan master Yu, kita butuh tempat persembunyian. Bagaimana kalau kita ke Rusia? Aku punya kenalan disana yang bisa menyembunyikan kita sementara waktu sampai kau melahirkan."

Anxia mengangkat bahunya dengan cuek. "Terserah kau saja."

Keesokan paginya, Anxia serta Ling Meng langsung berangkat dengan menggunakan pesawat menuju ke Rusia.

Kenalan Ling Meng meminjamkan mereka sebuah rumah diatas bukit dengan lingkungan yang asri sehingga Anxia bisa menghirup udara segar tiap bangun pagi dan berjalan-jalan disekitar rumah tanpa takut akan tertangkap kamera.

Dibandingkan dengan Anxia yang tampak begitu tidak bersemangat, Ling Meng jauh lebih memperhatikan keseimbangan gizi pertumbuhan janin Anxia.

Ling Meng memberikan makanan sehat serta jus mix buah dengan sayuran untuk diminum Anxia, sementara Anxia merasa ingin muntah meminum jus tersebut.

Malahan pernah satu kali saat Ling Meng pergi untuk berbelanja, Anxia mengambil cemilan chips di lemari khusus cemilan dan memakannya hingga habis. Sebelum Ling Meng pulang, Anxia membersihkan remahan chips dan membuang kaleng chips ke sampah depan yang pasti tidak akan diperiksa oleh Ling Meng.

Tingkah Anxia saat ini sama seperti anak kecil yang bersembunyi melakukan kenalakan dibelakang ibunya.

Lalu disaat kehamilannya mencapai bulan ketiga, Ling Meng menyarankannya untuk sering mendengar lagu-lagu klasik.

Anxia menurutinya, namun bukan lagu klasik yang ia dengar, melainkan lagu jenis heavy metal yang membuatnya mengangguk-anggukkan kepala mengikuti irama. Tangannya bahkan ikut bergerak seolah dia adalah pemain gitaris rocker yang bersemangat tampil di atas panggung.

Anxia sama sekali tidak peduli akan kesehatan pertumbuhan janinnya dan bersikap seperti gadis liar tiap kali Ling Meng pergi belanja bahan makanan. Awalnya Anxia merasa sebal karena Ling Meng memanggilkan dokter kandungan dan meminumkannya vitamin penguat janin.

Tanpa penguat janin sekalipun, janinnya tetap sehat walaupun dia melakukan aktivitas ekstrim sekalipun. Tampaknya tubuh serta stamina Anxia terlalu bagus sehingga janinnya tidak mudah gugur walaupun dia telah melompat-lompat dengan ekstrim.

Kini Ling Meng menyuruhnya meminum obat penguat janin yang malah semakin menyulitkannya untuk menggugurkan janinnya dan membuatnya tampak seperti kecelakaan.

Pada akhirnya dia menyerah dan menerima nasibnya akan melahirkan anak setan dari pria brengsek itu.

Ling Meng juga membelikan banyak buku positif untuk dibaca Anxia diwaktu senggangnya. Sahabatnya yang mendadak super cerewet ini menyuruhnya untuk membaca buku-buku tersebut dengan suara yang nyaring agar janinnya bisa mendengar suaranya.

Anxia memutar matanya mendengar ocehan tiada habis dari sahabatnya. Dia tidak bisa mengerti cara berpikir sahabatnya itu.

Calon bayinya masih dalam bentuk janin, bagaimana mungkin janin bisa mendengar suaranya dan mendengarkannya membaca buku-buku ini?

Lagipula, buku macam apa yang sudah dibelikan Ling Meng untuknya? Semuanya sangat membosankan!

Dia lebih memilih membaca majalah fashion atau berita gossip yang sedang hangat dibicarakan orang-orang.

Tapi matanya lebih tertarik membaca berita mengenai pembunuhan, pemerkosaan ataupun tindakan kriminal lainnya. Dia juga menuruti nasihat Ling Meng yang menyuruhnya untuk membaca bacaannya dengan suara nyaring. Hanya saja, bacaan yang dibacanya sangatlah berbeda dengan apa yang dinasihatkan Ling Meng.

"Kabar terhangat hari ini. Karena dipenuhi dengan rasa dendam akan pelaku pemerkosaan, dua kakak bekerjasama untuk memotong alat kelamin si pelaku dan mengubur sang pelaku hidup-hidup. Ckckck… sungguh heroik sekali. Tapi jika mereka melakukannya terang-terangan seperti ini, mereka malah masuk penjara dan tidak akan bisa melindungi adik mereka. Bukankah begitu iblis kecil?" Anxia mengelus perutnya sambil melirik ke arah perutnya yang kini agak besar.

Elusannya tiba-tiba berhenti disaat bersamaan keningnya mengernyit tidak suka. "Tsk! Untuk apa aku mengajak monster ini bicara? Aku pasti sudah gila."

Anxia berhenti mengelus perutnya untuk mengambil cemilan chips dan memasukkannya kedalam mulutnya sambil melanjutkan bacaannya.

"Bank XX yang dikabarkan memiliki sistem keamanan terbaik di dunia ini berhasil dibobol oleh sekelompok perampok professional. Waow, kira-kira siapa yang ketua tim perampok itu? Aku jadi ingin bergabung." Anxia tertawa kecil sambil terus membaca dan mengemil chips yang notabene tidak sehat untuk bayinya.

Hhhh… Qiao Anxia masih tidak peduli akan kesehatan pertumbuhan janinnya bahkan setelah kehamilannya masuk ke bulan kelima, dia masih belum mau berubah.

Ling Meng serasa angkat tangan menyerah karena sering memergoki Anxia makan chips dan menyetel musik heavy metal keras-keras, belum lagi bacaan yang dibaca gadis itu adalah berita ekstrim yang bisa membuat bulu kuduk merinding.

Seperti yang diduganya, Anxia sama sekali tidak cocok untuk menjadi ibu yang baik, malahan anak yang dididiknya bisa-bisa menjadi pribadi yang jauh lebih buruk daripada ibunya.

"Qiao Qiao, bagaimana kalau kita menyerahkan bayimu ke panti asuhan? Kurasa kita tidak akan bisa merawatnya jika sikapmu seperti ini."

"Benarkah? Tentu saja aku setuju sekali!"

Ling Meng menghela napas terberatnya hari itu dan mulai membuka website panti asuhan terbaik yang sekiranya bisa menjadi lingkungan bagus untuk anak sahabatnya.

Setidaknya anak tersebut tidak akan memiliki hidup yang lebih susah selama tinggal di panti asuhan. Daripada harus hidup dengan melarikan diri dan diterjang bahaya yang muncul sewaktu-waktu, sementara Anxia sama sekali tidak berniat melindungi anaknya, pilihan menyerahkan anak itu ke panti asuhan lebih baik.

Malam harinya Qiao Anxia merasa sangat senang karena dia tidak perlu merawat serta membesarkan janin yang dibawanya. Dia juga bisa membuang bekas jejak dari pria brengsek itu sejauh mungkin, sehingga dia mendapatkan mimpi indah ketika dia tidur.

Dia bermimpi bertemu dengan kedua orangtuanya kembali dan sedang berkumpul bersama di halaman belakang rumahnya. Dia ingat hari itu ayahnya mengajarinya bermain layang-layang untuk pertama kalinya.

Itu merupakan kenangan terbaik yang pernah ia miliki sebelum keluarganya dihancurkan oleh musuhnya. Meskipun begitu, rasa benci serta rencana balas dendamnya tidak pudar setelah bangun mendapatkan mimpi indah. Sebaliknya dia semakin optimis bahwa kedua orangtuanya mengizinkannya untuk melanjutkan rencana balas dendamnya.

Pagi itu suasana hati Anxia luar biasa bagus sehingga dia bersedia melakukan satu hal bagus untuk janinnya.

Dia membuka pintu jendela kamarnya untuk menghirup udara pagi yang segar. Dia mengelus-elus perutnya membentuk lingkaran besar sambil memejamkan matanya dan tersenyum dengan khidmat menikmati udara di pagi hari.

"Aroma embun pagi yang khas, udara dingin yang segar serta kicauan burung yang enak didengar. Bukankah pagi ini adalah pagi yang bagus untuk berjalan-jalan?"

Dug.

Seketika senyuman Anxia lenyap begitu merasakan sesuatu bergerak dibawah telapak tangannya… lebih tepatnya didalam perutnya!

Apa itu tadi?