Satu detik…
Dua detik…
Tiga detik…
Entah sudah berapa detik yang dia jalani, namun Anxia merasa seperti telah berjam-jam menunggu sesuatu yang berubah pada tiga alat tes kehamilan yang berbeda-beda tersebut.
Tidak lama kemudian, Anxia menyadari sebuah garis mulai muncul disusul dengan garis-garis lainnya. Seketika tubuhnya menjadi patung dan dia nyaris bisa merasakan jantungnya berhenti berdetak saat itu juga.
Disaat Richard mencapai ke kamar mereka dan mengetuk kamar mandi yang ditutup rapat oleh Anxia, barulah saat itu Anxia berputar untuk membuka pintu yang merupakan penghalang baginya untuk melihat wajah suaminya.
Belum sempat Richard berbicara, Anxia sudah memeluknya dengan erat begitu pintu terbuka membuat Richard kehabisan kata-kata.
"Xia Xia? Apa yang terjadi? Apakah kau merasa sakit?"