Semenjak perdebatan kecil tadi pagi, Anxia serta Richard tidak banyak bicara.
Mereka menepati janji untuk tetap bersama Lori hingga putri kecil mereka terbangun. Walaupun suasana diantara mereka kembali menjadi tegang seakan ada jurang diantara mereka, prioritas utama mereka masih pada putri mungil yang masih tertidur pulas.
Keduanya sama-sama tidak ingin melihat Lori merasa was-was ataupun menangis seperti kemarin sore.
Selama ini Anxia tidak pernah melakukan sesuatu yang membuat putrinya menangis, dia juga tidak pernah memarahi anak itu, karena pada dasarnya Lori adalah anak yang manis dan penurut.
Karena itulah, Anxia tidak ingin melihat air mata menggenangi mata biru hijau putrinya dan bertahan berbaring disebelah putrinya dalam diam.
Sama seperti Anxia, Richard juga turut berbaring di sebelah sisi Lori yang lain sambil memandang ke langit kamar mereka.