Sri yang kembali ke kampung halamannya merasa menyesal kehilangan suaminya hanya gara-gara sikapnya yang keras dan tak terkendali, kadang suka berbuat sesuka hatinya, sebenarnya Sri memang tidak menyukai anak sambung nya itu, dan sering kali memukul dan mencubitnya, ada perasaan senang saat melihat Kamila menangis dan menjerit. dan menurut psikiater yang memeriksa Sri mengidap gangguan jiwa dan harus segera ditangani oleh dokter kejiwaan, atau psikiater.
Bahkan setelah pulang ke Surabaya Sri semakin menjadi setiap melihat anak perempuan, anak saudara atau tetangga pasti Sri akan memukul, menjambak dan mencubitnya, semua itu dia lakukan untuk mencari kepuasan. Sri akan merasa puas setelah menyakiti anak tetangganya atau anak saudaranya yang masih berusia kecil. para tetangga dan saudara mendatangi rumah Pak Handoko dan menyuruh untuk membawa Sri ke rumah sakit jiwa agar diobati karena jika dibiarkan akan semakin parah dan akan semakin menyakiti anak-anak saudara dan tetangganya.
