Aku baru saja menutup pintu mobil ketika sebuah sapaan terdengar. Aku memejamkan mata sebelum berbalik dan menyapanya. Mas Ardan.
"Eh, Pak Dosen,"sahutku nyengir.
Mas Ardan menengok ke belakangku. "Mobilnya keren nih, Re."
Aku nggak suka kepergok Mas Ardan. Sepertinya nanti aku nggak perlu menyuruh Pak Dadang menungguku di kampus.
"Punya Kakek, Mas," ujarku bohong. Itu mobil Satria by the way. Bohong lagi kan aku sama Mas Ardan.
"Mas, Sono gih masuk duluan," usirku.
"Kenapa nggak bareng aja?"
"Nggak mau. Ntar aku kena gosip dan dibantai fans kamu di sini."
Mas Ardan tertawa. "Bisa aja kamu." Dia menarik hidungku. Ebuset, aku langsung celingukan. Semoga nggak ada yang lihat. Kebiasaan banget nih orang. "Ya sudah. Aku masuk dulu. Belajar yang bener."
"Iya,iya."
Setelah Mas Ardan pergi aku baru melenggang masuk ke gedung. Di koridor kelas, aku dihadang Alia yang langsung menggaet lenganku.