Rencanaku tidur gagal. Aku bahkan nggak bisa menutup mata dengan sempurna. Kepalaku nggak bisa berhenti memikirkan apa yang Satria lakukan setelah aku pulang dari pesta itu. Sekarang sudah hampir pukul dua belas malam. Tapi belum ada tanda-tanda Satria pulang.
Pukul dua dini hari aku mendengar pergerakan pintu kamar terbuka. Disusul dengan suara lampu dihidupkan. Langkah kaki seseorang mendekat. Aku bisa merasakan sebuah tangan memperbaiki letak selimutku. Lalu langkah kaki itu kembali menjauh.
Tidak beberapa lama, lampu kamar padam kembali dan aku merasakan pergerakan tempat tidurku. Aku tahu itu Satria.
"Harusnya kalau mau pulang, kamu memberitahuku, bukan kabur begitu aja."
Aku nggak menjawab. Masih pura-pura tidur.
"Kamu sudah tidur? "
Pertanyaan bodoh.
"Aku minta maaf kalau kata-kataku membuatmu tersinggung. Aku hanya ingin kehadiran Jessi nggak memengaruhimu."