Chereads / MARRIED TO A STRANGER / Chapter 15 - PERFEKSIONIS DAN OCPD

Chapter 15 - PERFEKSIONIS DAN OCPD

Ramon mendekati Hailee dan dia bisa melihat gadis itu terlihat begitu enggan. Tentu saja Ramon tidak bodoh, dia tidak membutuhkan memori nya untuk mengetahui kalau Hailee telah berbohong mengenai hubungan diantara mereka.

Jangankan menjadi kekasih, Hailee tidak bersikap seolah- olah mereka telah mengenal satu sama lain selama dua tahun. Gadis ini bahkan tidak bisa berbohong dengan benar.

Tapi, pertanyaannya adalah; kenapa?

Untuk apa Hailee ingin membohongi Ramon dan keluarganya? Apa tujuan gadis ini? Dalam sekali lihat, Hailee tidak tampak seperti seorang gadis yang memiliki niatan yang buruk, tapi tetap saja, apa yang ada di dalam hati seseorang, tidak akan ada yang bisa menebak dengan pasti.

Ramon bergerak semakin mendekat dan tersenyum ketika dia melihat Hailee menutup matanya rapat- rapat.

Kalau orang lain melihat ekspresinya saat ini, mereka akan mengira Ramon hendak memukulnya alih- alih ingin menciumnya.

Mengabaikan Hailee yang telihat tidak nyaman dengan kedekatan mereka, Ramon meraih sisi wajahnya dan menarik dirinya mendekat. Bahkan, gerakan kecil Hailee tidak terlepas dari tatapan Ramon.

Hailee sempat akan menarik diri, tapi kemudian terdiam kaku.

Di detik berikutnya, Ramon mendaratkan sebuah kecupan di pipi kanan Hailee dan melepaskan gadis itu, kembali bersandar ke kepala ranjangnya.

Walaupun Ramon tidak tahu apa yang telah membuat Hailee berbohong, tapi dia tidak akan melepaskan gadis ini semudah itu setelah kebohongan besar yang dia lakukan. Ramon akan mencari tahu siapa sebenarnya Hailee dan latar belakang gadis ini.

Tapi, tidak dengan kondisinya yang sekarang. Ramon butuh waktu untuk beristirahat untuk memulihkan kembali kondisinya.

Jadi, untuk sementara waktu, dia akan bermain- main dengan drama yang Hailee rancang, sambil mengulur waktu agar gadis ini tidak curiga dan segera mengambil langkah seribu.

"Aku mau makan seafood," ucap Ramon dengan ringan.

Di sisi lain, Hailee masih tertegun sambil memegangi pipinya. Ramon hanya mengecup pipinya? Bukannya…

Tidak. Tidak. Tidak.

Hailee tidak mungkin berharap kalau mereka benar- benar berciuman, kan? Dengan pemikiran ini, dia dapat merasakan wajahnya menghangat.

"Hei!" Ramon menegur Hailee karena dirinya tidak ditanggapi.

"Hah?" Hailee tergagap dan menoleh untuk menatap Ramon, ekspresinya kali ini tidak lagi terlihat dingin dan menyeramkan. Bagaimana bisa mood pria ini berubah secepat itu? Bukankah beberapa detik lalu dia sangat bersikeras untuk membuktikan kalau Hailee bukanlah kekasihnya? "Apa?"

"Aku bilang, aku mau makan seafood." Ramon mengulangi kata- katanya dengan tidak sabar.

Secara otomatis, Hailee beranjak dari kursi dengan cepat, seperti seorang narapidana yang baru dibebaskan dari penjara. "Baiklah!" ucapnya cepat- cepat.

Tapi, Hailee baru mengambil empat langkah ketika dia teringat sesuatu dan berbalik untuk menghadapi Ramon dengan dahi berkerut.

"Tapi, kau tidak boleh makan seafood dulu," ucap Hailee pelan.

"Siapa bilang?" Ramon menatap Hailee dengan menantang.

"Dokter," jawabnya.

"Apa dia ada di sini?"

Hailee menggeleng.

"Kalau begitu aku bisa makan apapun yang aku mau."

Hailee masih tidak beranjak pergi untuk membelikan makanan yang diminta Ramon.

"Kalau kau tidak mau pergi, aku yang akan pergi sendiri." Sambil berkata begitu, Ramon berniat turun dari ranjang, tapi kemudian Hailee berkata dengan panik.

"Baiklah, baiklah, aku akan belikan!" seru Hailee dengan sedikit kesal.

"Kalau begitu tunggu apa lagi?" Ramon menaikkan sebelah alisnya dan kembali berbaring di ranjang, menatap punggung Hailee yang berjalan sambil menyentakkan kakinya dengan berlebihan.

Di sisi lain, Hailee tidak habis pikir pada keinginan Ramon, ini bukan pertama kalinya dia meminta sesuatu yang dilarang oleh Dokter.

"Biar saja, toh nanti dia sendiri yang sakit, biar kulihat wajahnya yang menderita nanti," gerutu Hailee, tapi Ramon berseru di belakangnya.

"Aku mendengar itu!"

Mendengar kata- kata Ramon, Hailee bergegas keluar kamar dan tidak kembali sampai empat jam berikutnya, membiarkan Ramon menunggu dengan kesal.

***

Setelah dua minggu perawatan intensif dan melalui beberapa pemeriksaan, Ramon akhirnya diizinkan pulang dengan catatan; dia harus melakukan terapi rutin setiap tiga kali dalam seminggu.

Walaupun Ramon terlihat tidak menyukai ide tersebut, tapi dia setuju pada akhirnya dan besok merupakan hari kepulangannya, maka dari itu, Hailee mengambil inisiatif untuk membereskan barang- barang pribadi miliknya sambil menghabiskan waktu sampai makan malam mereka di antarkan.

"Kau tidak perlu melakukan itu, akan ada orang yang melakukannya besok," ucap Ramon dengan acuh tak acuh, matanya terpaku pada dokumen- dokumen penting di pangkuannya.

Lexus yang membawakan semua itu untuk Ramon karena kakaknya terus menerus bertanya mengenai perusahaan dan tidak akan diam sampai keinginannya terpenuhi.

Walaupun Lexus telah mengatakan berkali- kali kalau perusahaan mengalami perkembangan yang sangat significant di bawah tangan dingin Ramon selama empat tahun belakangan ini, tapi tetap saja Ramon tidak percaya sampai dia melihat sendiri buktinya.

Hailee melirik Ramon dan tidak mengatakan apa- apa, tapi tidak juga berhenti untuk membereskan barang- barangnya.

Setelah kurang lebih dua minggu bersama Ramon, ada satu hal yang Hailee sadari mengenai pria ini, di atas banyak hal yang tidak dia sukai, yait; Ramon adalah seorang control freak.

Dia ingin mengontrol apapun yang ada di sekitarnya dan menginginkan segalanya berjalan sesuai dengan ekspektasi dan keinginannya.

Mungkin dalam lingkungan bisnis, memiliki kepribadian seperti itu merupakan nilai plus, tapi tidak dalam kehidupan sehari- hari.

Sayangnya, Ramon tidak menyadari akan hal itu dan sifat buruknya tersebut tidak berhenti sampai di sana saja.

Ramon adalah contoh nyata dari orang yang memiliki kepribadian perfeksionis, ditambah lagi dengan OCPD (obsessive compulsive personality disorder) yang dimilikinya, itu hanya menambah deretan sifat menyebalkan Ramon yang Hailee tidak sukai.

Hailee tidak tahu lagi bagaimana dia bisa mengatakan betapa perfeksionisnya Ramon, bahkan Lexus terkadang akan geleng- geleng kepala ketika menghadapi kakaknya ini.

Tapi, beruntungnya, dengan sifat Lexus yang easy- going, hal ini membuat mereka berdua tampak saling mendukung satu sama lain.

Selain itu, pria ini sangat menarik dan enak dipandang, tidak heran kalau dia menjadi salah satu bachelor yang paling dicari, jadi walaupun Ramon agak menyebalkan, Hailee dapat mengambil sisi positif- nya dan mengacuhkan sisi negative- nya dengan mudah, apalagi karena dirinya sangat butuh perlindungan dari keluarga Tordoff.

"Bisa tidak kau berhenti mondar- mandir di hadapanku?" ucap Ramon dengan kesal. Hailee tidak berhenti bergerak ke sana kemari dan hal ini membuatnya pusing, karena mau tidak mau, Ramon akan mengikuti setiap gerakannya.

"Bisa tidak kau tidak marah- marah sehari saja?" balas Hailee tidak kalah kesalnya. Apapun yang dilakukan Hailee selalu saja salah di mata Ramon.

Sepertinya apa yang akan Hailee hadapi nantinya, akan jauh lebih melelahkan dan menantang kesabarannya.