Xiao Ming Yu sedang duduk di gazebo belakang kediamannya. Menatap kediamannya dengan aneh, paviliun teratai yang terletak di bagian paling pojok di sebelah utara, paviliun itu terlihat besar. Di belakangnya masih tersisa banyak lahan kosong. Dengan ditemani secangkir teh, Xiao Ming Yu melihat kearah lahan kosong tersebut.
"Jika aku menanaminya dengan berbagai sayuran itu akan membantuku untuk mendapatkan cukup uang. Lagi pula Kaisar bodoh itu tak pernah memberikanku cukup uang, dan aku harus bertahan hidup di sini tanpa harus mengemis padanya. Hmm.....otakmu memang sangat jenius Lie Ming Yu, pantas saja kau terpilih menjadi Jendral besar pasukan militer." Ucap Xiao Ming Yu dan kemudian tertawa terbahak-bahak dengan nada yang cukup mengerikan.
Fu ren yang berada tepat di dekat sangat Putri hanya merasakan aneh pada junjungannya itu, entahlah semenjak sadarnya Putri Xiao Ming Yu ia merasakan bahwa sang Putri telah berubah.
"Fu ren!!" Panggil Xiao Ming Yu.
"Nubi menunggu perintah yang mulia!!" Jawab Fu ren dengan cepat.
"Bisakah kau mencarikan ku bibit tanaman sayuran yang terbaik di pasar, aku ingin berganti peran sekarang, dari yang tadinya Jendral besar ingin menjadi seorang petani" Ucap Xiao Ming Yu yang menurut Fu ren melantur.
"Baik yang mulia!" Segera Fu ren menuju pusat kota dan mencari apa yang diinginkan junjungannya.
Setelah menyuruh Fu ren pergi, Xiao Ming Yu segera mencari alat untuk bisa membantunya mengolah tanah di daerah Halaman barangnya ini.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan Xiao Ming Yu dengan segera melakukan pekerjaannya tanpa memperdulikan pakaian yang ia pakai yang masih menggunakan hanfu kuning dengan aksen bunga krisan yang indah.
"Huh ternyata menjadi seorang petani tidaklah mudah!!" Gumam Xiao Ming Yu dan mengelap keringatnya dengan tangan yang masih kotor.
Tak lama Fu ren datang dengan beberapa bibit di tangannya.
"Yang mulia, apa yang sedang anda lakukan? Ini adalah tugas seorang pelayan, kenapa Putri melakukan pekerjaan ini? Biarkan saya saja yang mengerjakannya Putri!" Kaget Fu ren dan segera mengambil alih cangkul dan sekop di tangan Xiao Ming Yu.
"Yayaya lakukan lah sesukamu. Aku ingin menikmati teh ku dulu!"
Dengan malas Xiao Ming Yu menyerahkan semua peralatan kerjanya pada Fu ren, ia berjalan menuju gazebo dan mulai menikmati tehnya.
******
Saat ini Xiao Ming Yu tengah menikmati jalan-jalannya di istana ke Kekaisaran Jing Fu dengan di temani Fu ren di belakangnya. Tiba-tiba saja bunyi nyaring dari perutnya yang meminta untuk diisi.
"Fu ren!" Panggil Xiao Ming Yu tanpa menoleh kebelakang.
"Ya yang mulia?"
"Apakah saat ini waktunya untuk makan siang?" Tanya Xiao Ming Yu.
"Ah ya seharusnya begitu! Tapi kepala pelayan tak mengirimi kita makanan, karna perintah dari permaisuri Putri!!" Ucap Fu ren menunduk.
"Bedebah sialan" Umpatan Xiao Ming Yu dan matanya di penuhi aura membunuh yang pekat.
Fu ren yang merasakan jika tuannya mengeluarkan aura membunuh berdiri dengan kaki bergetar dan takut.
"Tunjukan di mana tempat perjamuan makan, SEGERA!!"
"Ba--baik yang mulia!" Dengan langkah lebar dan aura yang di keluarkan Xiao Ming Yu mengikuti Fu ren menuju ruang perjamuan.
Hingga akhirnya mereka tiba di sana, Xiao Ming Yu menatap ruangan itu sejenak dan segera menendangnya hingga menimbulkan bunyi
Brak...
Seluruh anggota kerajaan yang tengah menikmati makan siang berjengkit kaget dan melotot saat melihat Xiao Ming Yu berdiri di depan pintu. Tak lama terdengar suara tepukan dari Xiao Ming Yu.
Prok... Prok... Prok...
"Sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan!"
"Lihat lah betapa harmonis nya keluarga ini. Benar begitu Fu ren?!"
Fu ren yang berada tepat di belakang Xiao Ming Yu meneguk ludah takut.
"Kau... Kenapa kau sangat lancang Putri!" Teriak sangat kaisar marah.
"They eat peacefully without thinking about me. What a very ironic view." Ucap Xiao Ming Yu dengan menggunakan bahasa Inggris yang membuat para anggota kerajaan tidak mengerti.
"Apa yang kau bicarakan Putri?" Tanya Pangeran ke tiga Xiao Dai Lie.
Bukannya menjawab Xiao Ming Yu mengacuhkan pertanyaan tersebut dan keluar.
"Fu ren, mari kita menjelajah seluruh istana ini, barangkali kita menemukan benda berharga yang dapat kita jual dan membeli beberapa makanan untuk kita makan!" Ucap Xiao Ming Yu saat akan hendak keluar.
"Ba--baik Putri!" Dengan suara bergetar Fu ren menjawab.
Dan setelah itu mereka pergi menghilang di telan dinding istana.
Kaisar masih bengong melihat perubahan Putrinya entahlah ia merasakan sakit yang amat dalam di lubuk hatinya melihat tatapan benci nan dingin milik Xiao Ming Yu.
TBC.