Chereads / SiputRI / Chapter 6 - Teka-teki

Chapter 6 - Teka-teki

Pagi-pagi setelah bangun dari tempat tidurku aku terjebak rindu yang mendalam,tetapi bukan untuk kekasihku,

Aku benar-benar tidak nyaman dengan rasa dan ingin bergegas menyudahinya hingga aku kembali dalam tawa,

Aku menceritakan resahku kepada sang kekasih,dia menelan ludah dalam-dalam dan dia membiarkan aku sendiri menemuinya

Aku tidak nyaman dengan kesendirian,hingga aku kembali menelpon kekasihku

"Hallo"

"Iya"

"Aku minta tolong kepadamu kali ini saja!"

"Tapi aku tidak bisa,itu adalah hal yang sangat berat untukku"

"Kenapa?"

"Biarlah kamu sendiri menyatakan rindumu yang mendalam,dari sekian lama tidak bertemu"

"Tapi aku butuh kamu di sampingku,hari ini"

"Aku hanya akan menjadi penghalangmu"

"Sudahlah jangan hiraukan aku,aku akan ke rumahmu sekarang"

"Baiklah,jika kamu memaksa"

Aku berjalan sangat lamban sejajar dengan dokar,aku terheningkan oleh apa yang harus aku lakukan nanti,

Aku terus berfikir dan yang belum memiliki jalan,hingga suara klakson mobil muatan menghentikan lamunanku.

dengan selamat aku sampai di rumah siputri,aku panggil dia aku lihat dia sudah berdandan rapi,lebih rapi dari sebelum-sebelumnya,seolah-olah tidak ingin wanita lain melebihi kecantikannya,

Aku tersenyum dan menyapa nya

"Kenapa serapi ini"

"Karena penampilanku menentukan semuanya hari ini"

"Sama seperti yang aku pikirkan" kataku di dalam hati

"Apakah dengan penampilan bisa mengubah segalanya?" Kataku

"Aku tidak tau,tapi hati yang menginginkannya"

"Baiklah"

Kami berjalan di tempat aku dulu bersekolah tanpa lelah mencari ilmu,

Di desa kecil yang tidak di penuhi keramaian.

Setelah sampai di perbatasan jalan desa ,seolah aku kembali menjadi anak kecil lagi,aku mengingat masa-masa saat aku masih belum bisa bersepeda hingga mampu mengendarai motor di jalan berbatu,

berkendara tanpa mengenal rasa takut.

Setelah tiba di tempat tujuan,

kaki kami harus melangkah keluar

Aku ketok pintu tua tak terawat,sambil melihat sekeliling yang tidak melihat sedikitpun perubahan,

Terlihat berjalan pelan seorang lansia,aku lihat ramputnya memutih,kulitnyapun keriput,dadaku berdetak kencang lalu aku peluk lansia itu dengan sangat erat,lalu menyatakan semua kerinduan di dalam dada, ibuku meneteskan air mata,dan mengatakan apakah keadaanku baik-baik saja?

Aku menjawabnya dengan senyuman: "aku bahagia di tanah rantau bahkan setiap saat ada seseorang yang menghiburku"

"Ibu....., ini siputri kekasihku"

"Wah cantik sekali" kata ibuku sambil mengusap air mata

"Terimakasih ibu" kata siputri

"Jadi kapan kalian mau serius?"

"Aku belum tau ibu,coba tanya ke anak ibu saja" mengatakan dengan rasa malu

"Janganlah biarkan orang tua ini menunggu lama menggendong cucu nak!"seru ibuku

"Iya ibu" kataku dan siputri bersamaan,lalu kami saling bertatap wajah dan tertawa

"Hahahaha,hahahaha"

"Ya sudah masuk dulu" kata ibu sambil menyiapkan minuman

"Baiklah"

Kami masuk kedalam,aku ajak siputri masuk ke kamarku

Siputri melihat sekeliling dan tertawa,memang kamarku sangat ke kanak-kanakan dan banyak sekali poster-poster masa kecilku dan tempellan-tempellan gambar amatirku di masa SMA,

Siputri melihat seluruh kamarku dan yang telah tertelan rasa penasaran tentang diriku,dia menemukan banyak tumpukan buku-buku yang aku baca di masa kecilku,dia memilah-milah dan sedikit membaca,aku hanya berdiri melihatnya asik dengan buku-buku lamaku,

"Kamu juga suka dengan dongeng?"

"Iya"

"Hahaha,lucu sekali kamu dulu!"

"Kenapa ini ada cerita barbie?"

Aku mengambil buku itu dari tangannya sangat cepat

"Ceritanya panjang,hehe"

"Hahaha"

"Aku tidak seperti yang kamu pikirkan"

"Lalu?"

"Aku dulu adalah seseorang anak kecil yang selalu tertawan oleh rasa penasaran karena cerita"

"Haha" dia tertawa sambil melihat buku-buku di sana

"Aku penasaran dengan dongeng yang selalu mereka ceritakan di sekolah,hingga aku diam-diam membeli dongeng itu dengan uangku sendiri"

"Hahaha,kamu masih membacanya sampai sekarang?"

"Tentu tidak dong!" Seruku menegaskan

Lanjut memilah-milah buku,siputri menemukan buku kusam tak menarik dengan sampul lukisan bunga bermotif rapi dengan tulisan kaligrafi lama,

Lalu siputri melihatku dan bertanya,

"Ini buku siapa?"

"Itu buku pemberian dari sahabat SMA ku,dia memberikan itu sebelum aku meninggalkan rumah ini,sebelum aku kuliah ke luar negri"

"Buku apa?"

"Buku puisi gitu,untuk menyemangatiku"

Siputri membaca buku itu dan mencari tau maksud kenapa sahabatku mengirimkan pesan itu,dan memastikan bahwa dia bisa menemukan hal lain,

tetapi tetap saja tidak menemukan apapun,karena kami dulu hanyalah anak SMA yang tidak pandai membuat hal yang menarik.

Siputri meminta izin membawa buku coklat kusam itu,

lalu kami kembali di mana ibuku berada,kami membantu ibu memasak didapur dan membawakan bahan makanan untuk di masak bersama,yang memang sudah kami siapkan sebelum kedatangan kami.

Setelah semuanya selesai,kami makan bersama saling berbagi canda dan tawa bersama ibuku tercinta yang sedang kesepian.

"Ibu" kata ku

"Iya,nak"

"Maaf,aku tidak pernah ada waktu untuk ibu"

"Tidak apa-apa nak,asal kau bahagia ibu juga bahagia,tinggallah lebih lama disini nak,ibu ingin melihat kamu tertidur pulas di kamar lamamu"

"Maaf ibu,tetapi anakmu sekarang bukan anak kecil seperti dulu lagi yang tidak memilliki kesibukkan,ada banyak beban yang harus aku pikul"

"Baiklah,aku mengerti hal itu,jaga dirimu baik-baik,jika ada waktu mainlah ke sini lagi"

"Tentu ibu,aku pasti akan segera kembali".

Aku kirim 3 orang untuk tinggal bersama ibuku tercinta untuk menggantikan aku,walaupun ibu sempat menolaknya,tetapi aku ingin ada seseorang yang menjaga ibuku dengan baik selama aku mengurus semua pekerjaanku.

Lalu aku pamit setelah mencium kaki ibuku dan meminta doa supaya tidak ada halangan yang bisa menghadangku,lalu dengan berat hati akupun meninggalkan kediaman ibuku dan kembali menatap masa depan.

Di perjalanan aku sengaja memutar lagu sedih,agar hatiku benar-benar merasakan kehilangan yang mendalam sehingga di saat-saat aku rindu,aku mendobrak pintu penghalang lalu kembali memeluk ibukku,

Sedangkan di sisi lain siputri sedang membaca buku berisi puisi-puisi dari sahabat baikku,

setelah satu halaman penuh dan mungkin hampir 100 puisi membacanya,

siputri memperlihatkan pesan terakhir dari sahabatku;

( HAI KAU YANG TELAH MEMBACA BUKU INI HINGGA AKHIR,

ini adalah bagian terpenting dan juga akhir di mana aku melihatmu,

Aku banyak menulis puisi dengan kata-kata sedikit bernada tinggi agar kau lebih bersemangat.

Jangan biarkan kamu lemah seperti awan yang tergantung dengan angin di saat awan itu ingin bergerak,tetapi jadilah seperti matahari yang menyinari seluruh semesta tanpa meminta balas.

Jadilah hebat ketika pulang nanti,AKU akan selalu MENUNGGUmu di dalam diamku,aku akan tetap merangkai puisi-puisiku hanya untukmu seorang,hingga tiba saatnya aku menyatakan luka,kau menyatakan bahagia,

Aku menyatakan duka,KAU MENYATAKAN RASA,

Aku menyatakan sepi,kau menyatakan keramaian KEPADAKU

Dan seolah-olah kesedihanku kau gantikan dengan senyummu

Pertanda: sahabatmu. )   

"itu adalah kata perpisahan dia untukku" kataku sambil mengembalikan buku itu ke tangan siputri

"Kamu tidak merasakan sesuatu dari pesan-pesannya" kata siputri

"Tidak,karena menurutku itu hanyalah perasaan kehilangan dari seorang sahabat"

"Baiklah,coba baca kembali pesan terakhir itu"

Aku membaca kembali dengan serius,berharap menemukan sesuatu yang berbeda,aku baca berulang kali hingga aku bisa menemukan pesan misterius.

"Oh ini" kataku

"Sekarang kamu mengerti maksud dari sahabatmu?"

"Iya...

dia berharap kita bertemu kembali dan membaca puisi yang dia buat untukku"

"Oh,tuhan.

coba baca huruf besarnya saja di bagian pesan terakhir itu"

Aku kembali membacanya dengan rasa penasaran,

mataku sekejab melotot,

aku sangat terkejut dengan pesan terakhir sahabat baikku itu,

lalu tiba-tiba lagu sedih itu hilang tertutupi oleh suara ban mobilku pecah,

aku mengerem dalam-dalam mobilku dan suara teriakan histeris siputri terdengar keras,aku pasrah memejamkan mata,hingga hanya gelap menemaniku di bawah hujan deras menyelimuti.