"Sayang, apakah kau benar-benar mencintaiku? apakah bukan karena kau mengagumiku saja?" Zayn ingin memastikan perasaan istrinya.
"Tentu saja sayang, buktinya aku sekarang telah menjadi istrimu kan?" Arunika menyandarkan kepalanya didada Zayn, mereka sangat mesra.
"Kalau begitu, mau kah kau menjadi istriku yang sesungguhnya? maksudku kita akan melakukan apa yang pasangan menikah lainnya lakukan. Aku tahu kamu tidak bodoh sayang." Zayn kemudian mulai meraba tubuh Arunika, Zayn ingin mencobanya. Lagi pula Zayn tiba-tiba menjadi sangat bergairah dia mulai menyentuh bagian-bagian tubuh sensitif Arunika.
"Aaahh, kakak! aku merasa aneh Kakak sentuh seperti ini.." Arunika merasa kan sesuatu yang belum pernah dia rasakan. Dia merasa seperti ada kupu-kupu yang terbang didalam perutnya, dia menikmati sentuhan suaminya. Arunika tidak menyangka suaminya bisa melakukan hal-hal seperti ini. Mereka kemudian berciuman kembali. Tangan Zayn sudah mulai melepaskan satu persatu pakaian Arunika. Kini, gadis itu hanya tinggal memakai dalamannya saja. Zayn semakin bergairah melihat tubuh istrinya yang begitu indah.
"Sayang, kita coba lakukan sekarang bolehkah?" Zayn sudah mulai menciumi payudara Arunika yang masih terbaut bra nya.
"Aku takut kak, katanya kalau melakukan hubungan suami istri itu sakitnya tidak tertahankan kak." Arunika sudah basah sebenarnya tetapi dia takut. Arunika teringat artikel yang pernah dibacanya dulu.
"Kalau kita tidak mencobanya, maka kita tidak akan tahu sayang." Zayn kemudian melepas bra yang dipakai Arunika lalu tampaklah pemandangan yang sangat indah dihadapannya. Milik Zayn sudah menegang dibawah sana, Zayn mulai menyusu kepada Arunika.
Dia sangat menikmati adegan ini, begitu juga dengan Arunika. Suara desahannya sudah mulai terdengar dan itu membuat Zayn semakin bergairah. Keduanya menjadi lupa waktu. Zayn asyik dengan mainan barunya, sementara Arunika juga sangat menikmati lidah Zayn yang bermain di payudaranya. Mereka berdua sudah tidak dapat menahannya lagi.
Zayn kemudian melepas pakaiannya, lalu akan melepas celana dalam Arunika saat tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Kakeknya memanggilnya dan memintanya segera keluar. Zayn merasa sangat kesal, karena hampir saja dia akan merasakan surga dunia tetapi ketukan dipintu barusan membuat gairah keduanya hilang entah kemana. Arunika langsung berlari kekamar mandi dan Zayn segera memakai pakaiannya kembali dan membukakakn pintu untuk kakeknya.
"Kalian sedang apa Zayn? kenapa lama sekali membuka pintunya?" Kakek menahan senyumannya saat melihat Zayn membuka pintu dengan wajah yang tidak enak dilihat.
"kakek kenapa sih mengganggu Zayn saja, padahal hampir saja kami melakukannya." Zayn menghembuskan nafas kasar sementara kakeknya tertawa terbahak-bahak.
"Jadi, kalian belum pernah melakukannya..?" Ziyad masih terus tertawa, kemudian dia mengajak Zayn keluar dari kamar. Mereka menuju ke halaman depan. Saat Zayn tiba di halaman, dia melihat mobil baru sudah berada di sana. Lalu kakek menyerahkan kunci kepada Zayn.
"Zayn, ini mobil untuk kalian berdua. Ini kado pernikahan dari Kakek dan Nenek. Semoga kau menyukainya ya nak! kamu boleh mencobanya tetapi hati-hati ya.." Ziyad menepuk pundak Zayn kemudian mereka mendekati mobil itu. Zayn mencoba menjalankannya, setelah beberapa putaran Zayn tersenyum puas.
"Terima kasih Kakek, Kakek memang yang terbaik." Zayn kemudian memeluk kakeknya. Arunika yang baru saja mandi, keluar bersama dengan Kirana. Keduanya melihat dua lelaki tampan beda generasi itu sedang berbincang di dekat mobil baru Zayn, Arunika juga mengucapkan terima kasih kepada Kirana.
Lalu mereka berpelukan, Zayn dan Ziyad menghampiri dua wanita cantik yang memperhatikan mereka. Lalu masing-masing memeluk pasangannya, mereka masuk kedalam dan menuju ruang keluarga. Mereka kemudian membicarakan tentang kepulangan Ayya dari Singapura, umi dan abi Zayn ini akan sampai di jakarta nanti malam tetapi keduanya akan sampai di bandung besok pagi.
"Zayn Arunika, sekarang kalian beristirahatlah! ingat besok setelah subuh kalian harus berangkat menjemput Umi dan Abimu di jakarta. Kalian jangan kesiangan seperti tadi pagi ya." Ziyad menggoda kedua cucunya, Arunika langsung menundukkan kepalanya. Dia merasa sangat malu, dia mengutuk Zayn dalam hati seharusnya mereka tidak melakukan hal itu disiang hari.
"Baik kakek, kami akan kembali kekamar kami dulu... Selamat malam Kakek, Nenek, kalian juga segera beristirahat." Zayn merangkul Arunika kembali kedalam kamar mereka. Sedangkan Ziyad dan Kirana juga segera menuju kamar mereka setelah menutu dan mengunci semua pintu rumahnya.
Mereka sebenarnya akan pergi ke rumah Rio dan Dewi, tetapi dua sahabatnya itu sedang pulang ke Bogor. Mereka juga tadi mengajak Kirana dan Ziyad untuk napak tilas di sekolah mereka dulu, tetapi Ayya akan kembali hari ini jadi keduanya meolak ajakan Dewi dan Rio.