"Zayn, Arunika, selamat ya! sekarang kalian berdua sudah sah menjadi sepasang suami dan istri. Sekarang, pesankan Kakek kamar sendiri! Kakek tidak mau mengganggu kalian berdua." Ziyad menggoda kedua cucunya. Zayn dan Arunika pun tersenyum malu.
"Kakek, saat ini kita tidak boleh berpisah. Kita masih dalam misi. Kalau bisa, malam ini juga kita kan pergi dari sini. Kita akan menuju tempat yang aman. Sebaiknya kita bersiap sekarang karena tengah malam nanti kita akan pergi. Jadi gunakan waktu sebaik mungkin." Zayn memberitahu kakeknya bahwa tempat mereka berada saat ini tidak begitu aman. Mereka akan pergi ke tempat Arunika selama ini tinggal saat berada di Rusia.
"Oh, secepat ini kah? tidakkah kalian berdua akan menikmati malam pertama dulu?" Ziyad kembali menggoda kedua sejoli ini.
"Kakek, saat ini bukan saat nya bercanda." Zayn kembali memperingatkan kakeknya. Arunika hanya menggelengkan kepalanya melihat kakek dan cucunya berdebat.
"Kak Zayn, kakek, saatnya kita pergi sekarang." Arunika langsung mengajak mereka untuk segera keluar dari hotel. Ada sinyal SOS yang dikirim oleh salah satu anggota mereka.
Ketiga orang itu pun segera keluar dari hotel. Mereka bersikap sewajar mungkin agar tidak ada seorangpun yang mencurigai mereka. Ketiganya kemudian berjalan cukup jauh dan menuju sebuah bukit. Saat mereka bertiga sampai, sebuah helikopter segera mendarat.
Arunika sangat mengenali helikopter itu, dia segera meminta Zayn dan Ziyad untuk segera naik setelah dirinya naik. Lalu dengan sangat cepat helikopter itu pun terbang meninggalkan tempat itu. Mereka mendarat di sebuah pantai, ketiganya kemudian turun dan berlari menjauh.
Setelah beberapa saat, terdengar suara ledakan yang sangat keras. Ternyata helikopter yang mereka naiki barusan sudah hancur berkeping-keping. Terlihat pilot yang mengendarainya tadi mendarat dengan selamat didalam air. Lalu dari dalam air muncul sebuah kapal selam yang lumayan besar.
Arunika dan Zayn segera mengajak Ziyad masuk kedalam kapal selam tersebut. Juga sang pilot yng berhasil menyelamatkan diri. Mereka berempat, kini sudah duduk dengan nyaman didalam kapal selam tersebut, mereka menyusuri lautan yang sangat luas dan dalam.
Entah berapa lama mereka berada didalam kapal selam tersebut, yang pasti saat ini mereka telah sampai disebuah tempat yang sangat mengagumkan.
"Kak Zayn, Kakek Ziyad, kita masuk sekarang." Arunika memimpin suami dan kakeknya memasuki sebuah koridor. Mereka bertiga berjalan agak jauh lalu mereka sampai disebuah ruangan yang sangat luas. Disitu terdapat beberapa kamar, lalu Arunika mengantar Ziyad kekamarnya.
"Kakek, silahkan kakek beristirahat dulu. Kita akan bertemu saat sarapan besok pagi." setelah itu, Arunika dan Zayn memasuki kamar mereka sendiri. Keduanya sekarang tinggal dikamar yang sama. Selain karena mereka adalah suami istri, ada beberapa hal yang harus keduanya bicarakan untuk langkah selanjutnya. Misi mereka kali ini memang sangat berbahaya.
"Kak Zayn, sebaiknya kakak mandi dulu lalu beristirahat. Setelah itu, aku juga mau mandi dan tidur." Arunika memberikan handuk kepada Zayn tetapi Zayn memegang tangan Arunika dan tidak melepaskannya. Tentu saja Arunika menjadi sangat terkejut. Selama ini, mereka tidak pernah bersentuhan secara fisik kecuali saat mereka bertemu di dalam pesawat dulu.
Tetapi saat itu Arunika masih seorang gadis kecil. Dari kejadian dulu, lima tahun telah berlalu dan selama mereka telah sama-sama dewasa. Mereka sangat menjaga diri mereka masing-masing. Memang, sesekali Zain akan menyentuhnya. Tetapi itu tidak secara langsung kulit mereka bersentuhan. Sebagai contoh, saat Zayn membelai kepala Arunika, ada jilbab yang menghalangi diantara keduanya.
"Sayang, kau adalah istriku sekarang. Apakah tidak sebaiknya kita mandi bersama?" Zayn menggoda istrinya,wajah Arunika seketika memerah.
"Kakak, jangan sekarang ya! saat ini masih banyak yang harus kita lakukan. Saat misi selesai, aku akan menuruti apapun yang kakak inginkan. Tetapi saat ini, sebaiknya kita tetap seperti ini agar tidak mengganggu konsentrasi kita." Zayn pun memeluk Arunika, dia mencium kening istrinya dengan penuh kasih sayang.
"Baiklah sayang, aku hanya menggodamu saja. Sekarang kakak mandi dulu." Zayn segera mengambil handuk di tangan Arunika dan masuk kedalam kamar mandi. Sementara itu, Arunika menyiapkan pakaian milik Zayn yang dia ambil dari koper suaminya yang masih belum tersentuh. Mereka sangat lelah, semenjak tiba dan Zayn bertemu dengan kakek hingga saat ini mereka sudah berada di markas Arunika, Zayn sama sekali belum membuka kopernya.
"Kakak, baju gantimu aku taruh di atas tempat tidur ya! aku keluar sebentar." Arunika berteriak di depan pintu kamar mandi, kemudian dia menuju dapur untuk membuatkan kakek Ziyad kopi dan juga makanan
Arunika mengingat kalau kakek dan suaminya sama sekali belum makan sejak mereka turun dari pesawat. Arunika membuat makanan juga dua cangkir kopi. Dia menaruhnya didalam dua buah nampan, yang satu dia antarkan kekamar kakeknya.
"Assalamu'alaikum kek, apakah kakek sudah tidur.." Arunika mengetuk pelan pintu kamar kakeknya lalu beberaa saat kemudian, pintu terbuka. Ziyad sudah kembali ke penampilan aslinya. Arunika agak terkejut, ternyata kakeknya tidak setua tadi dan juga wajahnya tampan, hampir mirip dengan Zayn.
"Wa'alaikum salam Aruni, apa yang kau lakukan disini?" Ziyad terheran melihat cucu menantunya mengetuk pintu kamarnya.
"Kakek, aku membawakanmu makanan. Aku teringat kalian belum memakan apapun sejak turun dari pesawat tadi." Arunika menyerahkan nampan yang dibawanya kepada Ziyad.
"Terima kasih nak.." Ziyad menerima makanan yang dibuatkan Arunika. Lalu gadis itu kembali ke dapur mengambil sebuah nampan lagi dan dibawanya kedalam kamarnya. Saat dia masuk, Zayn sudah selesai berganti baju. Wajah tampannya terlihat segar sekarang. Lalu Arunika menghampirinya, dia menyerahkan secangkir kopi kepada Zayn yang langsung menerima dan menyesapnya.
"Terima kasih sayang, kamu memang seorang istri yang baik." Zayn kemudian meletakkan kopinya di meja. Mereka kini duduk di sofa dipojok kamar maraka, Arunika menyerahkan sepiring makanan yang dibuatnya.
"Kakak, makanlah dulu! kau dan kakek kan belum memakan apapun sejak tadi. Jangan sampai kalian jatuh sakit." Arunika menyerahkan piring itu kepada Zayn. Dia menerimanya dan kemudian memakannya perlahan.
Zayn sudah terbiasa memakan makanan yang dibuat oleh Arunika, rasanya sangat lezat. Zayn sangat menyukainya, dia langsung menyantap habis makanan itu.
"Sayang, masakanmu memng sangat lezat! aku yakin Kakek juga akan menyukainya." Zayn menyerahkan piring kosong iu kepada istrinya. Arunia segera membawanya kembali kedapur. Setelah membersihkan piring-piring itu, dia kembali kekamarnya dan beristirahat.
"Kak Zayn, sebaiknya hubungan kita saat ini kita rahasiakan dulu dari anggota team kita. Aku takut kalau mereka tahu malah akan mempengaruhi kinerja kita. Jadi, hubungan ini akan menjadi rahasia kita, oke?" Arunika memohon kepada Zayn.
"Baiklah sayang, apapun yang kau inginkan. Yang terpenting sekarang, aku ingin tidur sambil memelukmu. Sebentar lagi fajar, kita harus segera tidur." Zayn menggendong tubuh mungil istrinya dan membaringkannya diatas temat tidur. Lalu keduanya tidur dengan saling berpelukan. Dada kedua sejoli itu berdebar, mereka sama-sama baru sekali ini berpelukan dengan seorang yang mereka cintai, kecuali keluarga dan kedua orang tua mereka.