Arunika sedang mengaji disamping putranya yang sedang tertidur, demam Haaziq sudah agak turun, sesekali Arunika membelai pipi Haaziq yang sedang tertidur pulas, wajah tampan Haaziq yang pucat membuat hati Arunika sakit.
"Ya Alloh... seandainya bisa, ijinkan kami bertukar. Biarlah aku yang sakit, asalkan putraku sehat dan selalu bahagia." Arunika membenamkan wajahnya yang sembab di samping tempat tidur Haaziq, dengan kedua tangannya sebagai tumpuan.
"Mama... jangan menangis, Aku sedih lihat Mama bersedih gara-gara Haaziq...." anak kecil itu hanya mengucapkan beberapa kata yang sederhana, tetapi justru kata yang sangat sederhana itu mampu meruntuhkan hati Arunika. Sebagai seorang ibu, dia tidak bisa tahan melihat buah hatinya menderita.
"Mama tidak sedih sayang, Mama bahagia karena Haaziq sangat kuat. Haaziq harus semangat ya Sayang..." Arunika sudah dengan sekuat tenaga menahan airmatanya agar berhenti, tetapi malah tambah deras. Tangan kecil Haaziq menghapus air mata ibunya.