Zayn sedang mengutak atik laptopnya, dia asyik menyendiri didalam kamarnya. Bahkan Zayn melewatkan makan malamnya, Ayya merasa sangat khawatir tehadap putra semata wayangnya ini.
"Kak Rafi, kita harus mengirim Zayn ke malang segera agar dia memiliki teman dan dapat bersosialisasi dengan orang lain." Ayya merasa sangat khawatir dengan perkembangan psikologis Zayn. Sementara Rafi hanya tersenyum.
"Tenanglah sayang, memiliki seorang putra yang jenius memang begini efek sampingnya. Zayn tidak akan mau bermain dengan teman sebayanya karena mereka tidak akan nyambung dan itu akan sangat membosankan bagi Zayn, makanya dia lebih nyaman seorang diri kan?" Rafi membelai kepala istrinya kemudaian kembali duduk di kursinya dan mereka hanya makan malam berdua. Sementara Zayn masih asyik dengan komputernya, dia mengutak atik secara asal dan beberapa saat kemudian dia tersenyum penuh kemenangan.
Rasa ingin tahu Zayn ke dunia teknologi khususnya pemrograman diawali dengan berbagai kisah menarik dari Bill Gates dan Mark Zuckerberg yang sukses dibidangnya. Hampir setiap hari Zayn hanya bermain dengan laptopnya, entah itu bermain game atau sekedar mengutak atik laptopnya dan hal itu membuat rasa keingintahuan Zayn tentang komputer dan pemrograman semakin tinggi.
"Kenapa game ini bisa menarik ya?"Zayn mencoba mengutak atik laptopnya, dia pun mencari di google dan ternyata semua itu dari hasil pemrograman. Dia semakin mendalami dunia programer, saat ini dia mencoba-coba mengutak atik laptopnya lagi dan dalam waktu kurang dari tida menit, Zayn berhasil masuk ke salah satu sistem keamanan milik pemerintah. Namun dia segera keluar dari situs itu dengan aman sehingga kehadirannya tidak terdeteksi.
Zayn belum merasa puas bermain, melalui keahliannya dia mulai kembali menyelusup ke situs-situs yang diklaim aman dan ketat keamananya. Tanpa diketahui pemiliknya, saat ini dia telah berhasil membobol sebuah situs lagi, tetapi Zayn bukanlah anak yang nakal dia anak yang sangat baik, oleh karena itu dia memberitahu pemilik akun tersebut dengan membuat laporan ke pemilik akun tersebut. Zayn juga membuatkan sistem keamanan baru yang tidak dapat dibobol orang lain sebagai permintaan maaf dan pemilik akun itu malah berterima kasih kepada Zayn. Zayn juga berhasil membobol situs NASA [badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat] yang sangat ketat tetapi Zayn juga langsung memulihkan situs itu dan keluar tanpa diketahui pemiliknya. Saat dia mendengar langkah kaki diluar kamarnya, Zayn langsung mengakhiri permainannya. Dia segera mengembalikan laptopnya ke tempatnya di meja belajarnya, Zayn kini membuka buku dan membacanya.
"Zayn, kamu jangan membohongi umi. Kamu tidak akan bisa mengelabui umi sayang, apalagi pakai acara berpura-pura membaca buku. Itu adalah cara yang sangat kuno sayang." Ayya membelai rambut hitam putranya.
"Maafkan Zayn umi, Zayn tidak akan mengulanginya lagi. Zayn juga mau meminta ijin sama umi untuk membuat akun satu lagi. Zayn tertarik menjadi bug hunter umi, agar Zayn bisa menghasilkan uang dan hal itu legal. Jadi Zayn tidak akan bersembunyi selamanya, Zayn janji akan menggunakan identitas yang sangat sederhana dan tentang akun asli Zayn, aku bisa jamin itu akan tersimpan dengan aman." Zayn memohon kepada Ayya dan Ayya pun mengabulkan keinginan putranya.
"Tapi kamu harus berjanji tetap aman yan sayang dan gunakan keahlianmu untuk membantu orang lain dan untuk kebaikan." Ayya menasihati putranya.
"Tentu saja umi, bukankah umi akan menjagaku? ayolah umi, jangan berpura-pura." Zayn gantian menggoda uminya sekarang. Ayya menggelengkan kepalanya dan kemudian dia keluar dari kamar putranya.
"Dasar anak nakal, oh iya sayang, kalau kamu lapar makanan ada dilemari ya. Lalu kalau sudah selesai lekaslah tidur. Oh iya, satu lagi, kapan kamu akan berangkat ke malang sayang?" Tanya Ayya, sebelum Zayn menjawab, Ayya sudah meninggalkan kamar putra tercintanya. Zayn hanya bisa menggelengkan kepalanya juga. Kemudian Zayn berjalan ke dapur untuk makan. Setelah itu, Zayn kembali kedalam kamarnya untuk tidur.
Satu minggu setelahnya Zayn berangkat ke Malang, dia akan tinggal dipesantren milik kakek buyutnya. Disana juga ada Kaif, om yang sangat disayanginya. Zayn juga sangat nyaman kalau bersama dengan omnya ini. Usia Kaif satu tahun lebih muda dari Zayn.
****
"Umi, abi, Zayn berangkat dulu ya! jaga kesehatan kalian berdua, Assalamu'alaikum." Zayn kemudian berangkat dengan diantar oleh kang Fuad yang adalah kang santri yang sudah mengabdi kepada keluarga Rafi sejak kang Fuad menghatamkan Al-Qur'annya.
"Hati-hati ya kang Fuad, kalau kalian sudah sampai segera kabari kami. Zayn, kamu disana jangan nakal ya." Ayya memeluk putranya, kemudian Zayn mencium tangan umi dan abiny lalu kedua orang itu [Zayn dan kang Fuad] segera berangkat menuju Malang.
"Kang Fuad, maafkan Zayn ya. Gara-gara Zayn kang Fuad harus mengantar Zayn ke Malang. Soalnya Zayn kasihan sama umi dan abi kalau mereka harus mengantar Zayn ke tempat kakek buyut, makanya Zayn meminta kang Fuad yang mengantar." Zayn merasa agak tidak enak dengan kang Fuad. Sebenarnya tadi Rafi dan Ayya sendiri yang akan mengantar Zayn ke Malang, tetapi Zayn tahu kedua orang tuanya sangat sibuk. Untuk itu Zayn meminta kang Fuad untuk mengantar Zayn, padahal kang Fuad sebenarnya ingin pulang ke rumah orang tuanya. Sudah lama sekalu kang Fuad tidak menengok kedua orang tuanya.
"Tidak apa-apa Gus, kan sudah menjadi tugas saya. Lagi pula setelah mengantar Gus Zayn saya langsung akan sekalian pulang ke rumah saya di Ngawi, sekalian juga kan Gus? hehe.." Kang Fuad memang sudah seperti keluarga sendiri, dia sudah menjadi kang ndalem sejak Rafi dan Ayya masih mondok di Rembang. Usia kang Fuad dan Rafi hampir sepantaran, tetapi kang Fuad masih enggan menikah. Jadi kang Fuad juga menganggap Zayn seperti anaknya sendiri.
"kak Rafi, semoga saja Zayn bisa bersosialisasi dengan yang lain seperti anak-anak seusianya ya. Ayya sangat berharap Kaif bisa menjadi teman dan sahabat yang baik untuk Zayn dan sedikit mengalihkan perhatiannya dari laptop-laptopnya.'" Ayya menghela napas, kemudian dia tersenyum kearah suaminya.
"Kakak sangat yakin Sayang, seiring dengan bertambahnya usia Zayn nanti dia akan bisa menjalani hari-harinya dengan baik. Suatu hari nanti saat dia menemukan tambatan hatinya, dia akan berubah. Yakinah, sekarang usianya baru sepuluh tahun," Rafi menenangkan perasaan istrinya.
"Kak, tahukah kamu apa yang dilakukan putramu tadi malam?" tanya Ayya kepada Rafi dengan hati-hati dan suara yang sangat kecil. Rafi tentu saja menggelengkan kepalanya karena dia tidak tahu.
"Semalam putra kita berhasil membobol situs NASA, untung saja segera ketahuan Ayya dan dia segera keluar dari situs itu sebelum mereka bahkan menyadari kehadiran Zayn. Makanya itu, meski Ayya masih sangat merindukannya dia harus segera kita antar ke Malang agar pikirannya sedikit teralihkan." Ayya sangat prihatin dengan keistimewaan otak putranya. Meski agak terkejut Rafi bisa segera menenangan hatinya, Rafi dan Ayya kemudian segera memulai kembali aktivitas mereka membantu abi dan uminya Kyai Bashori dan Umi Hana mengajar para santri.