Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

IN YOUR MIND

Widya_Alisa_3230
--
chs / week
--
NOT RATINGS
13.1k
Views
Synopsis
Lusia Fayola Rui karena suatu insiden membuat diri nya berubah 180 derjat dari sifat aslinya yang manja dan sombong dan keras kepala berubah menjadi gadis yang mandiri dan pendiam hal itu membuat sang ayah menjadi bingung dan khawatir ia bepikir untuk menjodohkan lusia dengan seorang lelaki yang mapan namun dengan tegas lusia menolaknya ia tidak mau di jodoh kan dengan lelaki yang bahkan ia belum kenal dan temui lalu sang ayah membuat pilihan jika Lusia tidak mau di jodohkan maka ia harus mau menerima pelayan pribadi yang di pilihkan sang ayah dan lussia menerimanya "baiklah ayah aku terima pelayan ini"
VIEW MORE

Chapter 1 - 2. Second mind

Lusia POV

Sekarang gue ada di taman yang gak jauh dari cafe setelah dari cafe tadi dan juga Kiel calon pelayan gue di antara kami dari tadi tidak ada yang memulai pembicraan sebenarnya banyak yang mau gue omongin dan tanyain tapi masalah nya... gue liat ke arah Kiel yang datar 'gue harus ngomong apa sama ni cewek yah' ini yang ada di pikiran ni cowok gue gak nyangka dia bingung mau ngomong apa-_-

emang bener kalau wajah tidak menunjukan isi hati yang sebenarnya ya udah dari pada pusing mending gue tanya apa yang mau gue tau ya walau gue udah tau sebenarnya

"Kiel, gue harap lo akan terbiasa dengan sikap gue kedepanya"

"maksud lo?"

"lo,akan tau besok,dan satu lagi gue gak tau apa yang bikin lo mau jadi pelayan gue yang gak butuh pelayan ini" gue sengaja mendatarkan nada bicara gue bukan sengaja tapi emang sifat asli gue yang kayak gini sebenarnya dan lagi gue yang sekarang bukan orang yang mudah memberikan senyuman pada orang lain tapi karena gue tau apa yang ada di pikiran cowok di samping gue ini maka sebaiknya gue kasih kesan yang baik ke Kiel

"gue gak tau apa maksud lo ngomong kayak gini,tapi gue dapat perintah buat jadi pelayan lo dan itu kewajiban gue"

gue cukup terkejut dengan apa yang di katakan Kiel tapi setidaknya gue tau kalau dia tulus

"Kiel" panggil gue

"ya?"

"ini akan menjadi senyuman gue yang terakhir,jadi perhatikan dengan baik" gue memberikan senyuman termanis yang pernah gue punya "semoga kita bisa bekerja sama Kiel"

Kiel tampak terkejut dengan ekspresi gue lalu dia berlutut di depan gue dan mencium punggung tangan gue "tentu saja nona apapun yang terjadi saya akan melindungi nona,saya berjanji" gue tersenyum

'gue juga janji akan lindungin lo Kiel'

SKIP

Lusia dan Kiel sampai di rumah dengan mobil yang di bawa nya dengan alasan kalau itu adalah mobil yang di berikan sang ayah untuk mengantar jemputnya ya walau Lusia tau yang sebenarnya itu punya siapa, Kiel turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Lusia dan Lusia turun dari mobil

"kalau begitu saya permisi nona" pamit Kiel

Lusia melihat jam nya "Kiel tunggu"

"ya nona?"

"karena sekarang sudah masuk waktu maghrib sebaiknya kamu masuk dulu dan sekalian makan malam di sini" ujar Lusia datar kembali ke sifat yang memang sudah sehari hari ia pakai bahkan sebelum bertemu dengan Kiel dan lagi Lusia bukan orang yang mudah memberikan senyuman pada sembarang orang,Lusia memberikan senyuman pada Kiel karena suatu alasan dan untuk memberikan kesan yang baik

"baik nona"

Lusia dan Kiel pun masuk ke rumah dan di dalam ayah Lusia sudah menunggu Lusia nampak terkejut dengan kedatangan putrinya bersama Kiel

"ayah tidak menyangka kalian bisa bersama,ya sudah ayo masuk dan kita sholat maghrib jamaah"

"baik ayah" ujar Lusia datar dan pergi meninggalkan sang ayah dan Kiel di ruang tamu untuk mengambil wudhu

lalu setelah nya ketiganya melakukan shalat maghrib berjamaah dan setelah melakukan shalat Lusia menawarkan diri untuk memasak makan malam Lusia juga menolak bantuan dari Kiel

sepeninggalan Lusia yang sedang memasak makan malam ayah Lusia dan Kiel berbincang di ruang tamu yang tentu saja terdengar oleh Lusia yang berada di dapur yang jaraknya lumayan jauh dari ruang tamu

"jadi Kiel apa yang terjadi sampai membuat kalian pulang bersama?" ayah Lusia membuka percakapan

"aku tidak sengaja bertemu dengan nya di cafe yang tidak jauh dari sini"

"cafe?,ah cafe yang baru buka itu"

"baru buka?"

"benar,cafe itu baru buka beberapa minggu lalu"

"Lusia mengatakan bahwa cafe itu milik kedua temanya yang bernama Dilla dan Dara"

"benar, cafe itu milik Dilla dan Dara"

"bagaimana jika itu punya Lusia?"

"untuk sekarang aku tidak mengizinkanya"

"kenapa begitu?"

"terlalu muda untuknya memulai bisnis di dunia yang di penuhi banyak musuh ini walau sekalipun itu bisnis cafe atau yang lain"

"begitu ya"

tidak lama setelahnya Lusia datang untuk memanggil ke ruang makan ketiganya pun pergi ke ruang makan dan makan malam bersama di atas mejaterdapat banyak hidanganyang di buat oleh Lusia

"saya tidak menyangka nona bisa sehebat ini memsak"

"benarkah?, dulu kata ayah masakan ku enak tapi setelahnya ayah sakit"

setelah mengatakan itu Lusia pergi meninggalkan sang ayah dan Kiel di ruang tamu, Lusia yakin mereka pasti akan menyusul

sedangkan Kiel masih terkejut dengan apa yang di katakan Lusia tadi,ayah Lusia berdiri sambil tekekeh "dulu itu emang benar,tapi sekarang berbeda ayo kita ke ruang makan" ayah Lusia pergi sambil menepuk pundak Kiel

setidaknya perkataan ayah Lusia bisa sedikit menenangkannya dan segera menyusul keduanya ke ruang makan

dan benar saja kini Kiel melihat makan yang sangat menggugah selera Kiel segera duduk dan Lusia mengambilkan nasi untuk sang ayah dan Kiel, ketiganya menikmati makan malam dengan tenang di sela makan Lusia menatap ayahnya karena ia mendengar ayah nya akan mengatakan sesuatu ayah nya akan mengatakan dia akan pergi ke Singapura minggu depan setelah mendengar suara pikiran sang ayah

"Lusia" panggil sang ayah

"ya ayah?" jawab Lusia

"ayah akan pergi ke Singapura minggu depan untuk pekerjaan jadi kamu akan tinggal dengan Kiel sementara disini"

"berpa lama ayah akan pergi?" tanya Lusia walau ia sudah tau jawabannya dan alasan sebenarnya sang ayah pergi ke Singapura tentu saja bukan untuk pekerjaan tapi untuk alasan lain yang membuat hati Lusia sakit karena sang ayah tidak mau memberitahunya

"ayah belum tau kapan akan kembali tergantung kapan pekerjaannya akan selesai" sudah dia duga sang ayah akan menjawab nya seperti itu Lusia menggenggam sendoknya dengan erat dia jadi tidak selera makan Lusia menyudahi makannya

tapi sebelum pergi ia menyampaikan permintaan nya pada sang ayah

"ayah sebelum ayah pergi ke Singapura bisakah ayah mengurus ke pindahan sekolah ku"

"kamu ingin pindah,tapi kenapa apa ada masalah?"

Lusia menggeleng "tidak, aku tidak ada masalah apapun aku hanya ingin pindah"

tentu saja ia tidak ada masalah

"baiklah jika itu permintaanmu kamu ingin pindah ke mana?"

Lusia tersenyum "aku ingin pindah ke sekolah yang biasa saja"

ayah Lusia tekejut mendengar itu dia tidak menyangka Lusia akan mengatakan itu putrinya yang dulu sangat manja dan sering membuat masalah kini telah telah menjadi putrinya yang mandiri dan bisa diandalkan apakah dia sudah bisa mengatakan yang sebenarnya, Lusia berdiri dari kursinya "ayah aku sudah kenyang aku akan kembali ke kamar sekarang" lalu Lusia meninggalkan ruang makan tapi sebelum itu ia berhenti di dekat kursi makan sang ayah dan bergumam

'aku akan menunggu sampai ayah siap mengatakannya' dan itu cukup terdengar oleh sang ayah

setelah mengatakan itu Lusia pergi ke kamar nya tanpa mengatakan sepatah kata pun, Lusia menyampaikan pada bi ita untuk membereskan meja setelah ayah dan Kiel selesai makan

setelah sampai di kamar dan mengunci pintu Lusia bersandar di pintu wajahnya sangat datar dan tatapan matanya sangat kosong

"jika ayah merahasiakan ini karena aku maka aku akan merahasiakan ini karena ayah"