Chereads / IN YOUR MIND / Chapter 2 - 1. Frist mind

Chapter 2 - 1. Frist mind

Lusia POV

harusnya gue bisa berangkat seprti biasa hari ini tapi ayah bilang untuk izin hari ini karena ada yang ingin di bicarakanya gue udah nebak apa topik yang akan di bahas pagi ini pasti dia akan memperkenalkan pelayan pribadi yang di pilihkannya itu. ya setidaknya gue bisa sekalian nyampain permintaan pindah gue yang sebelumnya pernah ayah tawarin tapi gue tolak ayah kini duduk di depan gue dan juga laki laki itu gue langsung melihat ke arahnya dan langsung 'membacanya' pelu di ketahui bahwa gue 'spesial' gue tersenyum hangat padanya

"siapa namamu?" tanya gue sebagai kesan pertama pengenalan

"Kiel Anand Krish nona" itu jawabnya

lalu gue mendengar suatu penialiannya tentang gue

"Kiel jangan menilai buku dari sampulnya saja" gue sengaja mengkias kalimat gue

"maaf?"

pura pura tidak tau ternyata "ah tidak senang bertemu dengan mu" gue mengalihkan pembicaraan

"ayah bolehkah aku menghabisakan waktu sendiri ku hari ini?" aku bertanya pada ayah yang berada di samping Kiel

"baiklah,tentu saja kenapa tidak kamu boleh kemana pun hari ini"

"terima kasih ayah"

sebelum gue pergi gue memberikan sebuah senyuman yang akan membuatnya penasaran

SKIP

Hah... gue gak percaya gue bisa lupa untuk bilang ke ayah kalau gue mau pindah sekolah udah lah nanti aja gue bahas itu. sekarang gue ada di cafe langganan gue, bukan langganan juga sih tapi lebih tepatnya ini cafe gue yag baru buka, dan apakah ayah tau tentu saja tidak kalau ayah tau bisa berabe urusan nya nanti

ya gue tau kalau gue punya ayah kaya punya perusahaaan besar, dan gue bangga dan menyombongkan itu tapi itu dulu, sekarang semua sudah berubah dan gue gak mau jadi anak manja lagi setelah gue gak jadi anak manja gue sadar kalau uang saku yang di kasih ayah selama ini udah lebih dari cukup untuk modal usaha dan akhirnya jadilah cafe ini tapi walau gue yang punya cafe ini bukan gue yang jalanin cafe ini ya tau lah alasan nya udah gue sebutin di atas

setelah lama sibuk dengan pikiran sendiri akhirnya kopi yang gue pesan akhirnya datang lalu sahabat gue dari SMP Dilla yang sekarang kerja di cafe gue yang kebetulan hari ini juga libur dan satu satunya orang yang tau rahasia gue

"gak sekolah lo?" tanya Dilla

"lo sendiri ngapain disini?"

"di tanya bukanya jawab malah balik nanya"

"gue di suruh izin sama ayah,lo sendiri?

"kayak gak tau aja lo isi pikiran gue"

gue terkekeh dan melihat Dilla sekejap

"jadi di sekolah lo ada acara antar guru dengan guru sekolah lain" jawab gue

"nah itu tau"

"dan lo tadi pagi lupa gosok gigi"

"njier nyesel gue kasi liat isi pikiran gue ke lo"

"hahahahaha gue becanda ah gue tau lo ada gosok gigi tadi pagi"

ha iy kah perasaan gue tadi lupa osok gigi"

"lah dia sendiri yang lupa-_-"

"ah bodo amat,btw kenapa om rudi nyuruh lo izin?"

"itu ayah ngenalin pelayan yang gue ceritain waktu itu ke gue"

"what?,cuma gara gara itu ayah lo nyuruh lo izin"

"ya mau gimana lagi namanya juga 'orang penting' yang datang"

"ha orang penting?, maksud lo?"

"iya sini gue bisikin"

Lusia membisikan sesuatu ke Dilla,seketika Dilla menutup mulutnya setelah mendengar itu dari Lusia

"serius lo?"

"iya lah, emang kapan gue pernah bohong sama lo"

"iya juga sih"

"btw kak Dara mana?"

"di dalam emang kenapa?"

"samperin kuy"

"ok yuk masuk kebelakang"

SKIP

Di rumah Lusia

Kiel dan ayah Lusia masih ada di ruang tamu. ayah Lusia meminum teh yang sempat di buatkan Lusia untuknya dan juga Kiel sebelum pergi

"jadi bagsimana menurut mu tentang Lusia?" tanya ayah Lusia yaitu Rudi

"dia menarik" jawab Kiel

"oh ya?, apa yang membuatnya menarik di matamu"

"aku tidak menyangka dia tau kalau aku menilainya sebagai gadis yang manja"

" ah jadi kau menyadari nya"

"maksud om?"

"nanti kamu akan menyadarinya ketika berada di dekatnya"

"sepertinya om tidak berniat mengatakannya"

"ya begitulah"

" baiklah aku akan kembali besok untuk memulai pekerjaan baruku ini"

"ya baiklah hati hati di jalan"

SKIP(KIEL POV)

Lusia Fayola Rui gadis yang menarik, aku tidak menyangka dia mengetahui nya ya tapi kita liat saja nanti mana tau itu hanya untuk menjaga image di depan om Rudi

aku menjalankan mobil dengan kecepatan sedang namun secara tidak sengaja aku melihat gadis itu di sebuah cafe dia masuk ke bagian belakang cafe itu dengan seorang gadis apakah itu temannya? pertanyaan itulah yang muncul di pikran ku

aku memarkirkan mobil ku di sebrang cafe untuk mengamati gadis itu. aku tau harusnya aku mulai pekerjaan ini besok tapi sekarang aku lebih tertarik dengan apa yang di lakukan gadis itu aku turun dari mobil dan masuk ke cafe itu aku melihat lihat isi dalam nya dan tidak lama kemudian datang gadis yang bersama Lusia tadi

"selamat datang anda ingin pesan apa?"

"americano panas dan roti lapis"

"baiklah,silakan tunggu pesanan anda"

tidak lama aku menunggu pesananku pun datang dan saat itu pula Lusia keluar dari pintu belakang cafe dengan gadis lain Lusia memanggil gadis itu kakak dan dia juga menyadari keberdaanku

"Kiel?,lo disini" sapa nya tapi dengan gaya bicaranya yang sedikit lebih santai

Lusia duduk di depan ku dan kedua gadis tadi entah kenapa aku merasa seperti sedang di introgasi

"jangan kaget kalau gue pakek bahasa yang lebih santai ya..mana mungkin gue pakek bahasa kayak gini ke ayah" jelas Lusia ke gue, maaf ya gue rubah bahasa soalnya gue jijik sendiri kalau pakek aku

"ya tidak papa nona"

Lusia mengangkat satu alisnya dan itu bikin gue bingung lalu dia terkekeh"

"kan lo mulai kerja besok jadi sekarang gak usah ngmomg formal"

"ok, tapi gue harus manggil lo apa?" tanya gue

"panggil gue Sia aja"

Lusia membarikan senyuman yang sama seperti senyuman yang di berikan nya di rumah tadi apakah senyuman itu ciri khasnya

"kalau gue__

"lo kayaknya mau nanya siapa yang di samping gue ini"

belum sempat gue menyelesaikan kalimat gue Lusia sudah memotong dengan kalimat yang harusnya jadi pertanyaan gue, bagaimana bisa gadis ini tau lagi lagi Lusia memberikan senyuman yang sama sebenarnya apamaksud dari senyuman itu

"ok dari pada lo tambah penasaran gue kenalin satu satu deh" Lusia mulai memperkenalan dua gadis yang ada di sampingnya

"yang di samping kanan gue namanya Dilla dia temen gue waktu SMP tapi sekarang gue beda SMA lalu yang di samping kiri gue namanya kak Dara dia kakak kelas gue waktu SMP sekarang dia kuliah semester akhir mungkin seumuran sama lo,dan mereka berdua yang punya cafe ini" gue gak nyangka Lusia bisa ngomong sepanjang ini

"begitu nya ternyata lo punya teman yang hebat ya"puji gue lalu gue menyalami keduanya sebabagai bentuk perkenalan

"oh iya Kiel, kayaknya lo lagi santai gak sibuk?"

sibuk? kenapa dia menanyakan itu "gak gue lagi santai kok emang kenapa?"

"ya mana tau lo sibuk,gue mau ajak lo jalan anggap aja biar gak canggung aja kedepanya" jadi itu alasanya dia nnya gue sibuk apa gak

"ok gue gak masalah kok"

"kayaknya gue sama kak Dara cuma jadi nyamuk deh disini" temannya yang bernama dilla bersuara, benar juga sejak berkenlan tadi gue gak ngajak dia bicara begitu pula dengan gadis yang bernama Dara

"Dilla kamu kok ngomong kayak gitu gak sopan dia lebih tua dari pada kamu"

"iya kak maaf"

Lusia terkekeh "lo arang nya kaku juga ya"

"ah maaf gue gak biasa kayak gini"

"gak papa kok santai aja"

"Sia,kamu lanjutin bicara nya kakak sama Dilla ke belakang dulu ya"

"gak usah kak aku sama Kiel udah mau jalan, ya kan Kiel?"

"iya kak maaf ngerepotin"

gadis bernama Dara itu tersenyum ramah " ya sudah hati hati di jalan pulangnya jangan ke malaman nanti om Rudi khawatir"

"iya kak"

Lusia dan gue meninggalkan cafe namun tiba tiba gadis bernama Dara manggil gue

"Kiel!"

"ya kak?"

"tolong kamu jaga Lusia dengan baik" Dara menunjukan raut wajah yang sulit gue mengerti apa maksud dari raut wajah dan perkataanya itu menjaga dengan baik?

tentu saja gue akan lakuin itu

"tanpa kakak suruh pun aku pasti lakuin itu" dan gue pun pergi dari cafe itu dengan Lusia