Alfi baru saja mendapatkan bonus dari atasannya karena berhasil memenangkan proyek besar.
"Congrats! Saya bangga dengan hasil kerja kamu selama ini. Saya putuskan jabatan kamu akan naik dan tentu gaji kamu juga akan naik." Ucap CEO perusahaan itu.
"Terima kasih pak sudah mempercayai saya untuk mengurus proyek ini. Terima kasih juga karena sudah mau mengangkat jabatan saya menjadi seperti sekarang. Terima kasih banyak pak.." ucap Alfi dengan senyuman.
"Ini surat penaikan jabatan untuk kamu.. Saya bangga dengan kinerja kamu.. Saya harap kamu bisa menjaga kepercayaan saya dan bisa mengembangkan perusahaan ini.." Ceo itu memberikan sebuah amplop putih berisikan keterangan penaikan jabatan Alfi.
Inti dari surat itu berisi :
Atas kerja keras yg baik selama bekerja di perusahaan ini, saya selaku CEO memutuskan untuk mengangkat anda menjadi Wakil Direktur III.
Berikut rincian penghasilan yang kamu dapat :
1. Gaji pokok meningkat 25%
2. Bonus Sebesar 15% dari gaji tiap bulannya
3. Tunjangan akomodasi
4. Biaya makan siang
5. Kendaraan roda empat
Kewajiban anda :
1. Mengembangkan perusahaan
2. Memantau kinerja pegawai perusahaan
3. Meningkatkan mutu pengembangan perusahaan
4. Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kemajuan perusahaan
Semoga jabatan ini menjadikan anda lebih giat lagi dalam bekerja dan semoga anda bisa amanah memegang jabatan ini..
Selamat atas keberhasilan anda dalam karier anda...
"Pak, saya beneran diangkat menjadi WaDir III?" tanya Alfi tak percaya.
"Ya, sekali lagi selamat.. Silahkan tandatangani di sini.." ucap CEO tersebut pada Alfi
"Terima kasih banyak atas kebaikan dan kepercayaan bapak terhadap saya..." Ucap Alfi terharu.
"Saya bangga sama kamu.. Saya berharap dengan kenaikan jabatan ini, kinerja kamu bisa semakin baik dan mutu perusahaan juga meningkat."
"Aamiin In Syaa Allah pak .."
"Saya harap kamu tidak mengecewakan saya"
"Saya berjanji tidak akan mengecewakan bapak"
"Saya percaya itu"
Ceo itu meninggalkan Alfi di ruangannya.
"Finally, setelah bertahun-tahun gue kerja di sini, gue bisa dapetin jabatan ini. Setelah gue berhasil merebut posisi WaDir I, akan lebih mudah bagi gue untuk memiliki perusahaan ini sepenuhnya. Gue memang cerdas" gumam Alfi dengan smirknya.
Tring tring....
Telepon kantor yg berada di ruangan Alfi berbunyi.
"Ada apa?"
"Seseorang ingin bertemu dengan anda Pak"
"Atas nama siapa?"
"Zayn"
"Suruh dia ke ruangan saya"
Tut..
"Ada apa si brengsek itu nyamperin gue? Ini pasti ada hubungannya dengan Ivi... Untuk saat ini gue gak akan ganggu dia dulu sebelum misi gue tuntas. Ivi sayang, tunggu aku sebentar.... Lagi" Alfi menyunggingkan senyumnya.
Tok Tok..
"Masuk!" Perintah Alfi
"Pak, ini orang yg ingin bertemu dengan anda" ucap staf Alfi.
"Ok, kembali bekerja"
"Baik pak, permisi" Staf itu pun meninggalkan ruangan Ivi.
Zayn dengan santai duduk di sofa ruangan Alfi. Ia mengangkat kakinya membentuk segitiga. Duduk angkat kaki gitu pokoknya ya guys heheh...
"Ruangan lo bagus juga" Zayn
"Ngapain lo ke kantor gue?" Alfi ikut duduk di hadapan Zayn
"Gue dengar lo baru naik jabatan ya?? wahhh bagus donk tuh" sindir Zayn
"Gak ada urusannya sama lo. Apa tujuan lo ke sini?" sinis Alfi.
"Lo pasti tahu donk tujuan gue" ucap Zayn dengan smirknya.
"Relivia lagi??"
"Yaps.. Gue kira lo sudah lupain dia.. so bisa lo bantu gue?" Zayn menyunggingkan senyum.
"Hahah.... Zayn Zayn... Perempuan bukan cuma dia.. lo kayak gak laku tahu."
"Bukan masalah gak laku. Gue sudah berprinsip bahwa apa yg pernah menjadi milik gue, akan tetap jadi milik gue selamanya. Apapun yg terjadi"
'Dan itu juga prinsip gue tanpa lo tahu Zayn...' Batin Alfi dan diam-diam menyunggingkan senyum.
"Lo gak bisa maksain Ivi buat suka sama lo! Dia udah jadi milik orang lain sekarang!"
"Maksud lo apa? Jangan bilang lo sudah ikhlasin Ivi sama Felix?"
'Saatnya sandiwara dimulai... Sekarang gue akan gunain cara manis ini untuk menjauhkan kuman-kuman seperti lo dan Felix dari hidup Ivi.. Ternyata gue jauh lebih cerdas sekarang.' Batin Alfi dengan smirknya.
"Ya mungkin memang sudah saatnya buat gue lupain dia. Untuk apa perjuangin orang yg gak mau diperjuangin? Itu sama aja bego dan buang-buang waktu.. Perempuan banyak bro... Masih banyak hal yang harus diperjuangin.. "
"Are you kidding me?" tanya Zayn tak percaya
'Mampus lo !! masuk kan lo ke perangkap gue hahah' Batin Alfi.
"Sekarang gue sudah fokus sama karier gue. Gue sudah gak peduli soal Ivi.. kalo lo masih mau perjuangin dia, silahkan. Cinta itu memang harus dikejar, tapi kalo lo udah lelah mengejarnya , lo juga perlu istirahat dan sadar diri. Jangan dipaksa. Hal yg dipaksa itu gak baik" ucap Alfi pura-pura.
"Sok bijak lo sat!" emosi Zayn
"Terserah lo... Tapi, gue bakal slalu ada buat lo kok kalo lo perlu bantuan gue" Licik Alfi
"Wah it means that tobat lo masih setengah-setengah donk?"
"Hahah... Hati orang bisa kapan aja berubah. Sekarang gue ngomong B, gatau sedetik lagi mungkin sudah berubah jadi C hahah" tanpa Zayn sadari, Alfi menyimpan hal buruk dibalik tawanya.
"Plinplan... Tapi bagus deh kalo lo mundur dari Ivi, it means that saingan gue cuma Felix sialan" Zayn tersenyum smirk.
'We see aja Zayn.. hahah' Batin Alfi
"Cuma dia tapi gak semudah itu buat lo dapetin Ivi.. Hahah"
"Sialan! Gue pastiin Ivi bakal berada di pelukan gue! Cepat atau lambat, segala cara akan gue lakuin untuk ngerebut Ivi. Bahkan gue gak segan buat habisi nyawa kapten sialan itu" ucap Zayn sambil mengepalkan tangannya.
"Itu urusan lo.. Gue gak mau lagi ikut campur.. Btw, Felix sudah resign bukan?"
"Hahah... Itu cuma omong kosong.. Pada saat itu, dia cuma bohongi Ivi.. Dia cuma ambil cuti beberapa bulan, terus dia balik kerja lagi. Fyi, dia pengen resign cuma atasannya gak izinin karena tanggung jawabnya dia belum selesai. Alhasil dia minta tolong buat izin selama beberapa bulan sampai Ivi bisa ditinggal. Dia juga minta tolong untuk bisa pulangs setiap bulannya..."
"Ivi tahu?"
"Entahlah.. Tapi gue rasa gak tahu... Karena setahu gue, setiap dia berangkat, dia slalu bilang kalo dia mau nugas kantor di luar kota. Hahah gue rasa ini waktunya"
"Maksud lo?"
"Gue akan bongkar semuanya.. Dan Ivi akan beralih ke pelukan gue..." Zayn mengeluarkan smirknya.
'Dasar bodoh! Lo gak tahu sedang berhadapan dengan siapa saat ini Zayn.. Gue lah yang akan merebut Ivi mendahului lo.. Dasar bodoh!" Batin Alfi yg menyunggingkan senyumnya.
"Seyakin itu lo? hahah"
"Yakinlah! Ivi pasti bakal benci banget sama Felix dan akan kembali ke dalam pelukan gue.." Zayn mengeluarkan smirknya.
"Iya dah serah lo"
..
..