Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 59 - Masa lalu Kania dan zya

Chapter 59 - Masa lalu Kania dan zya

"Ayah tadi Kania jatoh terpeleset disaat kamu bermain air hujan, lihat kaki Kania terluka". kata Zya yang mengadu pada ayahnya yang baru pulang kerja .

"Benarkah? apakah kamu terluka juga putri ayah?" kata Andreas yang mengusap kepala Zya kecil dengan pelan dan penuh kasih sayang.

"Aku baik-baik saja, ayah tolong obati Kania dia pasti merasa sangat kesakitan?" kata zya yang meminta ayahnya untuk mengobati kaki kembarannya itu. Saat itu umur Kezya dan Kania 4 tahun mereka sedang asik-asiknya bermain dan mengenal hal baru.

Andreas langsung bangkit dan mengambil kotak obat kemudian mengobati kaki Kania yang terluka, tapi Kania yang terluka tidak pernah diperlakukan seperti Zya yang sangat teramat disayangi ayahnya itu, sedangkan Kania sudah sudah bisa didiamkan oleh ayah bahkan tidak akan ada ekpresi lain selain ekpresi datar pada wajah ayahnya saat ini yang tengah mengobati kaki Kania.

"Ayah maaf kan Kania, Kania telah membuat tangan ayah kotor karena megang kaki Kania." kata Kania yang memperhatikan ayahnya, tapi ayahnya tidak menjawab pertanyaan dari Kania, Andreas hanya fokus mengobati kaki Kania .

"Bunda, kami tadi bermain air hujan dan Kania terpeleset kakinya terluka lihat pasti Kania merasa sakit." kata Zya saat melihat bunda berjalan kearah mereka.

"Bagaimana bisa jatoh nak, Kania apakah kakimu terasa sangat sakit nak?" kata Sonia dengan cemas melihat kaki putri sulungnya yang tepatnya di bagian lutut terpasang kapas pembalut luka.

"Kania baik-baik saja Bun tadi Kania hanya terpeleset karna tidak berhati-hati, maafkan Kania telah membuat bunda cemas." kata Kania yang merasa bersalah.

"Lain kali berhati-hatilah disaat bermain hujan jalan sangat licin nak, tidak perlu meminta maaf Kania adalah putri bunda yang kuat." kata Sonia sambil membawa Kania kedalam gendongannya. sebenarnya Sonia sudah melihat reaksi suaminya tadi yang mulai bersikap dingin pada Kania semenjak kematian ibu mertua nya, dan karna merasa tidak tega akan salah satu putri nya yang diabaikan oleh ayahnya, Sonia langsung mendekat kearah Kania dan menggendong dan memeluk Kania dengan penuh kasih sayang.

"Bunda baju Kania basah nanti baju bunda juga jadi basah." kata Kania yang ingin berusaha turun dari gendongan bundanya yang hangat karna tidak mau membuat baju bundanya basah.

"Tidak apa-apa sayang bunda juga belum mandi ayo kita mandi sekalian, Zya jalan sendiri ikut kita ya...," Kata Sonia sambil menoleh pada anak yang paling ceria dan terlihat tersenyum mengangguk kepala.

Jetiga perempuan itu pergi meninggalkan Andrias tanpa kata, Sonia sudah pasti marah pada suaminya yang telah mengabaikan salah satu putri mereka, meskipun tadi Andres telah mengobati kaki Kania tapi tetap saja dia tidak menjawab pertanyaan Kania kecil yang meminta maaf karna membuat tangan ayahnya kotor .

"Maafkan aku.... aku belum bisa melupakan kejadian itu, dia adalah penyebab ibu meninggalkan ku, tapi jenapa harus putri ku sendiri.".kata Andrea yang mengacak-acak rambutnya dengan kedua tangannya karna merasa bersalah sekaligus bingung dengan dirinya sendiri.

"Wah,wah,wah... putri-putri bunda ini sekarang udah wangi... dan bersih ayo kita makan sekarang, Bunda tadi udah bikinin Ayam kecap dan sayur pecel kesukaan kalian loh". Kata Sonia yang tersenyum menatap kedua putrinya.

"Ayo kita makan sekarang, yuk..." kata Kezya berjalan pelan memegang tangan kembaran nya itu kemudia mereka berjalan bersama kearah meja makan. Sonia hanya tersenyum melihat kedua putri yang saling menyayangi ini dan mengikuti kedua putrinya itu dari belakang.

Ketiga perempuan itu pun telah sampai diruang makan sederhana rumah mereka, yang terdapat empat kursi dan satu meja bundar sederhana. Disalah satu kursi telah diisi oleh Ayah mereka yang tersenyum kearah mereka atau lebih tepatnya kearah zya dan Sonia.

"Ayah makan bersama kita yey yey yey....," kata Kania dengan ceria sambil jingkrak-jingkrak karena merasa senang.

Kania hanya tersenyum melihat tingkah kembarnya yang bahagia itu, Kania pun merasakan bahagia setidaknya Ayahnya masih bisa tersenyum meski bukan karna nya.

"Ayo duduk nak sekarang kita makan ya, ingat kalo makan gak boleh ngomong." kata Sonia kemudia mengambilkan makannya untuk anak-anak nya dan suaminya.

Sebelum makan mereka memiliki kebiasaan makan bersama dengan dia yang dipimpin salah satu dari kyezya dan Kania tapi sekarang karna ada ayah mereka maka Sonia menyuruh suamiya itu untuk memimpin do'a sebelum makan.

"Allah huma barik lana Fii ma rozak tana wa kina aza bannar amin". kata Andreas dengan fasih kemudian mereka semua makan dengan hikmat.

Kania sangat merasa senang karna bisa makan semeja dengan ayahnya biasanya Ayahnya akan menghindarinya dan kali ini tidak sungguh Allah maha baik karna telah membuat ayahnya bisa makan bersama mereka. Kania sangat suka menatap mata ayahnya yang memiliki warna yang sama dengan matanya, Kania tau ayahnya tidak akan mentap wajahnya mungkin karna Kania belum menjadi anak yang baik dimata ayahnya, Kania akan berusaha keras untuk hal itu.

Hari pun berganti bulan dan bulan berganti tahun tapi sikap Andreas tetep sama. Andreas seakan-akan hanya memiliki satu putri yaitu zya sedang Kania hanya seperti patung yang menyerupai zya dan kebetulan memiliki warna mata yang sama seperti Andreas. Saat ini umur kezya dan Kania akan berumur 5 tahun.

"Hujan.....besok adalah hari ulang ku dan Zya apakah mungkin besok ayah akan memberikan hadiah kepadaku juga Ya Allah hamba hanya ingin ayah mengatakan bahwa sangat menyayangi kami berdua bagiku hal itu sudah lebih dari cukup." gumam Kania sambil memandang hujan dari luar rumah.

"Kania ayo kita bermain hujan, di taman bermain sebrang jalan kita sudah lama tidak ke sana." kata Zya dengan muka cerita.

Kania sebenarnya tidak ingin bermain hujan saat ini karna merasakan badannya sedikit panas dan dingin secara bersamaan. Tapi Kania lebih mementingkan kebahagiaan kembarannya itu dibandingkan kesehatan nya.

"Kania jangan lari-lari jalannya licin nanti bisa jatuh." kata Kania yang berbicara pada kembarannya itu saat mereka menuju taman bermain disamping jalan dekat rumah mereka.

Zya malah asik bermain tanpa memperdulikan Kania yang terlihat berteriak menyuruhnya berhenti. tiba-tiba Kania terpeleset dan tanpa kepala nya membentuk batu saat terjatuh kemudian kehilangan kesadarannya. Andreas yang baru pulang kerja itu pun langsung kaget melihat kepala putri kesayangannya itu terdapat darah saat berbaring di rerumputan di taman bermain yang kebetulan satu-satunya jalan yang di lalui saat pulang kerja.

Andreas langsung menyalahkan Kania karna pada saat itu Kezya hanya bersama dengan Kania, meskipun jarak Kania yang dekat padahal Kania berniat ingin membuat kembaran itu untuk berdiri tapi ayah mereka menuduh Kania yang telah mendorong Zya sampai jatoh dan kepalanya terbentuk batu dan bahkan tidak sadarkan diri. Andreas bahkan dengan teganya menyuruh Kania untuk tidak masuk rumah dan membawa zya kedalam rumah padahal waktu itu sedang hujan semangkin deras bahkan petir telah berbunyi.

Kania hanya dapat menangis ditempat itu sambil memeluk Ketut kecilnya. menangis ketakutan karna hujan dan petir dan perkataan ayahnya tadi tidak lama Kania pun merasa pusing dan hampir kehilangan kesadaran tapi masih bisa merasakan bahwa ada tangan yang memeluk dan membawa tubuh pergi dengan rengkuh hangat dan kania sangat meyakinkan bahwa orang itu adalah bundanya, Kania dapat mencium molto pewangi yang sering bundanya pakai dari tubuh orang yang telah merengkuh tubuhnya dengan hangat dan penuh kasih sayang.