Sekarang Zya dan taman-taman nya sudah resmi lulus SMA dan sibuk mendaftar di universitas pihihan mereka masing-masing, seperti Yessa dan Erna yang mendaftar di STIS dijakarta , Sinta dan Nurbaya di Bangka jurusan kimia, sedangkan Ayna di Yogyakarta mengambil jurusan Seni. Sementara Zya masih bingung ingin mengambil jurusan apa tapi dia ingin kuliah di Bangka bersama Nurbaya dan Sinta tapi juga ingin kuliah di Lampung karna neneknya tinggal disana sekalian menemani nenek.
Sekarang Zya dan teman-temannya ingin kepantai untuk menghilangkan stres akan persian pendaftaran berkas-berkas untuk kuliah, jam 7 pagi mereka sudah saling mengabari melalui grup wa jika mereka akan berangkat kepantai sehabis asar sekalian menikmati matahari tenggelam
"Asalamuaikum sister.... yohoou... jadi mantai gak?..." kata Sinta memanggil nur dari depan pintu rumahnya.
Karna rumah yang paling jauh adalah rumah Sinta , ayna dan Erna maka merekalah yang akan menghampiri rumah teman-temannya terlebih dahulu.
"Waalaikumussalam... tunggu bentar jeng... lagi milih baju nie...., kalian tunggu bentar di ruang tamu." kata Nur kelewat santai membukakan pintu dan kembali kekamarnya lagi.
"Yah... bakalan lama dong jeng, kami aja tadi mampir kerumah Yessa dia udah siap, sampai sini nur masih milih baju... jam berapa kita mantainya?" kata Erna mengeluh.
"Sabar aja na.... nanti klo nur lebih dari 15 menit kita tinggal aja... hehehheh." kata ayna jail.
"Nur kami tunggu 15 menit ya, kalau gak siap juga kamu kami tinggal." kata Erna dengan suara cempreng nya untuk aja orang tua nur dan tetangganya pada sibuk kerja diluar rumah klo gak bakalan kaget denger suara itu.
"Gak usah teriak-teriak kasian kalau ada bocah yang lagi tidur bisa nangis denger suaramu Erna." kata Sinta menasehati Erna.
"Iya Erna, Nur itu Nur dah muncul yuk kita langsung kerumah Zya aja biar cepat." kata Yessa yang melihat nur muncul dengan pakaian rapi dan modis.
Kemudian mereka pergi kerumah Zya dengan berpasang-pasangan, Erna dan Ayna, Yessa dan Nur, dan tentunya nanti Sinta dan Zya.
"Woy hampir aku lupa rumah kamu...., udah siapkan?" kata Ayna yang sampai duluan didepan rumah Zya dan kebetulan Zya ada di depan.
"Wkwkwkwk kocak kyak baru pernah maen kerumah kemaren aja kamu Ay, aku udah siap kok, tinggal berangkat aja aku juga udah izin ama bunda." kata Zya tertawa sambil merapikan pakaiannya dan jilbab ajar lebih rapi.
Kemudia Zya dibonceng oleh Sinta, dan mereka berenam pun pergi ke pantai, dengan kecepatan rata-rata agar cepat sampai tapi juga dengan hati-hati kok .
"Wah akhirnya kita sampai juga, ayok kita foto-foto." kata Nur dengan semangat.
"Okey. Ayo cepat posse yang bagus biar gue yang jadi potograper tapi tar gantian ya?" kata Sinta tak kalah semangat.
"Okey, tar kita gantian." kata Ayna tak kalah semangat.
Setelah asik bersua foto, mereka pun merasa haus dan lampar, kemudian pergi membeli cemilan di pinggir pantai.
"Wah gila harga jajannya naik dua kali lipat, bisa gawat ni kalo tiap hari." kata Erna dengan perhitungan nya.
"Ya kan gak tiap hari juga na, sekali-kali kan gak papa boros hehehehehe....." kata Yessa di sertai kekehan.
"Bentar lagi sunset nie. Kita tar foto-foto lagi buat kenang-kenangan. Kita sholat magrib di musolah dekat pantai aja ada kok mukenahnya dan musholahnya juga bersih." Kata Zya yang tidak sabar menunggu sunset.
"Iya... Zya... makan-makan aja jajannya dulu tar klo kurang beli lagi tapi bayar sendiri-sendiri.... wkwkwkwk huk..huktt.. huk," kata Ayna sambil terbatuk-batuk.
"Karna tu Ay... akannya jangan kurang ajar ama yang tua." kata nur menasehati Ayna.
"Bener tu... kres-kres...," kata Erna sambil memakan snek kripik singkong ditangannya.
Sementara Sinta dari tadi sibuk memakan jajan tanpa bicara, karna dia tidak mau tersedak saat makan.
Setelah sunset mereka pun berfoto ria dengan fotografer Sinta dan Ayna bergantian. setelah itu karna sudah terdengar azan magrib mereka pun melaksanakan sholat di mushola dekat pantai. dan kemudian ingin segera pulang.
"Waduh coy gimana nih ban motor gue kayaknya kurang angin ni... bisa bocor tar klo gak di tambah anginya dulu." kata Sinta setelah mengecek ban motornya bagian belakang.
" Yaudah..., gak usah panik ya nanti kita cari tempat tambah angin dulu sekitar sini gue tau kok yang terdekat dan pasti buka. Yang lain tunggu di sini dulu aja ya biar aku ama Sinta nyari bengkel dulu." kata Ayna bijak.
"Okey. Tumbenan otak tu anak gak lemot di saat kepret kyak gini, tapi ya alhamdulilah kan jadinya tar Zya gak di marahin klo pulang malam-malam iya kan Zya." kata Erna.
"Hemmm.....," jawab Zya yang gak terlalu yakin.
"Setelah ini mungkin kita akan berpisah dan akan bertemu disaat kita sukses nanti..." kata Yessa dramatis.
" Ya...kan masih ada pas liburan." kata Erna.
"Iya kalau sempat pulang, kan kita gak tau apa yang akan terjadi nanti kita kan hanya anak rantau nanti." kata nur turut mendramatisi.
"Woy... yuk pulang dah selesai ni motornya." kata Sinta.
"Kita akan berpisah untuk sukses dan kembali berkumpul lagi mungkin dengan anak atau suami kita." kata Ayna.
"Wkwkwkwk bisa aja loh.... yok pulang." kata Zya yang tertawa garing, padahal dalam hatinya dia memikirkan perkataan ayna tadi.
Kemudian mereka pulang dan mengantarkan Zya karna rumah Zya yang paling dekat.
"Zya tar klo dimarahin bunda kamu bilang aja karna tadi motor aku anginnya kurang, klo gak biar aku aja yang jelasin kebunda kamu." kata Sinta menghawatirkan Zya.
"Tenang aja sin bunda gak akan marah kok, kalian semua pulang aja ya aku dah bilang sepupuku tadi sebelum jadi bunda gak akan marahin aku." kata Zya supaya temen-temen itu segera pulang karna baju yang mereka kenakan setengah basah akibat bermain air laut tadi. Zya takut temennya itu masuk angin dan dimarahin oleh mama mereka.
"Okey kalau gitu kita pulang ya Zya dah...." kata Sinta mewakili teman-temannya.
"Iya hati-hati dijalan." kata Zya dengan sedikit berteriak kemudia memasuki rumah setelah teman-teman tidak terlihat.
"Asalamuaikum warahmatullahi wabarakatuh bunda....," kata Zya sambil memasuki rumah yang tidak di kunci.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, kok pulangnya malem banget nak? tadi Bunda udah suruh sepupu kamu hibungin kamu tapi gak bisa, bunda telpon juga gabisa. Gak terjadi apa-apa kan nak? kok celana mu setengah basah?" kata bunda Zya yang khawatir dan memeriksa Zya takut ada yang terluka.
"Zya gak papa Bun, Zya tadi habis main air di pantai jadi celana Zya basa, bunda gak perlu hawatir, Zya mandi dulu ya Bun dingin nie." kata Zya.
"Iya cepet mandi terus ganti, tar bunda bikinin coklat hangat kesukaan kamu." kata Bunda kemudian berjalan kearah dapur.
"Lapor tuan. Nona telah sampai rumah dengan selamat." kata seorang pria bayaran birbicara di telpon, yang dari tadi mengintip Zya di balik pohon.
"Baik lah, kau boleh pulang." kata Sang Tuan dari orang suruhan itu, yang menghembuskan napas lega.