"Hai..... Kezya..., Kezya, Kezya, Kezya...., kenapa kamu kamu tidak menyahut saat aku memanggil mu?" kata seorang pria bocah itu dengan sewotnya karna tidak tidak mendapat sahutan dari Zya.
"Kamu tidak lihat aku sedang sibuk membaca novel." kata kezyya tanpa mengalihkan pandangan dari buku novelnya itu.
Pria itu adalah adalah adik kelas Zya, sekarang mereka berdua sedang di perpustakaan. Zya sedang sibuk membaca novel di saat guru rapat sedangkan bocah pria itu sibuk memperhatikan Kezya dari tadi tanpa jenuh ataupun bosan. Karna semua guru sedang rapat selama 3 jam maka mereka bebes berkeliaran selama di lingkungan sekolah .
"Yuk kekantin kamu belum makan dari tadikan?" kata bocah pria itu sambil menarik tangan Zya secara paksa tapi tetap lembut.
"Apa yang kau lakukan aku belum selesai membaca, kau seenaknya saja menarik tanganku." kata Zya protes dan memasang muka kesalnya yang datar.
Bocah pria itu selalu seenaknya pada Zya sejak pertemuan mereka yang tidak sengaja bersebelahan kursi saat duduk di bis saat ingin mengikuti lomba catur dan bocah pria itu atlit ateletik yang terlatih jelas badannya sangat kekar tapi tetap saja dia masih bocah karna umurnya 1 tahun lebih muda dari Zya. Bocah pria itu bahkan saat hari pertama berkenalan dengan Zya dia malah tidur seenaknya di bahu Zya karna lomba O2SN yang berlangsung sampai sore dan pulang malam, mungin karna capek dia sampai ketiduran sedangkan Zya tidak bisa tidur karna merasa risih, Zya tidak mengeluarkan banyak tentang karna catur hanya menggunakan pikiran dan strategi bukan banyak tenaga. Saat jam tepat tujuh malam Zya diantar sampai depan rumah oleh bis yang membawa mereka untuk nya tadi mereka telah solat magrib terlebih dahulu dimusola dekat tempat mereka bertanding.
" Ayo makan atau mau aku suapi?", kata bocah pria itu sambil tersenyum jail setelah meletakan 2 porsi nasi goreng ayam, untuk mereka berdua.
"Tidak aku bisa sendiri!" kata Kezya dengan datar merasa tidak enak karna diperhatikan oleh siswa-siswi yang ada di dalam kantin.
"Liat tu si cemot makan bareng kakak kelas yang dingin itu, kok mau ya dia padahalkan dia tampan bisa dapat cewek yang lebih hangat kayak gue misalnya." kata salah satu siswi yang menyukai bocah pria itu.
"Hemmmzzz... ya, cantik juga gue kemana-mana..., cemot emang rabun kayaknya." kata siswi lainya.
Banyak siswi yang menatap Zya iri karna bocah play boy itu yang menggandeng tangannya tau tebih tepat menahannya agar tidak kabur dari bocah itu. Bahkan saat makan pun pria itu sengaja duduk bersebelahan dengan Zya agar dapat dengan mudah menengkapnya jika Zya kabur. Banyak yang menatap mereka dengan tatapan sinis dan ada juga yang kagum dan menganggap mereka pasangan yang serasi.
"Mereka sangat cocok ya sama-sama tampan dan cantik."
"Aku sangat setuju jika mereka jadian."
"Mereka seperti Romeo dan Juliet."
Itu adalah beberapa pujian dari siswa dan siswa, ada juga yang tidak menanggapi atau mengabaikan mereka, mungkin karna bocah pria itu terkenal play boy jadi mereka mendadak menjadi bahan pembicaraan dadakan siswa-siswi dikantin atau bahkan di seluruh sekolah.
Setelah selesai makan mereka pun kembali kekelas masing-masing, karna tidak lama lagi akan bel pulang. Zya sudah dipaksa oleh bocah pria itu untuk pulang bersamanya karna tadi dikantin dia telah mentraktir Zya padahal Zya tidak meminta itu. tapi setelah dia pikirkan menerima tawaran Zya dapat menghemat biaya karna tidak perlu bayar angkot, Zya biasa pulang sekolah naik angkot agar lebih hemat dan mandiri.
" Ayo pulang." kata bocah pria itu yang entah dari mana datangnya tiba-tiba sudah berada di samping Zya mengusap-usap kepala Zya yang tertutup kerudung.
"Pulang si pulang, tapi gak usah berantakan kerudung juga kali." kata Zya kesal dan menepis tangan bocah pria itu, tapi entah mengapa hatinya risih dan nyaman secara bersamaan di perlakukan seperti itu.
Kezya hanya menggunakan jilbab ketika sekolah tapi kalau di rumah di masih belajar memantapkan hati untuk berjilbab dengan baik dan benar.
Setelah mengantar kan Zya sampai ke depan rumah, dengan motor Mio nya itu kemudia dia pulang setelah memastika Zya telah masuk kedalam rumah.
Entah kenapa hari ini Zya merasa perasaan yang aneh senang rising, dan nyaman bersamaan saat bersama dengan bocah pria itu , banyak teman-teman pria itu yang memanggilnya cemot karna dia tidak suka nama aslinya di sebuat karna terlalu bagus dan sangat kurang nyaman ditelinga.
Pria bocah itu sangat aneh bahkan mereka Baru berjumpa 15 menit yang lalu, tapi sekarang bocah itu tengah mengirimkan pesan dan mengatakan bahwa dia sangat merindukan Zya.
Zya merasa herannya tapi juga merasa nyaman karena tidak ada seseorang laki-laki yang merindukan nya setelah yang dulu telah pulang untuk selamanya. anggp saja Zya lebai tentang cinta pertama yang berada di dunia Maya tapi itulah fakta nya bahkan dengan polosnya dia mempercayai apa yang dia terima tanpa menyelidiki bukti-bukti bahwa orang yang pernah tinggal di hatinya dulu telah benar-benar pergi kesisi tuhan.
Zya hanya senyum-senyum sendiri karna melihat pesan yang dikirim kan oleh bocah pria itu yang sangat lucu, karna mengajak Zya pacaran sedangkan Zya hanya membayangkan bahwa hidupnya sangat lucu dan mungkin sedikit kacau karna bocah itu.
pada saat malam hari Zya ke supermarket karna ingin membeli beberapa cemilan yang hampir habis dirumah, tapi dia tidak sengaja melihat seorang yang dia kenal dari belakang, dia adalah seorang pria dengan baju santai bersama dengan seorang wanita yang manis tapi bajunya sangat kekurangan bahan. setelah pria dan wanita itu keluar supermarket karna telah membayar dan Zya sibuk memperhatikan orang itu sambil memilih beberapa cemilan, Zya terkejut pria itu adalah bocah yang baru saja menembaknya beberapa jam yang lalu tapi sekarang dia kesupermarket menggandeng wanita lain dengan mesra ya lebih tepatnya wanita itu yang menempel pada bocah pria itu, sedangkan bocah pria itu tidak merasa risih.
rasanya aneh seperti ada yang sakit di dad Zya padahal dia tidak pernah memiliki gejala sakit jantung atau pun paru-paru, tapi kenapa sekarang rasanya sangat sesak dan jantung nya memompa darah sangat cepat. setelah pulang dari supermarket pun Zya duduk dan meminum air putih. ternyata benar tentang fakta bocah itu yang play boy untuk saja Zya tadi sempat melihat dengan jelas mereka berpasangan dengan mesra, sehingga tidak ada keraguan lagi dihatinya untuk menolak bocah play boy yang suka berprilaku manis didepan mangsa untu mengelabui mangsanya itu.
Zya rasanya merindukan Aldo tapi dia juga ragu apakah Aldo benar-benar mencintainya atau hanya mempermainkan hatinya, jujur Zya sekarang tersadar bisa saja Ali tidak mati tapi menikah dengan wanita lain atau sengaja tidak ingin berteman dekat dengan Zya yang kelewat polos atau begok ini.