Dirumah Zya sedang ada acara syukuran atas kelulusan Zya beberapa hari yang lalu dan syukur atas bertambahnya umur Zya yang sekarang berumur 18 tahun. Syukurannya tidak dengan kue ulangtahun yang besar dengan lilin yang dinyalakan atau kue tar yang besar dan mewah tapi keluarga Zya hanya menggandakan syukuran secara sederhana tanpa ada acara tiup lilin, dengan tumpeng, tempe, mie, sayur urap, telur, dan ayam goreng yang ditata dengan sederhana.
Acaranya syukuran pun hanya dihadiri oleh keluarga inti saja dan tidak ada orang lain karna keluarga Zya bukan tipe yang suka mengumbar-ngumbarkan kebahagiaan secara berlebihan, karna diluarsana pasti masih banyak anak yang tidak seberuntung Zya, dan untuk menghargai perasaan orang lain Zya sudah sangat terbiasa dan nyaman dengan keluarga nya yang pengertian dan penuh kasih sayang ini.
"Ayo semuanya berkumpul melingkar dan kita akan akan berdoa atas rasa syukur kita pada Allah karna anak kita atau lebih tepatnya keponakanku ini telah menyelesaikan masa belajarnya di SMA dan juga tepat pada hari ini berumur 18 tahun." kata Ridwan sambil tersenyum lembut kepada keponakan itu.
Sedangkan Zya hanya menanggapinya dengan senyuman. Semunya pun berkumpul mulai dari, nenek, ayah, ibu, paman,bibi, dan sepupu dekat Zya. Mereka kemudian berdoa dengan khidmat kepada Allah, dan kemudian memakan tumpeng yang telah disediakan tadi, dengan rasa kekeluargaan yang hangat dan syukur kepada Allah.
Disaat semua orang sibuk makan Zya sibuk memperhatikan keluarga yang satu persatu, mereka semuanya sangat menyayangi Zya bahkan ketika Zya lupa akan hari ini, ibunya dan bibinya telah menyiapkan tanpa di ketahui Zya.
Zya sangat senang dan menyayangi keluarga nya ini lebih dari apapun dan atas izin Allah Zya tidak akan melakukan hal yang mempermalukan keluarga nanti, malah Zya bercita-cita kan membuat keluarganya bangga. Di saat Zya tengah asik dalam lamunnya tiba ada sepupunya yang mencoba mengejutkannya.
"Kakak, kau tidak makan?" kata Raya, gadis mungil yang berambut sebahu denga suara cempreng yang khas.
"Astagfirulah hallazim..., nanti dek kamu makan aja dulu." kata Zya yang kaget, sambil mengusap dada.
Raya memang tipe bocah yang jail, dan ceria. tapi di balik sifat jailnya itu tersimpan otak yang pintar karna selalu mendapat juara dikelasnya dari kelas 1 SD sampai sekarang kelas 1 SMA, dia juga sangat menyangi Zya.
"Hehehehe... maaf kak... ngagetin, kakak si dari tadi asik ngelamun aja, pacarnya gak di ajak kak biar lebih berkesan acara syukuran nya." kata Raya dengan cengengesan.
"Kakak gak punya pacar dek, ntar klo dah ketemu jodoh langsung ta'aruf, terus nikah aja biar dosanya gak numpuk, orang pacaran tu sama dengan menabung dosa." ucap Zya.
"Tapi kakak Raya dah punya pacar gimana dong." kata Raya dengan muka bingung.
"Emnag siapa pacar Raya?" tanya zya.
"Kak Re....," kata raya terputus karena suara ketukan pintu tepat de belakang Zya.
"Kakak bukain pintu dulu ya dek." kata Zya tersenyum sekilas pada Raya dan kemudian membukakan pintu.
Di saat pintu terbuka tapi tidak ada orang di depan pintu yang ada hanya kotak kado yang berwarna hitam dengan pita merah, Zya hanya bingung dan meriksa kehalaman depan rumahnya karna penasaran dengan sipengirim kado itu.
Tapi Zya tidak menemukan siapa-siapa dihalaman rumahnya, karna semua orang sedang makan didalam Zya hanya sendiri menoleh ke kanan dan ke kiri mencari si pengirim kado tapi tidak di temukan juga. Rika keluar dan melihat Zya yang kebingungan pun bertanya.
"Kakak lagi nyari siapa si? semua orang kan didalam, wow kakak dapet kado ya, ini ada tulisa to Kezya tapi kok gak ada namanya dari siapa gitu?" kata Raya dengan sebelah alis naik dan mulai kepo dengan kado misterius itu.
"Kakak juga gak tau dek tadi kakak buka pintu yang ada cuman kotak kado itu, gak tau siapa yang ngirim kado misterius itu dengan ukuran lumayan besar itu." kata Zya yang juga merasa bingung.
"Kita bawa kedalem aja kak nanti baru kakak buka tapi setelah kita makan nanti, barangkali itu dari penggemar berat kakak." kata Raya yang tertawa jenaka dan kembali masuk kedalam rumah.
Zya pun hanya mengangguk dan membawa kotak kado itu kedalam. Dari luar pagar terlihat seorang laki-laki yang bertudung hitam mentap Zya dengan sekilas senyum dan kemudian pergi tanpa seorang pun mengetahui nya.
Zya kemudian kekamarnya dan meletakan kotak kado itu dikamarnya, dan kembali ke ruang tamu untuk makan bersama dengan keluarga nya.
"Dari mana aja si kamu Zya liat ni lauknya udah pada diabisin ama Tito." kata Maika yang menatap sebal Tito, karna telah mengambil ayam gorengnya yang telah diletakan di piringnya tadi.
"Hehehehe dari kamar depan tadi, yah... ni mau makan makan apa dong kalo lauknya habis." kata Zya menatap tito dengan muka pura-pura kecewa.
"Ya makan nasi dong Zya... ama sambel kan masih banyak." kata Tito tersenyum mengejek, malas menanggapi sepupunya itu yang mengganggu keasikannya untuk makan.
"Ya kalik yang ulang tahun cuman makan nasi ama sambel Tito." kata Maika dengan gereget.
Mereka berdua emang sangat mirip dengan kelakuan Tom & Jerry jika bertengkar tapi nabati jika sedang sependapat makan akan seperti anak kembar identik pada umumnya yang banyak kemiripan. Bosan mendengar perdebatan sepupu kembarnya itu Zya pun meninggalkan mereka dan mulai makan dan bercengkrama dengan anggota keluarga lainnya.
Setelah acara makan selesai semua pun bersalaman dan mengucapkan selamat pada Zya dan memeluk Zya penuh dengan kasih sayang .
"Selamat putri ayah sekarang sudah 18 tahun dan mau kuliah apa nikah ni." kata ayah Zya menjaili putrinya itu dengan pertanyaan
"Makasih Ayah. Zya kuliah aja". kata Zya riyang sambil mencium tangan ayahnya. selehah itu ibunda Zya yang bergantian mengucapkan selamat.
"Anak ibunda udah delapan belas nih bentar lagi nikah". canda ibunda Zya sambil memeluk anaknya.
"Zya masih mauh kuliah ibunda." kata Zya sambil membalas pelukan ibunya.
Begitu lah semunya berganti mengucapkan selamat pada Zya hingga tanpa sadar hari pun mulai malam dan paman, bibi dan sepupu-sepupunya pun pulang.
Kemudian Zya pergi mandi setelah itu kemudian shalat magrib, rebahan, dan memandang kado misterius itu. Sampai gak terasa azan Isa berkumandang Zya pun melaksanakan sholat Isa dan tidak makan malam masih kenyang makan sore tadi, Ayah dan Ibuda Zya pun sibuk menonton tv, dan sudah terbiasa dengan kebiasaan Zya yang tidak suka makan malam, tapi akan cepat lapar di pagi buta. Biasanya jam 2 atau jam tiga pagi Zya terbangun karna merasa lampar.
Setelah melaksanakan sholat isya Zya kembali rebahan sambil memainkan permainan di ponselnya yaitu game cacing, tidak lama mata Zya pun berat dan dia melihat sekilas kota kado yang dia temukan tadi ingin membuka kotak itu tapi kemudian terlelap dalam tidur.