Semenjak Kezya mengetahui fakta tentang pria bocah itu dan dengan terang-terangan menolaknya, entah mengapa pria itu seakan hilang tanpa jejak dan tidak pernah lagi muncul lagi kabar tentang nya. Dan hal itu tentu membuat Zya senang karena dia tidak perlu repot-repot mendengar atau meladeni keusilan bocah pria itu. Selama 3 hari terakhir di SMP itu, hidupnya kini sangat tenang dan nyaman karna bisa bebas membaca dan menulis novel tanpa gangguan pengusik.
Iya setelah masuk SMA Zya mendapatkan sahabat dan teman baru yang baik dan unik. dan gak kerasa sekarang Zya dah SMA kelas 2 udah mau kelas 3, setelah 2 minggu lagi akan diadakan pembagian raport. Lalu tinggal beberapa bulan lagi akan lulus dan kuliah.
"Hemmzzz...hooaaammzz... ngantuk banget."
Selesai membaca setelah novelnya di perpustakaan kemudia Zya tertidur hinga tanpa sadar hari sudah mulai siang, dikarenakan sekarang kelas mitting maka semua siswa bisa bebas dari tugas pelajaran. Zya sebenarnya banyak teman tapi karna terlalu suka membaca novel, jarang makan siang, Zya jg membawa bekal untuk belajar hemat dan sikapnya yang pendiam dan tidak suka kebisingan dia memilih perpustakaan sebagai tempat istirahat nya sedangkan teman-teman yang lain sudah kekantin.
"Hai Zya, kok GK kekantin? kamu besok ikut lomba tarik tambang ya? kelas kita tarik tambang putri ya, kurang satu ni..." kata Zakir sambil mengoncang-goncang pelan tangan Zya agar tidak fokus kenovel dan agar lebih fokus pada buku data lomba yang ditapegangnya.
"Hemmmzzz.... mager tau... cari yang lain napa si..., lg sibuk tau.." jawab Zya dengan muka kesal efek bangun tidur, kemudia memandang ketua kelasnya itu sekilas dengan malas kemudian kembali fokus pada novel.
"Sibuk apanya sih, kamu orang cuma berduan Ama novel aja tiap hari di perpustakaan, tolong dong, Iis lg sakit ni, Eka juga gak masuk karna dia ada keperluan keluarga, apa lagi si Lilis dia sibuk pacaran mulu, kelas kitakan ceweknya cuma 10 jadi kamu harus ikut pokok nya..., aku tuh capek tau bujukin kalian tapi dari pada bayar denda 500 ribu, emang kamu keluar uang segitu." kata Zakir dengan nada kesal, kemudian menelungkup kan muka di meja dan berhadapan denga Zya.
"Iya... iya sana pergi dulu..., jangan berisik nanti gue kelapangan 5 menit lagi....., " kata Zia karna malas mendengar curhat ketua kelasnya yang telah menjabat selama dua tahun dan mungkin akan menjadi ketua kelas tiga tahun berturut-turut karna sikapnya yang paling bisa diandalkan dan kelewat ramah itu.
Dilapangkan banyak siswa berkumpul menyaksikan lomba final tarik tambang yang dilaksanakan pada hari ini memperebutkan juara satu yaitu kelas 2 IPA 1 lawan 2 IPS 1 tarik tambang putri.
"Huuuh.... lama banget sih gak tau panas apa?" kata Erna yang merupakan salah satu teman sekelas Zia yang paling cerewet.
"Iya... nih... kapan di mulai sih?.. item tambah item ni kita." jawab Ayna yang merupakan teman sekelas Zia yang gila Drakor akut.
"Sabar ya... isya Allah kita kesabaran kita pasti berbuah manis kok." kata Yessa dengan bijak.
sementara yang lain hanya mengangguk menanggapi omongan Yesa tadi.
"Baik lah silahkan pegang talinya, bersedia, siap, tarik....," sorak panitia selaku wasit tarik tambang.
"Pertandingan pertama dimenangkan oleh kelas 2 IPS." kata panitia yang memegang mikrofon.
"Hasil semangkin seru ni seri, baik lah satu babak lagi untuk penentu pemenang."
"Pemenangnya kelas 2 IPS 1 tarik tambang putri pada kelas mitting siang ini." kata tim panitia yang mengumumkan pemenang.
"Kita cuma juara 2 .... temen-temen maaf ya?" kata Sinta menyalahkan dirinya karna dia sebagai jangkar tadi.
"Gak papa kok kitakan udah berusaha lagi pula ini cuma permainan yang terpenting adalah persahabatan kita." kata Zya sambil tersenyum.
"Tumben lo ngomong Zya, biasanya kan lo diem aja." kata Nurbaya takjub dengan teman esnya itu.
"Udah yuk kekantin haus ni." kata Sinta pada temen-temennya. Kemudian mereka berenam kekantin termansuk Zya yang ikut karna merasa haus.
Di kantin
"Hay kalian tadi keren banget, karna kalian kelas kita juara 2, sebagai ketua kelas yang baik aku akan mentraktir kalian jajan satu orang 10 ribu."
"Tumben baik ni orang, kerasukan jin apa kali ya?" kata Ayna dengan heran
"Udah-udah rejeki gak boleh ditolak." kata Sinta sambil memilih beberapa jajan sesuai jumlah traktiran.
Sementara Zia hanya dia melihat temannya yang tampak bersemangat ngoceh, sambil duduk minum es teh manis pesanannya tadi yang tentunya udh dia bayar sendiri.
"Kezya... loh tambah cantik deh kalo keringatan gtu," kata salah satu temen Zakir yang berasal dari kelas lain dan entah dari mana ia tau nama Zya.
Sedangkan Zya hanya menaik turunkan alis karna merasa tidak nyaman dengan laki-laki itu yang terlalu menatapnya intens, matanya menatap laki-laki itu, seolah berkata "pergi loh jangan sok kenal."
"Jangan ngeliat aku gitu dengan tampang sok galak gitu dong, kamu terlihat sangat menggemaskan dan terlihat sangat imut, kan aku.... jadi.. pengen nyium... gtu... saking gemesszz nya...." kata laki-laki itu sambil tersenyum penuh minat memandang Zya.
Sementara yang malas pun meninggalkan laki-laki itu dan pergi duduk dengan teman-temannya yang sedang memakan jajan traktiran, niat ingin menyendiri bentar biar tenang malah ada buaya ganggu.
"Kok aku di tinggal si... dedek cantik, mulai mendekat kerombongan Zya cs, Hay kawan apakabar kata laki-laki itu berpelukan ala cowok dengan Zakir. " kata laki-laki itu, memasang muka sok kecewa dan kemudian tersenyum.
"Baik kawan".
Dementara Zya cs hanya menatap heran kedua laki-laki itu. karna mereka tidak pernah melihat laki-laki asing itu selama bersekolah disini.
"Temen-temen kenalin ini sahabat gue waktu SD namanya risky". kata Zakir memperkenalkan teman barunya.
"Wow lumayan " kata ayna terlalu bersemangat sehingga membuat nya manu karna diperhatikan oleh seisi kantin.
"Apa si lo Ayna.... kita dilihat tau malu-malu aja kmu ni" kata erna dengan kesal karena dipandang aneh.
"Maaf terlalu bersemangat... hehehehe." ucap Ayna.
"Zya tinggal kamu yang belum ngambil jajan yang di traktir Zakir tadi buat aku aja ya dari pada gak kepakek kan mubazir." kata Sinta dengan senyam membujuk.
"Iya." kata Zya dengan senyum datar tetapi dari sorot matanya tetap terpokus pada estehnya yang hampir habis.
"Wah.... sumpah kamu cantik banget walaupun cuma tersenyum datar." kata Rizky sambil mesem-mesem gak jelas.
"Apa si loh kok senyum-senyum, Kezya lo bro... jangan-jangan sukak lagi lo ama dia?" kata Zakir dengan sedikit sewot.
"Iya bro gue suka banget ama mahkluk tuhan yang mengemaskan ini." kata Rizky yang menatap Zya dengan kagum.
Tanpa mereka ketahui Zakir mengalihkan tatapannya ke Rizky dengan intens, padahal Zakir sedang mengatur emosi nya untuk tidak bertindak diluar wajar, karna telah menyatakan suka pada mahluk yang dia sukai sejak SMP itu.
"Zya kamu gak menghargai aku banget si tadi kan aku dah traktiran kamu tapi gak kamu pakek." kata Zakir dengan nada kecewa.
"Kepakek kok , iya kan Sin?" kata Zya bertanya pada salah satu sahabatnya itu.
"Iya ini udah." kata Sinta memamerkan belanjaannya dari uang traktiran Zya.
"Tapi kan aku traktir kamu, aku dah tartir dia tadi, ayo beli lagi nanti q aku bayar." kata Zakir yang ingin memegang tangan Zya tapi ditepis oleh Rizky.
"Apaan si loh bro mau megang-megang tangan calon ibu dari anak-anakku nanti, gak boleh bukan muhrim." kata Rizky sewot.
"Apaan si loh bro orang gue cuma mau traktir dia, mimpi aja lo bro mana mau dia jadi calon ibu dari anak-anak lo nanti." kata Zakir tertawa sini.
Dari sini nampak jelas terlihat persaingan sengit antara kedua sahabat itu yang ingin mendapatkan perhatian Zya.