Asya masih merasa malu akan gurauan ibu Raihan. Asya kembali mendekati Raihan. Dibelainya rambut Raihan.
"segeralah siuman han....". doa Asya di dekat telinga Raihan. Keluarga Raihan memandang Asya sebagai gadis yang baik nan sopan perangainya. Mereka membiarkan gadis itu melakukan apa yang ia inginkan. Mereka pergi ke bawah.
"aku rindu kamu, dirimu yang sebenarnya...dirimu yang selalu melindungiku dari kejahilan Rasya. Bangkitlah han...aku butuh kamu. Bangunlah han...keluargamu menanti di sana.". kata-kata Asya begitu lembut. Air mata Asya kembali menetes.
Di lain sisi. Dalam fikiran Raihan.
Suara itu, gue kenal suara itu. Asya.....asya...di mana kau... Raihan kebingungan dalam kegelapan alam bawah sadarnya. Raihan tak menemukan sebuah jalan. Hanya gelap gulita, hening. Ia tak dapat melihat. Dia kebingungan mencari jalan keluar.
Bagunlah han...banyak orang menantikan kesadaranmu.....suara itu bergema di kegelapan Raihan.
suara itu, asya...bantu gue keluar dari sini sya.....
Raihan berlari mencari arah suara itu.
"asya.....asya". kata itu keluar dari mulut Raihan, begitu lemah.
Asya terhenyak oleh suara itu. Senang bercampur haru bersatu di hatinya. Asya memegang tangan Raihan. menempelkannya di pipi kananya.
"aku disini han, aku disini". Asya menangis.
Gue harus bisa keluar dari sini. Raihan bertarung dengan alam bawah sadarnya. Ia melihat seberkas cahaya putih di hadapannya. Ia mendekati cahaya itu. Cahaya itu semakin membesar, dibuatnya silau Raihan oleh cahaya itu. Mata Raihan terbuka perlahan.
"asya....". panggilnya lirih. Menengokkan kepala ke arah Asya. Reflek Asya menangis. Ia menanggapi panggilan Raihan.
"om...tante....kakek...Raihan sadar". Teriak Asya dari dalam kamar. Mereka berlari ke kamar Raihan.
"ayah....ibu...kakek....". suara Raihan lemah.
"iya nak....ibu disini..". ibu Raihan memeluk erat Raihan. haru bercampur bahagia. Kebahagian mereka terungkap, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"akhirnya kamu sadar han.....". ujar Asya mengahapuskan air matanya.
"terima kasih sya, untuk semuanya...". suara Raihan mulai menguat.
"sama-sama han....itu sebuah kehormatan bagiku".
Keduanya bertatapan sejenak. Memulihkan kenangan yang telah lama tercipta. Keluarga Raihan segera menyebarkan berita kesembuhan putranya. Ke sekolah, ke rumah Alwi, Zaskia, Faris dan masih banyak lagi.
************
Satu hari setelah berita tersebar.
Bersama-sama Alwi dan Faris, kakak Alwi datang mengunjungi Raihan. suara mobil mereka menggelegar di halaman rumah Raihan.
"itu mereka datang". Ujar ibu Raihan. dia segera membukakan pintu menyambut kedatangan mereka.
"selamat pagi tante". Sapa Alwi.
"pagi tante". Sambung Faris.
"pagi..ini Faris ya?". Tanya ibu Raihan. Faris mengangguk.
"iya tante..". sambung Faris.
"wah...sudah gagah ya,,,,cakep lagi". Puji Ibu Raihan.
"ngomong-ngomong Raihan di mana tante?" tanya Alwi.
"dia di kamar. Samperin aja". Ujar Ibu Raihan. Alwi dan Faris berjalan menuju kamar Raihan. setelah menaiki tangga, sampailah mereka di depan pintu Raihan. pintu itu dibiarkan terbuka. Mereka langsung masuk.
"hey han...". sapa Alwi.
"hey kak". Raihan menjalankan kursi rodanya mendekat.
"kamu sudah ingatkan?". Tanya Alwi.
"iya, sudah. Namamu Alwi tan dan yang bersamamu ini Faris tan". Tutur Raihan, membuktikan ingatannya sudah kembali. Faris terseyum.
"kakimu sudah membaik?". Tanya Faris.
"sudah, hanya perlu latihan untuk berjalan. Dokter membolehkan aku sekolah besok" terang Raihan.
"jangan kamu paksa dulu han...". Alwi menyarankan.
"aku udah nggak sabar melihat dunia luar..udah dua bulan aku terkurung di kamar ini". protes Raihan.
"oh ya han...apa kamu masih ingat bagaimana terjadinya kecelakaanmu?". Tanya Faris mencari info.
"berawal dari rem, aku pikir remnya bekerja dengan baik. Sebelum keluar sekolah aku sudah mencoba remku terebih dahulu. Dan aku rasa berjalan remku dengan baik. Aku memacu mobilku dengan kecepatan tinggi. Saat beberapa puluh meter dari traffic light aku menginjak pedal rem, namun tak berfungsi. Lalu untuk menghindari tabrakan dengan mobil yang berhenti, aku banting stir ke kanan. Namun naas ada mobil yang berlari kencang dari arah yang berlawanan" tutur Raihan.
"bagaimana bisa rem tidak berfungsi mendadak?". Alwi heran.
"bisa, di balik semua ini pasti ada pengendalinya, aku pernah tahu sisitem perusak rem. Tinggal tekan tombol, maka remmu takkan berfungsi". Terang Faris.
"seperti apa itu kak?". Tanya Raihan.
"sekarang mobilmu di mana?". Tanya Faris balik.
"di garasi pribadi". Ujar Raihan. Faris pergi tanpa permisi. Ia melangkah menuju garasi pribadi Raihan. Alwi bingung dengan ulah kakaknya. Ia membiarkan kakaknya pergi, jika sedang serius Faris bukanlah orang yang bisa diganggu.
Faris tiba di depan garasi. Didapatinya mobil Raihan remuk. Bagian depannya hancur. Benar-benar mengenaskan. Faris segera mengecek kap depan mobil.
Ia menemukan keganjilan. Mengapa kabel ini terhubung dengan kabel ini. bukankah ini kabel pematik listrik mobil?. Gumam Faris.
Ia melihat ke bagian dalam mobil. Ia tak menemukan apa-apa. Ulah Faris mengundang tanda tanya para satpam Raihan. tapi hal itu tak ia hiraukan. Ia meneruskan penelitiannya. Lalu
"jrennng.....". ia menemukan sebuah chip mencurigakan, ia bawa chip itu. Lalu ia mengecek rem tangan. Ia menarik rem tangan itu.
"kreek". Tak berfungsi.
Pelaku benar-benar menginginkan kematian Raihan. bahkan rem tangan pun tak bekerja. Gumam Raihan.
aku harus segera lacak chip ini. Faris kembali ke kamar Raihan. melihat kedatangan Faris membawa sebuah chip Alwi menjadi heran.
"chip apa itu kak?". Tanya Alwi.
"ambil laptopku di mobil, kita harus pastikan chip apa ini?". terang Faris.
Alwi segera berlari. Menuju mobilnya. Ia mengambil laptop dan beberapa sensor sinar blue ray.
"orang yang menjebakmu benar-benar menginginkanmu mati han". Ujar Faris. Raihan tak mengerti.
"maksud kakak apa?". Tanya Raihan.
"dia mematikan seluruh kerja remmu han...". terang Faris.
Tak berselang lama Alwi datang membawa laptop dan alat blue ray. Faris segera memasukkan chip itu ke blue ray. Setelah terscan. Faris mengup-datenya ke internet. Di internet, ia mencari info seputar chip itu.
"ini dia....". Faris menemukan sebuah black web.web teralang.
"kita harus membobolnya dulu". Faris membuka sebuah aplikasi pembobol kode. Dalam hitungan detik, web itu terbuka. Betapa terkejut mereka saat mereka tahu bahwa chip itu adalah salah satu hasil karya MASTA CORPORATION, perusahaan yang membuat alat-alat jebak dan juga senjata mematikan. Perusahaan itu di kelola oleh Jacob Martini, ketua teroris di mega metropolitan. Catatan terakhir mengatakan bahwa dia dan perusahaannya tengah mengembangkan alat pembunuh tak terduga.
"coba cari tahu sapa yang memasang chip itu". Pinta Raihan.
"bisa....". Faris segera mencari lokasi pemicu reaksinya. Peta menunjukka koordinat rumah.
Bukankah itu rumah Rasya. Gumam Raihan.
"dialah yang memasang chip itu". Terang Faris.
"sudah ku duga, dia sangat memusuhi ku". Ujar Raihan.
"aku tak bisa terima, dia harus dibalas". Alwi geram.
"nggak perlu, biarkan aku yang membalasnya...kali ini aku takkan kalah". Raihan memandang bebas ke angkasa.
"aku akan ajarkan cara membalasnya". Ujar Faris.
"tapi sebelumnya kamu butuh sikap yang sangat cuek dan dingin". Tambah Faris.
"belajarlah padaku". Alwi mengajukan diri.
"beruntung punya kakak seperti kalian". Kata Raihan.
Faris dan Alwi tertawa. Mereka geli mendengar ucapan adik mereka. Faris mengacak-acak rambut Raihan. Raihan tersenyum.
Tunggu aku rasy.....gue telah kembali..bersiaplah, siapkan jebakan yang menantang untukku. Tantang Raihan.
Tactics may always win in the beginning. But patience will beat Slowly. And the truth will be revealed