"Apa yang kamu ingin tahu?" tanya Mario. "Kamu bisa tanyakan pada Wat langsung," sambungnya.
"Aku tidak mungkin menanyakan ini kepada Wat. Dia pria yang sangat pintar berbohong, Mario," balas Tom.
"Wat memang seperti itu. Misterius …."
"Iya. Bahkan aku sendiri juga masih bingung dengannya. Jadi benar, Wat itu menyukai Win dan hanya menganggap Lin sebagai sahabat saja?" tanya Tom lagi.
"Kamu sudah sering mempertanyakan ini kepadaku, bahkan kepada Wat," gerutu Mario.
"Tapi tadi aku melihatnya bersama Win di sebuah pasar malam. Mereka kencan, Mario … kencan …."
***
Lin menjatuhkan tubuh Wat tepat di atas tempat tidur.
Ia membantu melepas kaos kaki yang dipakai oleh Wat dan juga jaket yang dikenakan oleh suaminya itu.
Namun dengan pikiran yang sedang berada di bawah sadar, Wat selalu bersikap aneh dan kerap mencium Lin dengan genit.
"Wat! Aku tidak ingin kamu cium jika mulut kamu dipenuhi dengan alkohol seperti itu!" gerutu Lin benar-benar marah.