"Papapa … papa … papa …," oceh Pin, seolah memberikan sesuatu kepada Wat.
Semua diam. Wat melihat Ran yang terkesan syok mendengar Pin memanggil Wat dengan sebutan Papa.
"Eu … Ran, aku dan Wat harus ke kasir. Hari sudah semakin gelap," ujar Lin, menyeringai.
"O—ouh ... i—iya, silakan, Lin. Sampai bertemu besok di kampus,"
***
Win mencoba menghubungi Wat, meski beberapa kali panggilannya selalu ditolak, tetapi kali ini Wat menerimanya.
"Aku lelah," ucap Win ketika Wat menghubunginya.
"Bicara yang penting saja, ya. Besok 'kan kita bertemu di kampus. Ada apa, Win?" tanya Wat, meminta Win untuk tidak bertele-tele.
"Aku lelah," ucap Win lagi.
"Ada apa? Lelah kenapa?" tanya Wat lagi.
"Apa hubungan kita akan terus seperti ini? Sehari kamu memanjakanku … sehari kamu akan pergi bersama Lin … aku ini kekasihmu atau selingkuhan, Wat?"
Wat berdecak, kesal dengan pertanyaan Win yang itu-itu saja.
"Wat!"
Terdengar suara seseorang memanggil Wat.