Chereads / Toy For You / Chapter 23 - Not This End

Chapter 23 - Not This End

Lucas tidak mengerti cara berpikir Agatha. Pria itu duduk di ujung tempat tidurnya sambil menopang kepalanya dengan kedua tangannya. Agatha sudah pergi dari rumahnya sejak dua puluh menit yang lalu. Dengan si brengsek itu.

Ia menoleh kepada sisi tempat tidur tempat Agatha semalam berbaring. Sekaligus tempat dimana Lucas menyetubuhi gadis itu habis-habisan.

Agatha mengerang setiap kali Lucas menghentakkan miliknya. Pria itu tahu kalau Agatha sangat suka ketika dia menyentakkan miliknya dalam-dalam. Pria itu tahu kalau Agatha suka ketika ia berbicara dan menyebutnya dengan nama-nama manis ketika mereka sedang bercinta.

Sial. Lucas tahu segalanya yang Agatha suka. Lalu kenapa gadis itu tetap memilih kembali kepada pria brengsek itu?

Lucas menggigit bibir bawahnya keras lalu mulai memaju mundurkan pinggulnya lebih kencang daripada yang sebelumnya. Ia frustasi tiap kali teringat hal itu. Agatha membuka matanya dan menatap Lucas tepat di matanya ketika sadar pria itu mempercepat tempo gerakannya. "Kenapa menatapku tajam, sayang?" Tanya Lucas sambil mengecup cupang telinga Agatha. "Apa kamu mau sampai juga?" Tanyanya sambil tersenyum dan menjilat bibir Agatha.

Agatha mendesah sambil menggigit bibirnya ketika ia berada di ambang batasnya. Ia mengangkat kepalanya untuk menyatukan bibirnya lagi dengan milik Lucas. Pria itu mabuk. Mabuk akan perlakuan-perlakuan kecil yang manis dari Agatha seperti saat ini.

Ia tahu Agatha melakukannya karena ia tidak bisa mengatur sikapnya lagi. Tapi Lucas suka sikap mentah Agatha tiap kali ia berada di bawah Lucas.

Gadis itu selalu menjaga sikap dan sopan tiap kali ia berada di luar bersama Lucas. Pria itu suka dengan sikap Agatha itu, tapi ketika mereka hanya berdua pun Agatha lebih memilih untuk diam dan duduk yang manis. Karena itu Lucas suka ketika mereka punya kesempatan untuk bercinta. Karena hanya pada saat-saat itulah Agatha menunjukkan sifat aslinya yang jauh lebih menggemaskan daripada saat dia diam dan duduk manis.

Tapi pikiran menyebalkan kembali menghinggapinya. Apakah Agatha bersikap kepada Isaac seperti saat dia bersama Lucas? Atau dia malah lebih baik dan lebih menggemaskan ketika berada di sekitaran Isaac? Sebenarnya apa yang membuat Agatha tidak mau pergi dari sisi Isaac? Lucas berpikir keras. Apakah karena pria itu kaya raya? Tapi Lucas pun kaya raya. Apa karena pria itu bisa memainkan milik Agatha dengan kencang? Tapi Lucas pun bisa melakukan itu. Karena apa?

"Aku keluarin di dalam ya," bisik Lucas. Agatha berhenti melumat bibir Lucas lalu menoleh kepadanya, menggeleng cepat. Lucas hanya tersenyum sambil terkekeh. Dia tidak ingin mendengarkan. Ia akan mengisi rahim Agatha dengan miliknya kalaupun gadis itu tidak mengizinkan. Mungkin dengan cara itu Agatha akan hamil anak Lucas dan pria itu punya alasan untuk merebut Agatha dari Isaac supaya kembali ke pangkuannya.

"Ti.. Tidak. Lucas. Aku tidak bawa—AHHn!" Agatha mengejan, Lucas pun sama. Pria itu mengerang penuh kenikmatan ketika cairannya keluar dari miliknya yang dihisap liang Agatha. Pria itu mendekap kepala Agatha supaya dekat dengan dada bidangnya. Ia meminta maaf kepada Agatha dalam hatinya. Ia sudah brengsek selama ini pada gadisnya ini dan sampai akhir pun ia melakukan hal yang sama pada Agatha.

"Maaf, sayang," Kata Lucas sambil mengecup puncak kepala Agatha yang terisak. "Apa aku terlalu kasar?" Tanya Lucas. Agatha bungkam. Dia hanya memeluk Lucas sambil terisak. Pria itu tersenyum kecut ketika merasakan tubuh Agatha naik turun karena isakannya.

"Agatha," kata Lucas. "Aku mau bertanggung jawab kalau kamu hamil. Jadi tolonglah. Sekali lagi aku akan mengatakannya. Tolong tinggalkan Isaac dan pergilah bersamaku." Lucas mendorong tubuh Agatha kecil supaya dekapan gadis itu lepas, ia ingin melihat wajah Agatha itu. "Kita bisa hidup di Jepang. Jauh dari pantauan ayahmu. Aku mau menikahimu. Sayang, aku cinta padamu." Kata Lucas. Agatha menggeleng sekali lagi, ia tidak yakin dengan perasaannya. Ia bahagia karena Lucas akhirnya mengatakan kalimat itu. Tapi ada perasaan yang mengganjal yang tidak jelas asalnya darimana.

Lucas tidak ingin menyakiti Agatha. Tidak lagi. Agatha sudah terlalu banyak disakitinya selama ini. Ia tidak mau kelakuannya itu menjadi hal yang membuatnya semakin dijauhkan semesta dari masa depan yang ia inginkan untuk bersama Agatha itu.

Jadi kalau ia melihat Agatha menggeleng seperti itu di hadapannya malam tadi, Lucas tahu kalau kesempatannya menipis dan mungkin akan sirna sebentar lagi. Dan sebagian itu karena kesalahannya di masa lalu.

Lucas adalah pria brengsek ketika ia pertama kali berkenalan dengan Agatha. Benjamin yang membawa gadis itu ke markasnya. Gadis polos yang gemetaran karena takut. Benjamin bilang kalau ia baru mencicipi Agatha. Dan Lucas tahu yang dimaksud pria itu bukan memakan daging Agatha, tetapi lebih ke menggenjot daging Agatha.

"Buat lu aja, bos. Oke banget nih cewek," kata Benjamin sambil mendorong Agatha pelan kearah Lucas. Pria itu mengangkat dagu Agatha, melihat wajah merah Agatha. Ia tersenyum melihat betapa lemahnya Agatha saat itu. Tapi kalau pada masa sekarang ia mengingat kejadiannya, Lucas pun sakit hati ketika melihat Agatha setakut itu awalnya di hadapannya.

Ia pada saat itu lalu menarik Agatha ke sofa yang ada di tengah ruangan dan mulai membuka kancing baju Agatha dengan paksa. Gadis itu menangis dan meronta keras-keras ketika Lucas mulai melumat dan mencumbu payudara Agatha yang kini kelihatan. Semua itu dipertontonkan di hadapan anggota Lucas yang berdiri di sekitar mereka.

Lucas tertawa bersama teman-temannya yang menyebut Agatha dengan nama-nama yang merendahkan gadis itu. Jalang. pelacur. Dan panggilan yang paling berbekas padanya adalah. Ia mulai menurunkan celana dalam Agatha dan memasukkan dua jarinya ke dalam milik Agatha yang sebenarnya masih belum cukup basah.

Gadis itu mengerang kesakitan ketika Lucas menggerakkan tangannya keluar masuk kedalam milik gadis itu. Agatha terus berteriak dan memohon supaya Lucas berhenti. Tapi pria itu tidak menjawab, ia bahkan tidak lagi tertawa. Pria itu menatap Agatha dengan tatapan penuh napsu. Gadis itu berhasil membangkitkan gairah Lucas hanya dengan erangan dan desahannya.

Agatha menangis dan berteriak ketika melihat tangan Lucas bergerak menuju resleting celananya. Dari ujung matanya gadis itu bisa melihat semua pria di sekitarnya menonton mereka dalam diam. Ia jadi bahan tontonan. Tubuhnya jadi bahan tontonan. Tubuh Agatha saat itu gemetaran.

Kejam. Kejam sekali orang-orang ini. Kejam sekali Benjamin padanya.

Lucas menoleh pada gadis itu ketika ia menuntun miliknya ke lubang Agatha yang sudah basah karena penetrasi jarinya tadi. Agatha menoleh padanya dengan kedua mata yang nanar. Lucas tidak peduli. Baginya saat itu Agatha hanyalah gadis lain yang dibawa anggotanya untuk dicicipi. Ia tidak peduli siapa Agatha dan siapa ayahnya.

Gadis itu menangis dan melenguh panjang ketika milik Lucas masuk sepenuhnya ke milik gadis itu. Sakit. Perih. Malu. Marah. Semua perasaan itu campur aduk di dalam pikiran Agatha. Ia meraung-raung dan Lucas membiarkannya. Pria itu sudah sering mendengar raungan wanita sebelumnya. Ia sudah tahan. Pria itu malah semakin napsu untuk menggerakkan pinggulnya lebih cepat ketika mendengar raungan kencang Agatha yang mulai putus asa.

Tentu tidak ada yang berani membantu Agatha. Atau mungkin mereka memang tidak ingin membantu Agatha dan malah lebih ingin menonton sambil merekam saja.

Agatha menangis dalam keputusasaannya. Wajahnya basah akan peluh dan air matanya sendiri.

Tapi sesaat setelah itu ia mengejan keras ketika mencapai orgasmenya yang terasa sangat kotor dan terlarang. Lucas tertawa kepada Agatha yang daritadi memintanya untuk berhenti tapi pada akhirnya kelepasan juga. Pria itu mempercepat gerakan pinggulnya selagi ia terus meremas dan memukul payudara Agatha dengan gairah yang memuncak.

Tawanya menggema selagi ia berada di atas Agatha yang tidak berdaya. Ia merasa menang tiap kali yang disetubuhinya berteriak meraung kesakitan seperti itu.

Lucas akhirnya mencapai pelepasannya yang panjang. Ia mengeluarkannya di dalam Agatha tanpa memikirkan gadis itu. Ia suka padanya. Sejak awal Lucas bermaksud untuk menyimpan yang satu ini. Hanya untuk dijadikan teman tidur sebenarnya. Tapi lama kelamaan ada rasa yang tumbuh di diri Lucas. Rasa ingin melindungi dan menjaga Agatha dengan baik.

Agatha itu memang berbeda. Ia gadis yang patuh dan diam kalau disuruh. Ia akan berlutut kalau disuruh dan tak mengatakan hal-hal yang diperlukan. Ia tahan diperlakukan seperti apapun, meski menangis dan meraung-raung. Mau bagaimanapun Lucas memperlakukannya dia selalu kembali ke dekapan pria brengsek itu.

Pria itu menyukainya. Ia menyukai gadis seperti Agatha yang berkata tidak sejenak sebelum ia mendapatkan orgasmenya. Ia suka desahan dan erangan Agatha yang dipenuhi derai keringat.

Tapi perasaan itu jadi berlebihan untuknya pada saat itu. Agatha mulai memberikan perhatiannya kepada Lucas. Begitupula sebaliknya. Gadis itu memang masih malu-malu dan Lucas rasa tingkah lakunya sangat menggemaskan.

Semakin Lucas menariknya ke dalam hidupnya, semakin Agatha membuka hatinya untuk Lucas. Lucas kira ia akan nyaman bersama Agatha. Tapi perasaan itu jadi berlebihan untuknya dalam waktu yang terlalu singkat untuk dicernanya. Ia jadi tidak nyaman berada di sekitar Agatha, dan gadis itu sadar dari tingkah laku pria itu.

Ia jadi semakin peka dengan perasaan Agatha. Jadi semakin ingin untuk melihat Agatha bahagia. Tapi ia selalu kembali lagi pada kenyataan kalau ia hanyalah pria brengsek yang memperkosa Agatha awalnya. Ia bahkan mengancam Agatha dengan rekaman yang didapat teman-temannya ketika ia menyetubuhi Agatha pertama kali.

Tapi Agatha pada akhirnya melepaskan diri dari rasa takutnya dan memilih untuk mengorbankan hidupnya untuk berada di sisi Lucas yang brengsek itu. Lucas tidak mau itu. Ia ingin gadis seperti Agatha bahagia. Dan ia tahu Agatha hanya akan hidup sangat dekat dengan hidup yang suram kalau Lucas terus berada di sisinya saat itu. Karena itu pula Lucas memilih untuk kembali ke Jepang dulu dan bertemu orangtuanya lalu mengurus ayahnya yang sakit.

Dia tidak menjelaskan semua ini pada Agatha, tapi ia sadar awal-awalnya kalau Agatha dengan putus asa mencari-cari dirinya yang sudah di Jepang. Gadis itu meneleponnya terus-menerus, ingin tahu dimana pria itu berada dan apakah ia punya salah. Lucas memilih untuk tidak menjawabnya dan membiarkan panggilan berpindah menjadi pesan suara.

Agatha menangis di semua telepon itu. Suaranya bergetar dan dia terus menerus meminta maaf kalau ia punya salah dan menyakiti hati Lucas. Padahal yang dirasakan Lucas malah sebaliknya. Pria itu merasa kalau dialah yang selama ini menyakiti Agatha. Dan dia membenci dirinya karena itu.

Lucas saat di Jepang sering berdoa di gereja bersama ibunya. Wanita itu heran awalnya dengan perubahan sikap Lucas, tapi ia pun lega karena anaknya mau mengenal Tuhannya. Ia mengenal doa dari Agatha yang selalu berdoa dalam diam ketika pagi hari dan malam hari di samping ranjang. Ia berlutut dan berbisik pada Tuhannya, memohon pengampunan dan meminta Tuhannya untuk melindungi Lucas.

Lucas suka itu. Ia mengenang Agatha dengan kegiatan itu. Ia kira ia akan baik-baik saja. Ia kira mengenang Agatha lewat doa sudah cukup untuknya. Tapi setiap malam ia terus mengingat Agatha dan bagaimana gadis itu memperlakukannya. Ia jadi rindu pada Agatha dan malah semakin ingin untuk bertemu dengannya. Sampai akhirnya ia tidak tahan dan kembali ke kota dimana Agatha berada.

Ia meminta izin kepada ibunya untuk kembali ke kota dimana Agatha berada. Ia berjanji akan kembali ke Jepang bersama gadisnya itu, memperkenalkannya sebagai calon istrinya. Tekadnya sudah bulat.

Ia tidak tahu dimana Agatha tinggal, tapi ia yakin gadis itu masih pergi ke sekolah yang sama. Selama seminggu ia menunggu Agatha. Kadang-kadang sengaja melewati kelas Agatha untuk mencari gadis itu. Teman-temannya pun tidak tahu dimana Agatha berada saat itu. Jadi Lucas pun tidak punya petunjuk.

Lucas semakin putus asa sebenarnya. Seminggu ia sudah berada di kota itu. Seminggu pula ia tidak menemukan Agatha. Ia kadang-kadang kembali ke gudang kosong tempat markasnya berada. Semua teman-temannya pun tidak melihat Agatha sejak Lucas berangkat ke Jepang. Ditelpon ke handphone-nya Agatha tak menjawab. Agatha menghilang.

Lucas rasa ini karma. Ia menjauh dari Agatha karena ia dulu pengecut. Ia menghilang dari hadapan Agatha tiba-tiba.

Tapi dia rasa yang dialaminya ini tidak adil. Akhirnya dia kembali. Dia memilih Agatha akhirnya. Tapi kenapa gadis itu memilih pria lain? Dia kembali pada Isaac.

Lucas menghela napas berat, ia membaringkan tubuhnya di kasurnya sambil menutup kedua matanya dengan lengannya. Apa kesempatannya yang tipis itu kini sudah sirna?

Tidak. Lucas tidak suka akhir seperti itu. Ia akan mendapatkan Agatha kembali. Apapun caranya.

Pria itu meraih handphone-nya dan mencari kontak yang terpikirkan olehnya.

"Halo, Sin? Ya, gue butuh bantuan."

***