Setelah mengantarkan Ochi dengan selamat ke rumah mereka, kenzi—abang ketiganya itu langsung pamit untuk kembali lagi ke rumah sakit. Lelaki itu memberi pesan pada Ochi bahwa hari ini Kenzi—abangnya itu tidak bisa dapat pulang ke rumah karena banyak nya tugas yang menumpuk di rumah sakit. Ochi mengangguk mengerti akan kesibukan abangnya itu yang sedang pada masa coas. Alhasil, disinilah dia.
Duduk sendirian diatas kasur nya empuk di kamarnya. Menatap laptop kesayangan nya. Jangan tanyakan kenapa Ochi sendirian di rumah nya yang besar ini. Itu semua karena empat abangnya memberi pesan akan pulang malam nanti.
Bang Rai, ah, abang Ochi yang satu itu selalu sibuk. Ralat, semua abangnya memang manusia yang sibuk. Selalu saja ada job tambahan di club malam menajdi seorang disk jock, job menjadi photographer yang begitu padat membuatnya jarang dirumah dan sering pulang di larut malam.
Sedangkan Ten, abangnya itu sibuk dengan usaha yang tengah dia rintis. Berpindah dari distro ke cafe, begitu terus kesehariannya. Ten memang sengaja turut andil dalam menjaga usahanya. Siang hari setelah selesai akan kuliah nya, Ten akan pergi ke distro hanya untuk mengecek perkembangan usaha pakaian yang sudah memiliki label sendiri. Lalu setelahnya, pergi ke resto untuk memantau perkembangan resto nya dan juga ikut menjadi pelayan di restoran nya sendiri.
Kesibukan nya itu yang membuat ia selalu pulang malam. Lelaki itu sering kali pulang malam karena resto nya yang selalu ramai pengunjung meski tergolong baru saja berdiri. Bahkan terkadang membeludak, membuat Ten harus ekstra kerja keras dalam berkerja fan melayani pelanggan.
Belum lagi ketika malam dia harus mencari konsep baru untuk produk usaha clothing nya. Ah, Ten—abang Ochi itu tidak pernah memiliki waktu untuk bersenang-senang dan mengistirahatkan dirinya.
Yuta? Abangnya yang itu juga sangat sibuk Belum lagin terkadang dosen kampus nya sering mengadakan praktek secara mendadak membuat Yuta seringkali telat pulang. Abang Ochi itu tidak pernah berhenti untuk belajar memasak, dimana pun ia berada kerjaannya hanya satu. Yaitu membuat resep baru dan menciptakan makanan lezat. Impiannya menjadi koki hebat dan terkenal yang membuat Yuta harus berjuang keras. Bahkan Ochi tidak pernah mendengar Yuta mengeluh sedikit pun walaupun dia harus capek dan harus menahan sakit akan tangannya yang terluka karena benar-benar tajam peralatan memasak.
Ochi salut, hasil kerja keras Yuta itu terbayarkan dan tidak sia-sia. Terbukti dari bagaimana Yuta begitu pintar menciptakan masakan enak yang memanjakan lidah orang yang memakannya.
Cita-cita terbesar dalam hidup Yuta adalah menciptakan produk makanan sendiri. Dia ingin memiliki perusahaan makanan sendiri. Terlalu ambisius dan besar mimpinya. Namun nyatanya, semua abang Ochi memang memiliki ambisi yang tinggi dan memiliki cita-cita yang sangat besar.
Nolan?
Mungkin diantara semua abang nya yang terlihat hidup tenang seperti tidak beban, kesana dan kemari seperti tidak ada kerjaan, mengganggu hidup Ochi dan pergi siang dan pulang malam. Namun, itu semua tidak hanya untuk hal sia-sia. Ochi tau bagaimana sifat Nolan yang tidak suka melakukan hal sia-sia tanpa menghasilkan apapun. Abangnya bukan orang yang seperti itu.
Nolan seorang ketua BEM, sudah tentu tanpa dijelaskan kalian sudah tau betapa sibuk nya dia menjadi seorang ketua BEM. Belum lagi dia menjadi ketua di tiga club ukm. Pecinta alam club, basket ball club, dan yang terakhir photographer. Nolan memang memiliki kesukaan yang sama dengan Rai, maka tidak kaget ketika mereka sekeluarga mengetahui ukm apa yang ia pilih.
Kerjaan Nolan jika tidak rapat dadakan, ya pergi bersama club ukm nya atau tidak pergi kegiatan pecinta alam nya. Menginap dan pulang setelah beberapa hari. Begitu terus. Terkadang membantu Ten menjaga distro atau Resto nya, kalau tidak menjadi photographer.
Menerima banyak job untuk mengumpulkan modal usaha yang sampai sekarang belum ia tentukan. Ia masih ingin menikmati masa kuliahnya kata Nolan, namun Ochi yakin bahwa Nolan—abangnya itu juga masih tetap memikirkan masa depannya. Terbukti dengan tabungan Nolan yang terus bertambah, Ochi taunya dari yang Rai sih.
Sama seperti yang lain. Kenzi, mungkin tidak kaget mendapati mahasiswa kedokteran yang begitu sibuk. Nyatanya hampir semua mahasiswa yang berkuliah di kedokteran memiliki kesibukan yang sama dengan Kenzi. Hanya saja cowok itu jauh sangat mengutamakan pendidikannya, bahkan dia memilih untuk tinggal di rumah sakit daripada pulang ke rumah.
Lelaki itu memiliki ambisi yang begitu besar menjadi seorang dokter, dia ingin menjadi dokter yang sangat sukses. Sukses menjadi dokter yang baik dan sukses menjadi dokter yang dapat membantu semua orang lain.
Satu keinginan terbesar Kenzi adalah dapat mendirikan rumah sakit sendiri. Rumah sakit yang dapat menampung semua orang sakit dari berbagai kalangan. Itu yang membuat Kenzi ingin mendirikan rumah sakit khusus untuk nya. Rumah sakit yang dapat membantu semua orang.
Ochi selalu kagum akan cita-cita para abangnya.
Dan jangan lupakan kedua abang Ochi yang kini berada dibelalahan bumi lain. Namun Bukan di alam lain ya.
Bang Kai sudah memutuskan untuk merintis usahanya di negara lain ketika abang nya itu lulus kuliah. Memulai semuanya dari nol dengan modal yang ia kumpulkan sendiri karena pada dulu saat bang Kai dan Bang Kai masuk di sekolah menengah pertama. Mereka mulai bekerja diperusahan mami dan papi mereka.
Bekerja menjadi apa aja demi mendapatkan uang saku tambahan yang mereka simpan untuk modal di masa depan. Nyatanya, semua berjalan sesuai dengan perkiraan. Mereka memiliki usaha yang di bangun dengan usaha sendiri.
Bang Kai membangun perusahaan seperti impiannya dan Bang Kai menuruti permintaan orang tua mereka untuk melanjutkan perusahaan yang sudah papi nya rintis.
Impas bukan?
Terkadang mengingat betapa suksesnya semua abang Ochi membuat Gadis itu minder sendiri. Saat ini yang sia bisa lakukan hanyalah menjadi anak yang Ochi sadari cukup manja. Dia tidak bisa tanpa keenam abangnya.
Dia sangat membutuhkan mereka namun terkadang Ochi nya saja yang gengsi mengakuinya.
Mengingat abangnya membuat Ochi merindukan mereka. Ah, sudah lama mereka tidak berkumpul. Semua abang nya sudah sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Mulai sibuk dengan pekerjaan dan usaha yang mereka rintis, yang terkadang membuat Ochi sedih sendiri.
Dia sudah tidak bisa dekat dengan abangnya sebebas dulu saat mereka masih lelaki remaja.
Sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya, Ochi merutuki dirinya sendiri.
"Gayaan bilang gak sayang abang. Padahal ditinggal abang-abang udah begini cengeng lo, ci." Katanya mengejek diri sendiri.
Gadis itu menarik nafasnya, seharusnya dia senang. Abangnya sudah mendapatkan apa yang mereka impikan. Bukannya Ochi harus mendukung mereka?
Merasa cukup akan kesedihannya, kini dia beralih pada lapyonya yang masih menampilkan lama pencarian Instagram. Karena mengingat abangnya, dia jadi lupa tujuan utamanya mencari sesuatu yang begitu dia kepo kan.
Ia mengambil laptop kesayangannya dan meletakan nya diatas paha. Kemudian tangannya menari diatas keyboard, memberikan nama seseorang.
Teriakan nya tertahan di tenggorokan kala menemukan apa yang dia cari. Dan semakin histeris saat dia menemukan satu foto seseorang yang diam-diam dia kagumi dari antara foto pemandangan alam.
Oke, ini bukan foto bias melainkan foto seseorang yang berhasil meluluhkan hati Ochi dan yang Ochi yakini adalah sebagai orang yang akan melepas label jomblo sejak lahir Ochi.
Zein Johnathan Sagala, nama pemilik lama instagram yang postingan nya di dominasikan oleh jepretan pemandangan alam. Hanya ada satu gambar disana, lelaki itu berswa foto sefie. Menggunakan sweater hitam turtle neck dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Meski begitu saja sudah mampu membuat hati Ochi bergetar. Bahkan hanya dari foto saja sudah Mampu membuat hati Ochi dag dig dug. Deg deg ser.
Lama ia memandangi foto itu dnegan senyuman lebar yang begitu manis. Bahkan matanya sampai membentuk bulan sabit.
"Zeinnnn...." panggjlnya dengan manja. Seolah-olah orang itu ada didepannya.
Dia menyelipkan anak rambutnya kemudian menatap genit pada foto lelaki itu.
"Jadi pacar gue, ya. Cocok kok, lo ganteng gue cantik. Nanti kira-kira anak kita berapa? Sepuluh apa dua puluh?"
"Oke, dua belas aja. Biar bisa buat dua tim basket." Putusnya dan terkikik geli sambil memandang malu-malu foto Zein.
Mungkin orang gila sekali pun akan menatap aneh cewek cantik yang sikapnya sangat mengerikan. Tersenyum sendiri dan terkikik geli didepan foto, serta meracau hal yang tidak berguna.
Aneh, Ochi memang aneh.
Dan itu karena Zein—si anak baru berwajah blasteran surga.
"ASTAGA. Belum diajak pacaran aja otak gue langsung mikir mau nikah dimana dan punya anak berapa. Sial, JIWA GATAL gue meronta-cinta." Rutuknya menepuk jidat sendiri.
Kemudian dia merebahkan dirinya, memandang langit langit kamarnya dengan mata terpejam dan senyuman lebar yang tak kunjung luntur dari wajahnya. Tangannya memeluk dirinya sendiri kemudian berseru kuat.
"ARGHHH! LO BUAT GULA GUE ZEINNN!!""
"POKOKNYA LO HARUS JADI PACAR GUE! HARUS!"
***
Helowhhh
Its long time no update!
Maaf banget udah lama gak update ya😢😢
Maaf banget,
Semoga kalian suka sama part ini
Jangan lupa vote untuk cheers me up!
Dan komen untuk kasih saran ke aku
I love u guysss
Oke, sedikit spoiler
Bbrp part lagi kalian bakal ketemu sama Samudra!
Siap-siap yaa!