Chereads / Phoenix Blood Wedding / Chapter 1 - Prolog

Phoenix Blood Wedding

🇮🇩ShinLadycc
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 11.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

"Dasar wanita tidak berguna! Lebih baik kau mati bersama seluruh hewan-hewan kotor di gudang ini! Kau putri yang sangat tidak berguna!" Seorang wanita cantik berpakaian kuning emas berteriak kesal dengan wanita di hadapannya. Wanita lemah tidak berdaya kedua tangannya terikat dengan tali lilit serta kulit tubuhnya banyak luka memar, Xu duduk didekat tungku kayu bakar. Air matanya jatuh di pelipis begitu menyedihkan, ia tidak tahu harus berbuat apa ketika melihat pelayan setia kesayangan miliknya memperlakukannya bagaikan seorang budak.

Xu An Ran.

Putri kedua Jendral Ji dari negara Fu yang takdirnya harus menjadi tunangan putra mahkota dan memiliki masa depan sebagai permaisuri dengan takdir naga emas. Prediksi seorang pertapa ketika ia mendatangi Gunung Xirein di negara Xi Utara.

Xu An Ran tidak mampu bertahan, kedua matanya sudah sangat lelah ketika melihat pemandangan menjadi kabut dan berbayang. Dirinya sudah tersiksa oleh selir Fu Er sudah setahun lamanya, tubuhnya sangat kurus dan tidak terawat. Keberadaannya dianggap hilang ketika dalam perjalanan menuju Kerajaan Xi Utara dihari pernikahan.

Pikirannya hanya mengingat Jendral Ji ayahnya, "dewa aku mohon kehidupanku tolong menjadi bahagia dikehidupan selanjutnya," kedua matanya sangat lelah ketika mendapati pintu tertutup rapat dengan udara yang sangat lembab tidak berfungsi dengan baik didalam ruangan.

Fu Er mengambil obor api dan kembali menuju mansion Kerajaan Xi Utara. Hanya ada pelayan Rin yang menemaninya. Bersama seorang pengawal kerajaan bernama Mo Fan. Menaiki kereta kuda dengan memakai jubah sutra berwarna hitam.

Xu An Ran dibawa ke sebuah gubuk tua di tengah hutan Gunung Xirein dan dikurung didalam gubuk tua tanpa makanan dan minuman. Fu Er tahu jika Xu An Ran ditemukan maka tujuannya tidak akan berhasil. Sebuah tujuan untuk menjadi pelayan istana di Kerajaan Xi Utara. Kesempatan ini tidak hanya berhasil menjadikan dirinya seorang pelayan pribadi, tetapi diangkat menjadi selir tingkat rendah oleh Kaisar Xi Fei.

Jendral Ji mengirimkan sebuah surat ketika putri keduanya dinyatakan hilang dan tidak menerima pelayan putrinya dijadikan seorang selir sehingga tingkat selir untuk Fu Er menjadi selir tingkat rendah. Hal ini tentu saja membuat Fu Er semakin benci terhadap Xu An Ran.

Ambisinya untuk menjadi seseorang penting di Kerajaan Xi Utara tidak berjalan lancar.

Kerajaan Xi Utara memiliki 12 keturunan, 10 orang pangeran dan 2 orang putri. Salah satunya adalah Putra Mahkota dari Permaisuri Wei Shu. Kaisar Xi Fei memiliki 20 selir, 1 permaisuri dan 1 selir utama tingkat tinggi.

Tingkatan selir Huáng Guìfēi (皇貴妃), Guìfēi (貴妃), Fēi (妃), Pín (嬪), Guìrén (貴人), Chángzài (常在), Dāyìng (答應), dan Guān Nǚzǐ (官女子).

Fu Er seorang selir tingkat rendah yang menduduki mansion Selir tingkat Guan Nuzi. Fu Er seseorang yang berwatak licik serta picik di dalam Kerajaan Xi Utara. Khususnya didalam mansion istana khusus para selir. Fu Er diangkat menjadi selir ketika Kaisar Xi Fei mendapati dirinya berusaha menyelamatkan seorang calon tunangan untuk putra mahkota kerajaan Xi, pangeran Xi Wu Ze.

Kaisar Xi Fei meminum teh di aula mansion istana memandangi berbagai pemandangan taman dengan banyaknya bunga lotus dan mendengarkan suara kecapi. Langit memberikan mandat kepada kaisar berdasar kemampuan mereka untuk memerintah dengan baik dan adil, Kaisar Xi Fei sedari muda menjadikan kaisar dipandang sebagai Putra Langit (天子, Tiānzǐ). Angin berhembus kencang malam ini dengan banyaknya suara petir saling bersahutan. Tentunya seluruh mentri yang menemani Kaisar Xi Fei mencoba tenang dan menyuruh Kaisar Xi Fei untuk menutup gerbang Negara Xi Utara karena pengaruh cuaca yang buruk.

Langit hitam.

Dunia Kerajaan Xi Utara berubah menjadi gelap, banyak sekali awan hitam yang mengelilingi negara Xi Utara. Semua itu tidak terjadi di Gunung Xirein. Hanya ada segelintir cahaya yang menyinari gubuk tua di hutan. Nafas Xu An Ran sudah diambang batas. Ini nafas terakhir dengan hembusan terakhir, kedua mata yang mengalirkan banyak sekali air mata. Darah serta luka memar dan lebam hampir seluruh wajah dan tubuh.

Xu An Ran memegang kalung giok berwarna merah, berukiran emas dengan ukiran naga di sekelilingnya. Sebuah kalung pemberian Jendral Ji sedari kecil. Kematian ibu dan kakak pertama sedari kecil membuat dirinya harus merasakan pahitnya kehidupan dari berbagai ibu angkat. Sudah lima kali Jendral Ji menikah dengan berbagai wanita dari berbagai belahan negara dan hanya Li Ning istri ke lima yang bertahan sebagai ibu angkat di Mansion Jendral Ji. Li Ning hanya bisa memberi seorang putri sehingga Xu An Ran memiliki adik tiri di Mansion Istana Fu.

Xu An Ran menahan kesakitan dan menutup mata secara perlahan. Hanya ada bisikan suara wanita dan suara kakaknya terdahulu, "Xu anakku, bertahanlah sayang."

"Adik, kau harus bertahan kau akan bahagia dikehidupan selanjutnya adik."

Sebuah pendengaran yang begitu lirih dan lama tidak terdengar kembali.

Xu An Ran memejamkan mata.

***

"Tutup seluruh gerbang perbatasan hingga cuaca kembali cerah," Jendral Choi Ji memerintahkan mandat kepada seluruh pengawal kerajaan Xi Utara. Tak berselang lama seluruh gerbang tertutup dengan penjagaan ketat. Langit memberikan suara petir serta angin yang berhembus kencang. Rupanya Fu Er bersama pelayan dan pengawal pribadinya terjebak di tengah badai yang saat ini sudah memasuki negara Xi Utara.

"Nona, bagaimana ini? Kita sudah terlambat memasuki istana. Bagaimana jika yang mulia tahu jika kita tidak ada di mansion. Bukankah malam ini jadwal yang mulia untuk mendatangi mansion anda nona," pelayan Rin terlihat panik dengan memegang sapu tangan merah sulaman burung phoenix emas disana. Jari jemarinya getir karena ketakutan melihat gerbang perbatasan Xi Utara tertutup.

Fu Er berteriak dari dalam kereta kuda dengan panik, "Mo Fan bisakah kau bicara kepada salah satu penjaga pintu bahwa selir Fu harus masuk dan habis dari toko obat untuk membeli obat-obatan herbal kecantikan."

Mo Fan hanya mendengar majikannya selir Fu Er dengan tergesa-gesa. Dirinya mengikuti arahan selir Fu Er untuk berbicara kepada salah satu penjaga gerbang Istana Xi Utara.

Tidak menunggu lama gerbang terbuka, hanya ada rona wajah tersenyum dari pelayan Rin disisi selir Fu Er.

"Ah terimakasih dewa, terimakasih dewa."

Fu Er melirik Pelayan Rin dengan hendusan picik, "kau ku potong 3 keping emas hari ini karena panik dihadapanku."

"Ah maafkan Rin nona, maafkan hamba. Sungguh hamba hanya ketakutan karena melihat awan menghitam," Rin terlihat pucat ketika selir Fu Er merajuk kesal. Ia sangat tahu apabila mengeluh terhadap majikan itu sama saja menghina.

Kaisar Xi Fei mengetahui bahwa selir Fu Er tidak ada di kediaman Istana Guan Nuzi. Istana selir tingkat delapan. Harusnya hari ini adalah hari dimana selir Fu Er naik tingkat menjadi selir tingkat ke tiga dimana Kaisar Xi Fei sudah sebulan selalu bersama selir Fu Er dikediaman istana Guan Nuzi.

"Yang mulia, Nona Fu Er sudah memasuki gerbang Xi Utara, hamba melihat ia baru saja menuruni gunung Xirein. Beberapa pengawal sudah disebar ke wilayah perbatasan antara Negara Fu dan Negara Xi Utara."

"Tarik semua hadiah yang akan aku berikan kepada Selir Fu Er, dan ini yang terakhir kalinya aku memasuki Istana Guan Nuzi dan jangan pernah mengatakan apapun bahwa aku datang ke Istana Guan Nuzi, siapapun yang mengatakan aku akan memenggalnya."

Kaisar Xi Fei beranjak dan melangkahkan kakinya pergi dari Istana Guan Nuzi. Terlihat sangat marah dan kecewa akan laporan pengawal Istana.