Suara burung-burung bernyanyi dengan indah, serta suara air berdecik mengalir dengan penuh irama. Suara nya begitu sejuk ketika kedua mata Xu An Ran mendapati dirinya berada di sebuah Istana dengan banyaknya tanaman indah. Tiang-tiang tinggi setinggi sepuluh meter dengan ukiran-ukiran khusus emas dan perak, dari jauh rupanya seorang wanita berjalan dengan memakai hanfu indah. Berwarna biru muda dengan selendang sutra melingkari tubuhnya, "Xu berjalanlah, dia sudah menunggumu di meja perhitungan."
Seorang wanita berambut putih panjang, berbola mata berwarna biru. Kulitnya putih seputih kapas. Kedua mata Xu An Ran mendadak membesar, tatapannya tajam hingga pikirannya keras berpikir, "siapa kau? Dimana aku?"
Xu An Ran bertanya heran ketika mendapati dirinya bersih dari luka memar dan lebam, mustahil jika dirinya saat ini sembuh total karena penyiksaan setahun lamanya dari pelayan pribadinya yang kini sudah menjadi selir Kerajaan Xi Utara.
"Kau berada di langit ke tujuh Xu, Kerajaan milik Raja Akhirat Yan Luo Wang."
"A- apa?" Xu An Ran mendadak kaget dan heran ketika seorang wanita dihadapannya berbicara bahwa dirinya berada di atas langit dan di tempat Raja Akhirat. Bagaimana bisa dia berada di tempat dewa, Xu An Ran bergumam dalam hati, lirihnya begitu sendu ketika ia terkejut akan penuturan sang wanita dihadapannya. Bibirnya bergetar karena ketakutan, "apakah aku sudah mati?"
Wanita tersebut hanya tersenyum, dirinya hanya tertawa kecil ketika melihat ekspresi ketakutan dari diri Xu An Ran, "Feifei, namaku Feifei panggil saja aku Feifei."
"Ah, Feifei. Namaku Xu An Ran."
Xu An Ran mendapati dirinya duduk diatas lantai berbentuk marmer cantik, seperti kaca dengan tembus pandang. Lantai seperti tembus melihat pemandangan langit.
Feifei memegang pundak Xu An Ran, membawanya ke ruang meja perhitungan Raja Yan Luo Wang. Hanya ada tubuh yang berjalan ditemani Feifei memasuki ruangan. Tubuh Xu An Ran begitu cantik dengan memakai baju sutra berwarna putih perak, begitu anggun siapapun yang memandang.
Raja Akhirat sedang menggerutu kesal, rupanya terdapat keributan kecil. Ia melihat buku catatan akhir hidup seseorang manusia dengan menghitung kembali umur yang diperoleh untuk diperhitungkan.
Seseorang pria tampan dengan rambut berwarna putih memakai Tiara emas diatas kursi emas duduk dengan penuh kebingungan. Tubuhnya begitu getir ketika melihat dua buku yang ada di hadapannya. Sebuah buku berwarna biru dan satunya lagi berwarna hitam.
"Tuan, wanita ini adalah Xu An Ran seperti yang tertulis di kitab para dewa."
Feifei menghampiri pria tersebut dengan menyebut nama Raja Akhirat Yan Luo Wang. Wajah Xu An Ran mendadak heran ketika ia mendapati seorang pria bernama Raja Akhirat Yan Luo Wang, "Feifei apakah Raja Akhirat yang kau maksud adalah dia? Kenapa wajahnya sangat tampan dan masih sangat muda."
Feifei tertawa kecil ketika Xu An Ran mempertanyakan tentang wujud Raja Akhirat, "Tuan Luo memang berbeda, rupanya sangat tampan melebihi Dewa lainnya Xu."
"Ehm," Raja Akhirat berdehem dengan apa yang Feifei lontarkan dan tuturkan dihadapan Xu An Ran.
Raja Akhirat beranjak dari tempat duduknya yang berwarna emas, Xu An Ran tidak dapat mengerti kenapa wujud Raja di Akhirat sangat begitu tampan layaknya manusia. Raja Akhirat melihat Xu An Ran dengan paras yang cantik, tangan kanannya memegang bibir tipis disana, hanya ada alis yang mengerut seraya berpikir.
"Aku salah mengambil nyawa seseorang," ucap Raja Akhirat.
Feifei memegang tubuh Xu An Ran, mendadak heran ketika Raja Akhirat berbicara.
"Apa maksudnya Tuan? Bukankah memang Xu An Ran yang tertulis di kitab para Dewa dan Dewi."
Feifei kembali kebingungan, jika ia salah menghitung itu akan sangat fatal karena hukuman langit adalah sebuah hukuman yang bisa membuat Feifei akan turun ke bumi menjadi manusia abadi.
"Ada dua nama Xu An Ran," ucap Raja Akhirat kembali.
"Ada 2 Tuanku? Lalu apakah yang tertulis di dalam kitab adalah Xu An Ran yang ini?" Feifei begitu heran menatap Raja Akhirat Yan Luo Wang. Ia takut akan hukuman langit dan tidak ingin turun ke bumi. Wajah Feifei terlihat panik dan cemas ketika mengatakan akan kesalahan perhitungan.
Xu An Ran menatap Feifei, "Xu An Ran yang mana lagi yang bernama sama denganku?" Tanya Xu An Ran dengan rasa penasaran. Raja Akhirat menggeleng kepala dengan memutar balikkan tubuhnya dengan berjalan dihadapan Feifei dan Xu An Ran. Tangannya mengusap dagu serta dahi, "Xu An Ran yang satunya lagi ada di dimensi lain. Seharusnya perhitungan umurnya berakhir hari ini, sedangkan kau sudah diselamatkan seseorang. Kau hanya mati suri. Seharusnya perhitungan umurmu juga berakhir hari ini, tetapi kehendak langit berkata lain. Kau diberikan kesempatan untuk hidup kembali dan kenapa roh mu berada disini. Itu sama saja aku melakukan dosa besar."
Raja Luo menjelaskan dengan menuruni anak tangga, tubuhnya begitu tinggi dan gagah. Sangat tampan untuk seukuran seorang dewa. Feifei adalah dayang di Kerajaan miliknya, jika Xu An Ran ingin ia hanya ingin tinggal di Kerajaan Langit.
"Aku bisa membaca pikiran dan hatimu Xu," ucap Raja Akhirat Yan Luo Wang dihadapan Xu An Ran. Wajahnya datar serta dingin melihat Xu An Ran yang merona merah. Raja Luo tidak ditakdirkan untuk menikah, Raja yang dianugerahi ketampanan dunia langit dan tidak diperbolehkan menikah.
"Maaf Yang Mulia, jika aku boleh minta permintaan apakah aku bisa tinggal disini sebagai dayangmu saja," Xu An Ran meminta permintaan kepada Raja Akhirat. Tubuhnya tunduk dengan posisi duduk dihadapan Raja Akhirat dan Feifei.
Feifei menatap heran, bagaimana bisa seorang manusia meminta permintaan bodoh kepada Dewa Reinkarnasi. Sedangkan banyak sekali manusia yang menginginkan kehidupan indah untuk kelahiran kembali.
Raja Akhirat menatap Xu An Ran, "apakah kau mau menjadi boneka kaki tanganku di bumi?"
Xu An Ran menatap heran, ia tidak pernah mendengar apa itu istilah boneka kaki tangan, "apa maksudnya Yang Mulia? Aku tidak pernah mendengar istilah boneka."
Raja Akhirat berbalik tubuh kembali ke meja perhitungan, ia membuka beberapa buku catatan manusia. Raja Akhirat kembali duduk di atas kursi berlapis emas, begitu tampan melebihi ketampanan pangeran putra mahkota.
Raja Akhirat kembali melihat Xu An Ran di hadapannya yang sedang bersujud, "Kau akan dilahirkan kembali menjadi Xu An Ran diusia 16 tahun dimana kau belum di jodohkan oleh Pangeran Xi Wu Zhe. Sebenarnya Pangeran Xi Wu Zhe bukanlah putra mahkota yang asli, Permaisuri melahirkan 2 orang putera kembar sebelum Xi Wu Zhe dilahirkan, temukan anaknya. Dia adalah jodohmu yang sebenarnya. Takdir naga emas adalah takdirmu menjadi permaisuri tetapi bukan bersama Pangeran Xi Wu Zhe."
Xu An Ran menatap heran, "ah, ku-ku mohon Yang Mulia aku tidak ingin turun lagi ke bumi aku ingin disini," Xu An Ran tergagap meminta permintaan dengan wajah merah padam. Ia terlanjur ingin tidak turun ke bumi.
Raja Akhirat menggelengkan kepala, "Xu An Ran dimensi lain akan bereinkarnasi kembali untuk menjadi pelayan pribadimu. Ia bernama Lee Shui, carilah nama itu di Negara Zhao. Selama kau menjadi boneka kaki tangan dewa kau dilarang berbuat kejahatan, apabila kau melakukan kejahatan maka tubuhmu akan kaku selama 24jam dan amal baikmu akan terpotong bersama sisa umurmu."
"Ah tidak..tidak Yang Mulia kumohon aku tidak mau," Xu An Ran memohon kepada Raja Akhirat. Mustahil jika Raja Akhirat memberikan kesempatan untuknya di Kerajaan langit ketujuh miliknya kini.
"Kau akan mendapatkan berkat untuk bisa mendengar kata hati setiap orang dan mendengar ucapanku dari langit ke tujuh Xu," ucap Raja Yan Luo Wang.
Feifei memercikan air ke tubuh Xu An Ran, hanya ada rasa kantuk yang Xu An Ran rasakan kini. Kedua matanya tidak mampu bertahan. Ia hanya mencoba memohon Raja Akhirat agar dirinya tidak kembali ke kehidupannya kembali.